Nama Teuku Markam mungkin tidak pernah seterkenal Teuku Umar atau Cut Nyak Dien. Tapi, sosok pembesar Aceh itu juga layak dikatakan sebagai pahlawan meskipun tak pernah menghunuskan rencongnya ke muka serdadu Belanda. Ya, Markam berjuang setelah Indonesia merdeka. Bukan untuk menebas pemberontakan atau kembalinya para kompeni laknat, tapi memperbaiki ekonomi Indonesia yang ketika itu rusak parah.
Pria ini memang jebolan militer, tapi perjuangannya sama sekali jauh dari area itu. Markam berjuang melalui hartanya yang berlimpah dan sumbangsihnya benar-benar sangat bermanfaat bagi bangsa. Bung Karno sendiri sangat berterima kasih atas apa yang telah dilakukannya. Sayangnya, meskipun berjuang sedemikian keras bagi Indonesia, pada akhirnya Markam justru terhina oleh bangsanya sendiri.
Lebih jauh tentang Teuku Markam, berikut adalah fakta-fakta unik tentang sosok satu ini yang mungkin belum pernah kamu ketahui.
Di masa-masa Awal kemerdekaan, tak banyak orang Indonesia kepikiran untuk menggeluti bisnis sebagai profesi. Kebanyakan orang masih cenderung pasif untuk masalah ekonomi. Di masa seperti inilah kemudian seorang pria bernama Teuku Markam muncul. Ia bergelut dengan banyak bisnis hingga akhirnya menjadi saudagar yang sukses.
Jujur saja, jika ada hal yang paling menarik dari Monas, hal tersebut sudah jelas adalah 38 kilogram emas yang ada di puncaknya. Selama puluhan tahun orang-orang dibuat terheran-heran dengan ini. Bahkan pertanyaan seperti siapa yang memprakarsai juga kerap muncul. Ya, untuk menjawab semua kekaguman dan pertanyaan tersebut hanya butuh satu nama saja, Teuku Markam.
Tak hanya Monas dan Senayan, ada begitu banyak jasa Markam bagi Indonesia. Tak banyak yang tahu kalau ia sangat pontang panting demi negara. Termasuk sebagai investor utama KTT Asia Afrika yang dari forum ini kemudian merdekalah negara-negara terjajah di dua benua itu. Sangat besar jasanya, tapi pada akhirnya ia tak dianggap apa pun oleh negara.
Penderitaan Markam bukan hanya ketika ia difitnah kemudian dipenjara. Ada satu lagi kezaliman yang menimpa padanya dan dilakukan oleh pemerintah Soeharto. Ya, hal tersebut tak lain adalah diakusisinya semua properti dan harta Markam menjadi milik negara.
Bebas dari penjara bukan menjadi hal yang benar-benar bagus bagi Markam. Ia masih sering mendapatkan pandangan menghina orang-orang karena dianggap sebagai antek PKI. Padahal Markam jelas berjuang keras untuk bangsa ini, juga untuk orang-orang yang memandangnya sinis itu.
Miris kalau mendengar kisah sosok satu ini. Ia berjuang bagi negara, tapi malah mendapatkan perlakuan sangat tidak menyenangkan ini. Markam sendiri mungkin tak pernah bilang dia menyesal, tapi jauh dalam hatinya sosok satu itu pasti berkata jika seperti ini jadinya, maka tak pernah sudi dirinya membantu Indonesia.
Delapan bulan lamanya keluarga Alvaro Kiano Nugroho (6) mencari anak sekaligus cucu tanpa kepastian jelas.…
Sedang ramai di Indonesia mengenai kasus korupsi yang menyeret nama Ira Puspadewi. Ia adalah mantan…
Di tengah gejolak politik terus menerus yang dipicu oleh presidennya, Amerika Serikat memberi kejutan baru…
Baru di Indonesia, ketika teror mengguncang sebuah institusi pendidikan. Di tengah-tengah pelaksanaan salat Jumat (7/11/2025)…
Ada yang terbang sampai lupa pulang. Seperti itulah harga emas akhir-akhir ini. Terus melambung tinggi…
Kabar gembira untuk warga Arab Saudi, atau mungkin Warga Negara Indonesia yang bermukim di sana.…