Bulan puasa tak hanya soal keagamaan, tapi juga diselingi dengan berbagai aktivitas menarik. Misalnya dengan melakukan permainan-permainan yang khas banget dengan momen ini. Salah satunya misalkan adalah Mercon Bumbung. Bagi anak generasi 90-an, pastilah tak asing lagi dengan permainan dengan menggunakan bambu tersebut.
Mercon bumbung sering dimainkan oleh anak-anak dan remaja pada saat menunggu waktu jelang berbuka puasa. Namun siapa sangka jika permainan sederhana nan legendaris ini ternyata memiliki nilai sejarah di baliknya. Selengkapnya, simak ulasan Boombastis berikut ini.
Mercon bumbung sendiri merupakan sebuah permainan berjenis petasan yang menggunakan bambu sebagai alat utamanya. Guna menghasilkan suara ledakan yang menggelegar, bambu dilubangi terlebih dahulu di ujung pangkalnya dan kemudian dituangi minyak tanah secukupnya sebagai bahan bakar.
Setelah dirasa cukup, lubang kecil yang ada di ujung pangkal bambu disulut dengan api. Udara panas hasil dari minyak tanah yang memuai di dalam bambu, akan menghasilkan letupan keras. Tak hanya menggunakan minyak tanah, ada pula yang memakai karbit agar suaranya lebih mengelegar.
Permainan tradisional seperti mercon bumbung sendiri tak langsung ada begitu saja. Ada sebuah sejarah menarik di balik letupan bambu tersebut. Menurut Pengasuh Pesantren Rakyat Kota Batu, Ulul Azmi mengatakan, mercon bumbung memiliki keterikatan dengan sejarah perjuangan rakyat Indonesia di masa lalu saat melawan bangsa Portugis.
Popularitas mercon bumbung memang lekat dengan mereka yang merupakan generasi tahun sebelum 2000-an ke atas, yakni era 70-an, 80-an, dan 90-an. Permainan ini juga kerap digelar saat bulan Ramadan tiba, di mana waktu sore menunggu jelang jam berbuka puasa menjadi momen yang pas untuk dimainkan.
Tak hanya dari kalangan anak-anak dan remaja, mereka yang dewasa terkadang juga tertarik untuk ikut memainkan mercon bumbung. Bahkan di beberapa tempat, permainan tradisional ini kerap diadu antara bumbung (meriam bambu) satu dengan lainnya. Suara keras nan menggelegar hingga mempertahankan bambu agar tidak terbelah, menjadi acuan sebagai pemenangnya.
Seiring peralihan zaman ke era yang lebih modern, perlahan popularitas mercon bumbung mulai surut. Tak jarang, permainan legendaris ini juga sudah tak lagi menarik karena dianggap ketinggalan zaman. Anak-anak yang tumbuh di era digital, lebih memilih memainkan gadget dan berselancar di dunia maya.
Meski demikian, mercon bumbung mungkin masih bisa ditemui di tempat-tempat tertentu. Terutama di daerah pedesaan. Nah, selama ini masih adakah permainan mercon bumbung di daerah kalian masing-masing Sahabat Boombastis?
BACA JUGA: Nostalgia 6 Petasan Legendaris Ini Pasti Dulu Pernah Meriahkan Bulan Ramadanmu
Permainan mercon bumbung ini hampir banyak ditemui di seluruh wilayah Indonesia. Selain mudah dimainkan, bahan-bahannya juga relatif gampang dicari seperti bambu, minyak tanah, dan kain. Bahkan, di beberapa daerah ada yang menggunakan karbit demi menghasilkan suara bumbung (meriam bambu) yang lebih menggelegar. Jadi kangen masa-masa itu ya Sahabat Boombastis.
Namanya juga penipu. Akan selalu ada cara untuk membuat korbannya tidak berkutik demi merampas harta…
Sunmori atau Sunday Morning Ride adalah salah satu hobi masyarakat Indonesia. Para pemilik kendaraan roda…
Makan Bergizi Gratis (MBG) nampaknya harus secepatnya melakukan penyempurnaan. Pasalnya, masih banyak ditemui beragam kasus…
Paus Fransiskus tutup usia pada hari Senin 21 April 2025. Berita yang cukup mengagetkan mengingat…
Sudah bukan rahasianya Donald Trump saja, seluruh dunia juga tahu kalau umat manusia sedang terancam…
Kasus pelecehan pasien yang melibatkan dokter saat ini marak menjadi buah bibir masyarakat. Kejadiannya nyaris…