Bagi murid, seorang guru tentu memiliki jasa yang tak bisa diukur. Namun tak banyak yang menyadari hal itu. Hal tersebut pula yang membuat guru mendapat julukan sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Setelah siswa lulus dan menjalani takdirnya masing-masing, begitu jarang ada yang mengingat gurunya dulu.
Namun ternyata, nggak semua siswa mudah lupa pada sosok guru yang telah mengajarnya di masa lalu. Sebut saja nama Chen Ze Rong, seorang pemuda berusia 25 tahun yang baru saja lulus kuliah jurusan kedokteran. Pemuda satu ini ternyata sangat menyayangi dan menghormati gurunya dulu. Dan rasa kasih sayangnya bukan hanya dituturkan dengan kata-kata, namun juga tindakan yang nyata. Calon dokter satu ini rela mendonorkan 67% hatinya demi sang guru SD-nya. Seperti apa sih kisah selengkapnya?
Kisah kebaikan Chen ternyata pertama kali dibagikan oleh Zheng Zi Jing. Dia adalah teman sekelas Chen saat duduk di bangku kelas 5 SD Kuantan, Malaysia. Dan ternyata Zheng juga anak tunggal dari Liang Feng Pin, guru sains SD yang dulu mengajar Chen. Zheng mengaku sama sekali tidak menyangka jika teman baiknya tersebut sampai melakukan hal sejauh itu. Namun, ia mengaku sangat berterima kasih pada Chen dan dukungan dari seluruh keluarganya. Hal itu yang membuat Zheng menyadari jika cinta tidak hanya datang dari hubungan keluarga, tapi dari mana-mana.
Saat mengetahui jika guru SD-nya sedang mengalami masalah dengan organ hatinya dan membutuhkan donor, dengan spontan Chen menawarkan diri. Setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata hasilnya pun cocok. Tak membutuhkan waktu lama hingga akhirnya Chen dan Liang menjalani operasi. Diketahui bahwa transplantasi tersebut dilakukan di salah satu rumah sakit Singapura. Bersyukur keduanya bisa diselamatkannya. Chen dan juga ibu gurunya Liang saat ini sedang dalam masa pemulihan.
Sesaat setelah mendonorkan 67% hatinya, Chen sempat menderita sakit kuning. Namun kondisinya akan membaik setelah hatinya tumbuh kembali. Berita bagusnya lagi, Chen saat ini sudah bisa bernapas tanpa bantuan alat. Ia bahkan sudah bisa duduk. Sementara itu, dokter juga menyampaikan berita baik perihal kesuksesan operasi pada Liang. Menurut keterangan dokter, setelah dilakukan tes darah pada Liang, tidak ada gejala yang menunjukkan bahwa hati Chen menolak tubuh Liang. Kabar tersebut tentu membuat semua pihak merasa lega.
Enam bulan pasca operasi, kondisi Liang memang sempat kritis. Menurut Zheng, ibunya juga masih bergantung dengan peralatan medis. Namun seiring berjalannya waktu, kondisi Liang semakin baik. Zheng pun mengatakan ibunya bisa segera dibawa pulang. Kisah mereka rupanya membuat banyak orang terharu. Tak banyak pemuda yang memiliki hati seperti Chen. Berkat kebaikan hatinya pula, kisahnya jadi viral di sosial media. Bukan hanya di negara asalnya, namun juga di beberapa dunia. Tak sedikit media yang memuat kisahnya sebagai inspirasi.
Membaca kisah Chen mungkin akan membuat kita malu. Sebab, sejauh ini belum ada sesuatu yang khusus bisa kita berikan pada sosok guru. Barangkali, kita juga jarang menyempatkan waktu untuk mengunjungi barang sekadar bersilahturahmi.
Patah hati tampaknya tengah dialami para fans juara ketiga Indonesian Idol musim ke-8 sekaligus vokalis…
Beberapa waktu lalu, viral sebuah video yang memperlihatkan seorang pengemis karena aksinya yang dianggap meresahkan.…
Masyarakat Indonesia sedang berbahagia dan bangga terhadap Tim Nasional (Timnas) Indonesia yang baru saja menorehkan…
Media sosial kini menjadi tempat berbagi cerita dan mencari hiburan, tak heran banyak orang yang…
Jakarta banjir, sudah menjadi “acara” tahunan yang membuat banyak warga menjadi lebih “santuy” saat menghadapinya.…
Siapa sangka sebuah pijatan yang bisa merelaksasi dan menyembuhkan penyakit pada orang dewasa, bisa berujung…