Berita duka menyelimuti insan kedokteran di Indonesia. Pendiri dan Dewan Pembina Medical Emergency Rescue Committee ( MER-C), Dr. Joserizal Jurnalis, SpOT, dikabarkan telah tutup usia pada Senin (20/1/2020), pukul 00.38 WIB, seperti yang dikutip dari akun media sosial dan laman resmi MER-C.
Selama hidupnya, dokter yang dikenal sebagai spesialis Bedah Orthopedi dan Traumatologi ini juga merupakan seorang relawan kemanusiaan. Berkiprah sebagai tenaga medis, langkahnya kerap menembus ke daerah konflik dan peperangan demi menyelamatkan nyawa manusia di dalamnya. Kisahnya pun sangat menarik untuk disimak.
Sebagai seorang dokter spesialis, Joserizal sangat aktif di bidang kemanusiaan degan ilmu kesehatan yang dimilikinya. Lewat organisasi kemanusiaan MER-C (Medical Emergency Rescue Committee) yang didirikannya, ia bersama rekan-rekannya berfokus untuk memberikan pertolongan medis kepada mereka di daerah konflik dan peperangan.
Dilansir dari laman resmi Mer-C (mer-c.org), organisasi tersebut telah mengirimkan misi kemanusiaan sejak tahun 2001 hingga 2018. Negara-negara yang dikunjungi saat itu adalah Afghanistan, Irak, Iran, Thailand Selatan, Kashmir di Pakistan, Nabatiyah di Libanon Selatan, Rakhine State di Myanmar, Gaza di Palestina, dan Sudan.
Tak sekedar mengirimkan tenaga medis di daerah konflik, Joserizal bersama MER-C juga berkontribusi di balik berdirinya fasilitas kesehatan berupa rumah sakit di sana. Setidaknya, ada dua Rumah Sakit Indonesia yang telah berdiri, yakni RS Indonesia di Gaza Palestina, dan satu di Rakhine State, Myanmar.
Hingga saat ini, kedua rumah sakit tersebut telah memberikan banyak kontribusi pada mereka yang membutuhkan. Hal ini selaras dengan prinsip MER-C saat pertama didirikan, yakni memberikan bantuan medis dan tenaga kesehatan berdasarkan urgensi tanpa melihat latar belakang agama, etnik, dan politik.
Tak salah bila Joserizal merupakan dokter yang memiliki jiwa kemanusiaan yang tinggi. Pria kelahiran Padang, Sumatra Barat 11 Mei 1963 itu, sedari awal memang telah berjibaku sebagai relawan medis. Hal ini pertama kali dirasakannya saat dikirim ke Maluku Ambon pada tahun 1999 silam akibat konflik. Di sana, dirinya melihat ketimpangan dari pelayanan medis yang diberikan.
Saat dikirim ke Ambon, ia tergabung dalam Tim Medis Mahasiswa Universitas Indonesia (TMM-UI). Dilansir dari Kompas.com (20/01/2020), Joserizal juga pernah memberikan bantuan kesehatan pada aksi 212 tahun 2016 silam. Kini, semua jasa-jasanya kembali teringat setelah dokter berhati mulia itu dikabarkan telah tutup usia.
BACA JUGA: Cerita Rumah Sakit Indonesia di Palestina yang Terkena Serangan Udara Israel
Sosok hebat tersebut kini telah tiada. Kepergiannya meninggalkan kenangan bagi rekan-rekan sekaligus orang-orang terdekatnya. Meski demikian, kiprah dan jasa yang diberikan di masa lalu akan senantiasa hidup dan menjadi teladan bagi yang lainnya. Selamat Jalan dr. Joserizal Jurnalis.
Delapan bulan lamanya keluarga Alvaro Kiano Nugroho (6) mencari anak sekaligus cucu tanpa kepastian jelas.…
Sedang ramai di Indonesia mengenai kasus korupsi yang menyeret nama Ira Puspadewi. Ia adalah mantan…
Di tengah gejolak politik terus menerus yang dipicu oleh presidennya, Amerika Serikat memberi kejutan baru…
Baru di Indonesia, ketika teror mengguncang sebuah institusi pendidikan. Di tengah-tengah pelaksanaan salat Jumat (7/11/2025)…
Ada yang terbang sampai lupa pulang. Seperti itulah harga emas akhir-akhir ini. Terus melambung tinggi…
Kabar gembira untuk warga Arab Saudi, atau mungkin Warga Negara Indonesia yang bermukim di sana.…