Bisnis burung walet memang menjanjikan keuntungan yang besar jika dilakukan dengan benar. Salah satu caranya adalah dengan menyiapkan tempat sebagai rumah mereka untuk berlindung dan berkembang biak, yang dirancang sedemikian rupa agar mereka tetap bisa berkembang biak secara alami.
Biasanya, bentuk rumah walet berupa gedung kosong yang luas dan tinggi. Semakin besar ukuran, tentu bisa menampung banyak walet untuk berdatangan. Masalahnya, pembuatan rumah tersebut tidak bisa sembarangan. Ada beberapa hal yang perlukan diperhatikan agar walet mau masuk dan bersarang di sana.
Lokasi merupakan hal utama yang harus diperhatikan jika ingin membangun rumah burung walet untuk usaha. Biasanya, hal ini dilakukan di tempat sepi dan terpencil yang banyak terdapat populasi walet di sana. Ada dua cara yang bisa digunakan untuk memelihara walet. Pertama, mendatangkan burung dengan rekaman suara. Kedua, membeli bibit berupa telur walet yang ditetaskan di kandang atau rumah yang telah disediakan.
Jika rumah atau gedung walet berada di wilayah panas dengan suhu lebih dari 30° celcius, ada baiknya jika menggunakan cat tembok berwarna hitam yang melapisi bagian luar gedung. Hal ini berfungsi untuk menyerap hawa panas berlebih yang dikhawatirkan bisa mengganggu produksi walet. Untuk ukuran sangat bervariasi. Bisa gedung 5 lantai atau 2 lantai dengan ketinggian per lantai 2 – 2,5 meter.
Ventilasi sangat berkaitan erat dengan sirkulasi udara di dalam ruangan tempat walet yang nantinya berpengaruh pada suhu ruangan. Pemasangannya bisa disesuaikan dengan lokasi kandang yang dibangun. Jika berada di dataran rendah, jumlah ventilasi bisa diperbanyak sesuai kebutuhan. Untuk dataran tinggi, ventilasi bisa dibuat dengan jarak 4 meter agar suhunya tidak terlalu dingin
Pemasangan ventilasi yang tepat nantinya sangat berpengaruh pada suhu udara di dalam kandang walet yang biasanya berkisar 27 – 29°C. Besaran angka tersebut merupakan ukuran suhu yang biasa terdapat di habitat alami walet seperti gua. Jika tidak disesuaikan, suhu yang terlampau tinggi membuat walet menghasilkan air liur berkualitas buruk. Atau jika terlalu rendah, burung bisa kedinginan dan rawan sakit.
Memastikan kelembapan udara berada pada angka 80 – 90% juga tak kalah pentingnya setelah suhu udara. Hal tersebut sangat berpengaruh pada kualitas sarang yang dihasilkan oleh walet. Caranya bisa dengan membuat kolam di dalam gedung maupun menggunakan wadah berisi air dan pasir yang di atasnya diberi batu bata agar mempercepat proses penguapan.
BACA JUGA: Ayam Pheasant, Hewan Eksotis yang Bikin Pemuda di Sleman Raup Omset Jutaan Rupiah
Jika sudah menghasilkan dan siap panen, harga sarang burung walet di pasar dunia mencapai $2.200 (Rp30 juta) per kilogram dan biasanya di ekspor ke Cina. Jenisnya pun dibedakan dari bentuknya, yakni mangkok yang paling mahal, sudut, dan kemudian patahan. Rata-rata di pasar lokal harganya berkisar di angka Rp7 juta hingga Rp10 juta per kilonya. Jumlah tersebut juga tidak pasti karena sarang burung walet bisa naik turun sesuai permintaan yang ada.
Patah hati tampaknya tengah dialami para fans juara ketiga Indonesian Idol musim ke-8 sekaligus vokalis…
Beberapa waktu lalu, viral sebuah video yang memperlihatkan seorang pengemis karena aksinya yang dianggap meresahkan.…
Masyarakat Indonesia sedang berbahagia dan bangga terhadap Tim Nasional (Timnas) Indonesia yang baru saja menorehkan…
Media sosial kini menjadi tempat berbagi cerita dan mencari hiburan, tak heran banyak orang yang…
Jakarta banjir, sudah menjadi “acara” tahunan yang membuat banyak warga menjadi lebih “santuy” saat menghadapinya.…
Siapa sangka sebuah pijatan yang bisa merelaksasi dan menyembuhkan penyakit pada orang dewasa, bisa berujung…