Categories: Tips

4 Fakta Bajing Loncat, Penjarah Lincah yang Bikin Pengguna Jalan di Jakarta Ketar-Ketir

Bagi warga Jakarta, istilah ‘Bajing Loncat’ tentu sudah nggak asing lagi. Para preman tersebut bukan cuma sangar tampang doang, melainkan segala tindak tanduknya bikin warga pusing bukan kepalang. Keberadaan mereka kerap kali bikin pengguna Jalur Pantura pada was-was. Bagaimana tidak? Para kawanan Bajing Loncat sering sekali menjarah barang korban di lokasi tersebut.

Yang lebih seremnya lagi, untuk melancarkan aksinya mereka nggak segan menggunakan senjata tajam. Itu tuh yang bikin banyak supir lebih memilih pasrah saat barang bawaan mereka digondol. Selain perampok bengis, berikut ini adalah beberapa fakta tentang ‘Bajing Loncat’ yang jadi momok masyarakat Jakarta.

Paling sering beraksi di Jalur Pantura

Ada banyak lokasi tempat di mana para bajing loncat beraksi, namun kelompok ini paling sering beroperasi di Jalur Pantura. Mereka biasanya menyatroni truk besar yang membawa banyak muatan, seperti truk sembako, truk kayu atau kendaraan yang membawa barang berharga lainnya. Cara kerjanya sendiri adalah dengan mengikuti truk korban lantas meloncat dengan gesit ke atas truk.

Bajing Loncat [image source]
Saat itulah mereka akan mengancam sang supir truk dengan senjata tajam. Dengan demikian, mereka bisa langsung menggasak barang-barang bawaan korban. Biasanya, satu kelompok bajing loncat membawa truk besar untuk memindahkan barang curian.

‘Bajing Loncat’ sudah terkenal sejak puluhan tahun lalu

Beragam profesi yang bisa dipilih di Jakarta, namun banyak juga orang-orang yang memilih preman penjarah. Sebut saja Solihin alias Ikin yang sudah sekitar seperempat abad menjalani profesi sebagai bajing loncat. Namun, rupanya pepatah yang mengatakan sepandai-pandainya tumpai melompat pasti akan jatuh juga bukanlah omong doang.

Kawanan bajing loncat sudah ada sejak puluhan tahun lalu [image source]
Terbukti kakek berusia 56 tahun tersebut berhasil dibekuk karena terjatuh saat beraksi. Saat ditangkap, Ikin mengaku jika ia menjadi bajing loncat sejak berusia 32 tahun. Hmm, puas juga nih jalani hidup jadi bajing.

Biasanya memanfaatkan bocah-bocah kecil

Mirisnya lagi, biasanya kelompok bajing loncat juga terdiri dari anak-anak kecil baik laki-laki maupun perempuan yang didalangi oleh satu atau lebih preman dewasa. Anak kecil berusia sekolah tersebut membagi tugas antara mengalihkan perhatian si pengemudi, membuka penutup truk, hingga menguras isi kendaraan korban. Kendaraan yang menjadi korban dari bocah-bocah ingusan ini biasanya adalah mereka yang tengah terjebak macet.

Salah satu aksi bajing loncat kecil yang tertangkap kamera [image source]
Sebelumnya, korban terlebih dahulu diintai oleh preman dewasa yang kemudian akan memberikan kode pada pasukan kecil untuk memulai aksi. Mereka biasanya tak pilih-pilih, apa saja yang memungkinkan akan diambil, seperti sembako, makanan ringan, dongkrak sampai ban bekas.

Nggak ada habisnya

Sejak beberapa tahun silam, polisi selalu melakukan pengejaran pada kelompok-kelompok bajing loncat. Namun nyatanya, keberadaan mereka masih saja ada hingga kini. Beberapa orang ditangkap, yang lainnya masih terus beraksi dengan sigap. Bahkan, kemungkinan para kawanan terus memperbaharui kualitas dengan merekrut orang-orang baru yang jago meloncat dan berani berani melakukan tindakan nekat.

Nggak ada habisnya [image source]
Keberadaan mereka menjadi momok tersendiri bagi para pekerja, terlebih mereka para supir yang mengangkut barang bawaan. Untuk itu, disarankan lebih baik menggunakan truk yang tertutup rapat seperti mobil box. Jika tidak ada, maka pastikan barang bawaan ditutup rapat hingga para penjarah akan kesulitan untuk mengambil barang-barang bawaan.

Jika bajing loncat memang sudah menjadi bagian dari Jakarta, maka lebih baik kita yang lebih berhati-hati. Berdoa sebelum berangkat bekerja, dan memastikan melalui jalan yang ramai, hingga para bajing loncat bakal mikir seribu kali jika nggak ingin diamuk massa.

Share
Published by
Nikmatus Solikha

Recent Posts

Wah Ratusan KK Warga Desa Wunut Klaten Mendapat THR 400 Ribu dari Pendapatan Desa!

Mendapat tunjangan hari raya (THR) dari perusahaan atau tempat kita bekerja, memang sudah biasa. THR…

2 days ago

Idap Anemia Aplastik Sejak Tahun Lalu, Babe Cabita Hembuskan Napas Terakhirnya

Kabar duka datang dari keluarga besar Stand Up Comedy Indonesia. Priya Prayoga Pratama atau lebih…

1 week ago

Kecelakaan Maut KM 58 Tol Cikampek Sebabkan 12 Orang Meninggal Dunia Seketika

Kecelakaan maut terjadi di Tol Jakarta-Cikampek, Karawang, Jawa Barat, tepatnya pada Km 58, pada hari…

2 weeks ago

Misteri Kematian Ibu Muda di Gresik, Uang Raib hingga Saksi Ditemukan Meninggal

Misteri masih menyelimuti kematian seorang ibu muda di Gresik bernama Wardatun Toyyibah. Perempuan berusia 28…

3 weeks ago

Suami Sandra Dewi Jadi Tersangka Kasus Korupsi Penambangan Liar Timah di Bangka Belitung

Pernikahan artis Sandra Dewi dan Harvey Moeis sempat menjadi perbincangan publik karena mewah dan bak…

4 weeks ago

Buka Galangan Dana untuk Ibu, Singgih Sahara Salah Gunakan hingga 200 Juta untuk Pribadi

Nama Singgih Sahara, komika asal Semarang, belakangan menjadi sorotan publik lantaran hal yang dilakukannya membuat…

4 weeks ago