Aksi penyelundupan memang bukanlah perkara baru di Indonesia. Salah satunya adalah peristiwa Harley dan sepeda Brompton yang sempat menghebohkan publik beberapa waktu lalu. Jika dilihat ke belakang, peristiwa ini juga pernah memunculkan nama Robby Tjahjadi, yang dikenal sebagai penyelundup mobil mewah pada masanya.
Dilansir dari Tirto.id, Robby yang beraksi pada Penghujung 1960-an dan awal 1970, menyelundupkan ratusan mobil mewah dan dinilai merugikan negara. Saking licinnya, aparat penegak hukum yang kala itu di bawah kendali Kapolri Jenderal Hoegeng, bahkan tidak berdaya melawannya. Seperti apa kisahnya? Simak ulasannya berikut ini.
Robby muda yang kala itu baru saja lulus dari SMA Xaverius, Surakarta pada medio 1960-an, memutuskan untuk merantau ke Jakarta di usia 21 tahun. Lima tahun mengadu nasib di ibu kota, ia telah menjadi pemain kakap sebagai penyelundupan mobil mewah pada 1969.
Untuk memuluskan aksinya, Robby menyusun strategi agar siasatnya itu tak terendus oleh pihak Ditjen Bea dan Cukai, yakni dengan menggunakan paspor. Dilansir dari Merdeka.com, benda tersebut digunakan sebagai sarana mengajukan permohonan pembebasan bea masuk atas mobil barang pindahan. Alhasil, ia pun leluasa memasukkan kendaraan mewah dengan leluasa tanpa dicurigai.
Pada tahun 1960-an, ekonomi Indonesia dikenal masih dalam kondisi yang kurang baik . Alhasil, aksi Robby yang menyelundupkan mobil mewah seperti BMW, Roll Royce, Jaguar, Mercedes Benz yang berjumlah ratusan unit dinilai merugikan negara sebesar Rp 716.243.400, di mana pada tahun 60-an jumlah tersebut tergolong sangat luar biasa besar.
Jenderal Hoegeng yang mencium permainan Robby, lantas berusaha menindak dirinya yang dinilai telah melanggar hukum. Sayang, kasusnya terhenti lantaran tak banyak diusut oleh pihak berwajib. Bahkan, Hoegeng sendiri pun tak ikut mengusut kelanjutan kasus Robby Tjahjadi. Hingga pada tanggal 2 Oktober 1971, Jenderal Polisi yang dikenal karena kejujurannya itu dicopot dari posisinya sebagai Kapolri oleh Soeharto.
Seiring berjalannya waktu, Robby kemudian menekuni bisnis tekstil dengan mendirikan PT Kanindotex di Semarang. Usahanya itu tergolong sukses dan membuat dirinya semakin leluasa mendekatkan diri pada golongan pejabat elite Indonesia. Salah satunya adalah mantan Panglima Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Pangkopkamtib), Jenderal Purnawirawan TNI Soemitro yang diangkat sebagai komisaris PT Kanindotex.
BACA JUGA: 5 Fakta Ari Askhara, Dirut Garuda Indonesia yang Dicopot Karena Kasus Harley Davidson
Sosok Jenderal Hoegeng berusaha mengusut kasus penyelundupan tersebut, akhirnya diberhentikan sebagai Kapolri tak lama setelah peristiwa itu terbongkar. Sementara Robby Tjahjadi sang penyelundup, menjelma menjadi pengusaha tekstil sukses hingga akhirnya tersandung kasus kredit macet di Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) sebesar Rp 900 Milyar.
Jakarta banjir, sudah menjadi “acara” tahunan yang membuat banyak warga menjadi lebih “santuy” saat menghadapinya.…
Siapa sangka sebuah pijatan yang bisa merelaksasi dan menyembuhkan penyakit pada orang dewasa, bisa berujung…
Nama selebgram Chandrika Chika terseret pada kasus penyalahgunaan narkoba yang baru-baru ini terungkap. Tidak sendirian,…
Mendapat tunjangan hari raya (THR) dari perusahaan atau tempat kita bekerja, memang sudah biasa. THR…
Kabar duka datang dari keluarga besar Stand Up Comedy Indonesia. Priya Prayoga Pratama atau lebih…
Kecelakaan maut terjadi di Tol Jakarta-Cikampek, Karawang, Jawa Barat, tepatnya pada Km 58, pada hari…