Pasca terjadinya bencana gempa dan tsunami di Palu dan sekitarnya, banyak dari mereka yang tergerak untuk datang membantu dan memberikan sumbangan. Selain dari dalam negeri sendiri, sejumlah negara sahabat juga turut berlomba-lomba memberikan uluran tangannya kepada para korban. Tak hanya dalam bentuk materi, tapi juga berupa peralatan penunjang seperti angkutan udara.
Mereka berdatangan dari negara-negara Asia dan Eropa. Seperti Singapura, India, Jepang, Inggris dan Amerika Serikat. Banyaknya tawaran bantuan yang ada, membuat pemerintah menerapkan pembatasan ketat terhadap pada donatur. Bukan apa-apa, hal ini tentu berjaga-jaga agar kejadian seperti yang dialami antara Indonesia dan Australia pada 2015 silam tak terulang kembali.
Bantuan datang dari Amerika Serikat namun ditolak Wapres Jusuf Kalla

Bantuan dari AS dari segi militer di tolak oleh Wapres Jusuf Kalla [sumber gambar]
Negara tetangga pun turut menyumbangkan tenaga dan harta

AU Singapura ikut terjunkan peswat angkut Hercules [sumber gambar]
Selain Amerika Serikat, negeri jiran Singapura juga ikut membantu dengan uang dan peralatan angkut udara. Dilansir dari liputan6.com, Singapore Armed Forces (SAF) akan mengirimkan tenda, jatah makan, dan pasokan medis melalui dua pesawat C-130 yang dioperasikan oleh AU Singapura. Di sana, transportasi udara tersebut akan membantu untuk mengevakuasi warga sipil dari daerah yang terdampak bencana. Selain dalam bentuk peralatan angkut udara, pemerintah Singapura juga memberikan sumbangan sebesar US$ 100.000 atau sekitar Rp 1,5 miliar.
Inggris gelontorkan dana hingga Rp 39 miliar untuk korban bencana

Dubes Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik menyetujui bantuan sebesar Rp 39 miliar [sumber gambar]
Komunitas Yahudi dan relawan Israel akan bantu korban gempa Palu

Bantuan komunitas Yahudi untuk korban gempa dan tsunami Palu [sumber gambar]
Bantuan yang terus mengalir dari negara-negara sahabat

Ilustrasi paket bantuan untuk korban gempa Palu [sumber gambar]
Memang, bantuan bagi korban bencana sangat dibutuhkan. Terutama logistik dan bahan makanan. Yang perlu diperhatikan, jangan sampai uluran tangan tersebut memiliki maksud terselubung di baliknya. Seperti kasus antara Australia dan Indonesia pada 2015 silam. Di mana pemerintahan negeri kanguru itu mengungkit-ungkit bantuan yang diberikan oleh para korban tsunami Aceh. Mudah-mudahan murni dari hati ya Sahabat Boombastis.