Unik Aneh

Mercon Bumbung, Permainan Populer Saat Ramadan era 90an yang Ternyata Punya Kisah Heroik

Bulan puasa tak hanya soal keagamaan, tapi juga diselingi dengan berbagai aktivitas menarik. Misalnya dengan melakukan permainan-permainan yang khas banget dengan momen ini. Salah satunya misalkan adalah Mercon Bumbung. Bagi anak generasi 90-an, pastilah tak asing lagi dengan permainan dengan menggunakan bambu tersebut.

Mercon bumbung sering dimainkan oleh anak-anak dan remaja pada saat menunggu waktu jelang berbuka puasa. Namun siapa sangka jika permainan sederhana nan legendaris ini ternyata memiliki nilai sejarah di baliknya. Selengkapnya, simak ulasan Boombastis berikut ini.

Permainan bambu yang mengeluarkan suara menggelegar layaknya meriam

Mercon bumbung sendiri merupakan sebuah permainan berjenis petasan yang menggunakan bambu sebagai alat utamanya. Guna menghasilkan suara ledakan yang menggelegar, bambu dilubangi terlebih dahulu di ujung pangkalnya dan kemudian dituangi minyak tanah secukupnya sebagai bahan bakar.

Setelah dirasa cukup, lubang kecil yang ada di ujung pangkal bambu disulut dengan api. Udara panas hasil dari minyak tanah yang memuai di dalam bambu, akan menghasilkan letupan keras. Tak hanya menggunakan minyak tanah, ada pula yang memakai karbit agar suaranya lebih mengelegar.

Sejarah mercon bumbung yang punya kisah heroik di masa lalu

Permainan tradisional seperti mercon bumbung sendiri tak langsung ada begitu saja. Ada sebuah sejarah menarik di balik letupan bambu tersebut. Menurut Pengasuh Pesantren Rakyat Kota Batu, Ulul Azmi mengatakan, mercon bumbung memiliki keterikatan dengan sejarah perjuangan rakyat Indonesia di masa lalu saat melawan bangsa Portugis.

Anak-anak memainkan mercon bumbung [sumber gambar]
Karena saat itu Portugis disegani karena kekuatan senjatanya, jadilah mercon bumbung milik rakyat yang digunakan untuk menakut-nakuti mereka. “Ya, mercon bumbung ini telah ada saat bangsa Portugis menduduki wilayah Nusantara pada abad ke 6. Pada saat itulah rakyat mencoba untuk menakut-nakuti dan mereplika senjata modern yang mirip dengan meriam,” ucap Ulul Azmi yang dikutip dari Malangvoice.com (13/05/2019).

Jadi aktivitas yang menyenangkan bagi anak-anak dan remaja di era 90-an

Popularitas mercon bumbung memang lekat dengan mereka yang merupakan generasi tahun sebelum 2000-an ke atas, yakni era 70-an, 80-an, dan 90-an. Permainan ini juga kerap digelar saat bulan Ramadan tiba, di mana waktu sore menunggu jelang jam berbuka puasa menjadi momen yang pas untuk dimainkan.

Tak hanya dari kalangan anak-anak dan remaja, mereka yang dewasa terkadang juga tertarik untuk ikut memainkan mercon bumbung. Bahkan di beberapa tempat, permainan tradisional ini kerap diadu antara bumbung (meriam bambu) satu dengan lainnya. Suara keras nan menggelegar hingga mempertahankan bambu agar tidak terbelah, menjadi acuan sebagai pemenangnya.

Keberadaannya mulai jarang terlihat di era modern seperti saat ini

Seiring peralihan zaman ke era yang lebih modern, perlahan popularitas mercon bumbung mulai surut. Tak jarang, permainan legendaris ini juga sudah tak lagi menarik karena dianggap ketinggalan zaman. Anak-anak yang tumbuh di era digital, lebih memilih memainkan gadget dan berselancar di dunia maya.

Meski demikian, mercon bumbung mungkin masih bisa ditemui di tempat-tempat tertentu. Terutama di daerah pedesaan. Nah, selama ini masih adakah permainan mercon bumbung di daerah kalian masing-masing Sahabat Boombastis?

BACA JUGA: Nostalgia 6 Petasan Legendaris Ini Pasti Dulu Pernah Meriahkan Bulan Ramadanmu

Permainan mercon bumbung ini hampir banyak ditemui di seluruh wilayah Indonesia. Selain mudah dimainkan, bahan-bahannya juga relatif gampang dicari seperti bambu, minyak tanah, dan kain. Bahkan, di beberapa daerah ada yang menggunakan karbit demi menghasilkan suara bumbung (meriam bambu) yang lebih menggelegar. Jadi kangen masa-masa itu ya Sahabat Boombastis.

Share
Published by
Dany

Recent Posts

Skandal Sister Hong, Pura-pura Jadi Wanita Demi Perdayai Kaum Pria dan Harta

Sedang ramai dibicarakan oleh masyarakat Negeri Tirai Bambu, China, seorang pria yang ditangkap gara-gara menyamar…

5 days ago

Bruce Willis Demensia, Tak Ingat Dirinya Aktor Dunia

Bagi aktor kelas dunia, Bruce Willis, dunia terus berputar dan waktu akan terus berjalan. Umur…

6 days ago

Dijuluki ‘Thomas Alva Edisound,’ Inikah Sang Penemu Sound Horeg?

Di balik fenomena dan polemik Sound Horeg yang menggemakan Indonesia, muncul sosok yang kini ramai…

6 days ago

Tom Lembong Siap Banding, Tak Mau Dianggap Penjarah Negara

Babak baru perjuangan Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong dalam menghadapi putusan majelis hakim dalam…

6 days ago

Fenomena Joki Strava, Jasa Lari bagi yang Ingin Mengais Validasi?

Di media sosialnya setiap minggu selalu pamer mampu lari 5 kilometer, tapi saat di kantor…

2 weeks ago

Sabarnya Damkar, Laporan Minta Bantuan Hadapi Ular Gaib pun Didengar

Satuan Pemadam Kebakaran (Damkar) bagaikan pelita di dalam kegelapan. Selalu yang terdepan dalam mendengarkan dan…

2 weeks ago