Menjadi wasit di Indonesia bisa dibilang penuh nestapa, mulai dari dihakimi pemain serta penonton kalau lakukan kesalahan dan sepi job bila tidak mau nurut pengurus. Begitulah agaknya salah satu realita yang bisa ditangkap pada acara Mata Najwa, Rabu, 21 Februari kemarin. Namun, hal tersebut bisa dihindarkan jika mereka (pengadil lapangan) mau berkompromi atau kongkalikong dalam sebuah laga.
Ya, seperti telah banyak diketahui bonus wasit mau terlibat pengaturan skor bisa dibilang punya nilai besar. Bahkan bila disandingkan dengan gaji pokok Aparatur Sipil Negeri (PNS) golongan II tidak ada apa-apanya. Dan, malahan diperlukan waktu 5-7 bulan bayaran mereka bisa menyamai, sekali tampil wasit mau lakukan tindakan match fixing. Tidak percaya kalian? Mari simak ulasan berikut ini.
Sebelum melihat berapa imbalan wasit yang lakukan praktek laknat jagat sepak bola itu, mari kita telusuri berapa sebenarnya uang dikeluarkan untuk lakukan pengaturan skor. Menurut penuturan mantan pelakunya yaitu Bambang Suryo kepada laman Viva.com pada 7 Desember 2018 lalu, mereka yang lakukan match fixing kabarnya akan mengeluarkan dana sampai ratusan juta.
Meski besar uangnya besar, tapi jumlah tersebut harus distribusikan ke beberapa aspek agar jalannya praktek match fixing berjalan lancar. Masih ungkap Bambang Suryo, dalam urusan tersebut, katanya ada yang beberapa ikut dan semua terlibat atau full, mulai dari manajemen, pemain, sampai pengadil lapangan.
Masih terkait hal ini, menurut Dwi Irianto a.k.a Mbah Putih, besarnya dana untuk meminta bantuan melakukan praktek curang tersebut tergantung kemampuan financial klub. Tapi, walaupun begitu ungkap pria paruh baya tersebut tetap ada standar-standarnya. Dimana untuk “Liga 3, 10 sampai 15 juta, sedangkan Liga 2 kemampuannya adalah 20 juta, namun jika klubnya kaya bisa memberikan lebih”. ujar Mbah Putih.
Walaupun tidak sebesar angka-angka tadi, tapi gaji wasit di Indonesia juga capai angka jutaan. Bahkan desas-desus yang beredar menjadi salah satu yang tertinggi di wilayah Asia Tenggara. Menurut Tigor Shalom Boboy yang dikutip Jawapos.com, kini pengadil lapangan tanah air menerima bayaran sebesar 5 juta perlaga.
BACA JUGA: 4 Hal Ini Jadi Alasan Kenapa Memberantas Pengaturan Skor adalah Kemustahilan
Melihat beberapa ulasan, tadi agaknya memang sudah saatnya gaji seorang pengadil lapangan ditingkatkan. Selain agar tidak mencari uang tambahan, mereka yang kecukupan akan memimpin laga lebih tenang lagi. Toh, dalam realitanya memang bayaran mereka dengan resiko yang diterima di atas lapangan terlihat tidak seimbang. Tapi, sebelum itu para wasit yang kini tersandung kasus match fixing memang perlu ditindak, agar serupa tidak terulang.
Dengan duit sejuta bisa masuk surga? Wah, siapa yang nggak mau? Lebih baik bayar demi…
Biasanya, film bertema nasionalisme yang diputar di bioskop-bioskop Tanah Air akan mendapatkan respon positif hingga…
Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani sedang naik daun. Jadi perbincangan banyak orang gara-gara pernyataannya…
Pati bergolak! Kebijakan kenaikan tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) sampai 250%…
Kabar duka mengguncang dunia hiburan Indonesia. Salah satu wajah populer yang selalu mengundang gelak tawa,…
Indonesia kehilangan salah satu putra terbaiknya, Kwik Kian Gie, yang tutup usia di hari Senin…