Indonesia seolah tiada habisnya melahirkan generasi – generasi emas yang mempunyai berbagai kelebihan, khususnya di bidang akademis. Namun sayang, hanya karena bermotif latar belakang yang dianggap “bukan pribumi”, tak jarang sosok bertalenta tersebut akhirnya memilih hengkang dan berkarir di luar Indonesia. Meski begitu, kecintaan mereka pada tanah air yang telah “membuang” mereka, tidak lekang terhapus meski harus jauh berpisah.
Kisah semacam ini telah dialami oleh seorang patriot bangsa yang bernama Audrey Yu Jia Hui, gadis asli Indonesia keturunan Tionghoa yang dikenal sangat cerdas dan berbakat. Sempat “tidak dianggap” oleh negara, gadis yang juga seorang penulis buku tersebut tetap mencintai tanah kelahirannya meski dirinya kini berkarir di luar negeri. Seperti apa sosok dirinya dulu dan saat ini? Simak pada ulasan di bawah ini.
Sosok yang lahir pada 1 Mei 1988 tersebut, sedari kecil telah memperlihatkan sejumlah tanda-tanda kecerdasan yang tidak lazim pada anak seusianya. Memasuki usia tiga tahun, dirinya sangat kesulitan mendapatkan teman lantaran “pemikiran aneh” yang ada dalam benaknya. Saat itu, “benih-benih” pola pikir jenius tersebut, dianggap tidak sesuai dan jauh dari hal normal anak-anak bahkan orang dewasa sekalipun.
Gadis jenius yang juga mengagumi tokoh kemerdekaan India, Mahatma Ghandi tersebut, berhasil lulus sekolah dengan cara “melompati” jenjang pendidikan formal yang berlaku di Inodonesia. Tercatat, dirinya berhasil menamatkan pendidikan SMP yang hanya ditempuh satu tahun saja. Bahkan pendidikan SMA-nya hanya ditempuh dalam waktu sebelas bulan.
Karena keinginannya untuk mempunyai teman yang banyak masih menggebu, dirinya pun berencana ingin masuk sebagai anggota TNI. Cita-cita ini terinspirasi dari banyaknya siswa Indonesia yang pernah belajar di Amerika Serikat, memilih masuk militer ketika pulang ke tanah air. Dalam benaknya, lingkungan militer yang mengusung prinsip egaliter atau “semua sama rata” tersebut, dinilai sebagai jalan yang mulus baginya untuk mendapatkan teman atau bahkan kekasih.
Dalam perjalanannya menggapai impian menjadi seorang tentara, dirinya mengakui ada banyak halangan dan penolakan yang harus dihadapinya. Tak hanya itu, dirinya bahkan harus menerima kenyataan pahit, menjadi bulan-bulanan kebencian oleh orang-orang di sekitarnya, Yang miris, dirinya bahkan ditinggalkan dan rencanaya tersebut dianggap sebagai main-main belaka.
Gagal berdinas di kemiliteran, dirinya pun merubah haluan hidupnya menjadi seorang penulis. Tercatat, ada beberapa buku yang telah ditulisnya hingga saat ini. Salah satu yang menarik perhatian adalah bukunya yang berjudul Mencari Sila Kelima atau tong bao dalam bahasa Tiongkok. Dalam buku tersebut, dirinya menekankan bahwa pentingnya nilai-nilai Pancasila untuk diamalkan, bukan sekedar menjadi teori ideologi belaka.
Meski sempat mengalami penolakan oleh bangsanya sendiri, toh hal tersebut tidak membuat seorang Audery Yu Jia Hui lantas membenci Indonesia. Berbekal kejeniusan dan semangatnya akan nilai luhur pancasila, dirinya berusaha bangkit dan menepis segala tuduhan yang menyudutkan dirinya. Bahkan, melalui karya tulisnya, dirinya mampu menjadi contoh nyata yang membuka mata hati pribumi Indonesia, tentang bagaimana menghayati Pancasila tanpa harus membenci latar belakang etnis tertentu.
Namanya juga penipu. Akan selalu ada cara untuk membuat korbannya tidak berkutik demi merampas harta…
Sunmori atau Sunday Morning Ride adalah salah satu hobi masyarakat Indonesia. Para pemilik kendaraan roda…
Makan Bergizi Gratis (MBG) nampaknya harus secepatnya melakukan penyempurnaan. Pasalnya, masih banyak ditemui beragam kasus…
Paus Fransiskus tutup usia pada hari Senin 21 April 2025. Berita yang cukup mengagetkan mengingat…
Sudah bukan rahasianya Donald Trump saja, seluruh dunia juga tahu kalau umat manusia sedang terancam…
Kasus pelecehan pasien yang melibatkan dokter saat ini marak menjadi buah bibir masyarakat. Kejadiannya nyaris…