Categories: Tips

Beginilah Potret Penduduk Timor Leste yang Memilih Bertumpah Darah Indonesia, Miris!

Siapa sangka jika perpisahan NKRI dengan Timor Leste, nyatanya juga disesalkan banyak orang di sana. Perlu kamu tahu nih, dulu di masa pergolakan sebelum perpisahan, ada orang-orang sana yang getol menyuarakan persatuan dua negara ini, namanya adalah Batalion Milisi Aitarak. Mereka berjuang bersama TNI untuk mempertahankan wilayah beribu kota Dili itu untuk tetap bersama Indonesia.

Sayangnya, pada akhirnya usaha ini gagal dan membuat orang-orang Milisi Aitarak pun melakukan eksodus ke Indonesia. Mereka ini orang-orang asli Timor Timur yang sangat cinta Indonesia. Sehingga apa pun yang terjadi, ke Indonesia lah mereka akan pulang. Sayangnya, usaha besar mereka yang ingin mempersatukan Indonesia-Timtim itu tak pernah dipandang sebagai sesuatu yang penting. Hari ini, orang-orang berdarah Timor Leste tapi memilih NKRI itu tak bernasib baik di Indonesia.

Mereka sempat pernah menyesal kenapa memilih Indonesia kalau seperti ini kehidupannya sekarang. Namun, para pejuang itu pada akhirnya tak lagi peduli. Kondisi boleh miris, asal tumpah darah masih Indonesia.

Berjuang Agar Tak Pisah dari Indonesia

Tersebutlah pria bernama Jose Ximenes Siqueira Da Costa yang merupakan salah seorang anggota Milisi Aitarak yang kini tinggal di Indonesia. Dari dulu Jose dan teman-temannya yang lain memang tak pernah setuju kalau Timtim lepas dari Indonesia dengan berbagai alasan. Tergerak hatinya akan semangat persatuan, ia pun aktif dan getol sekali menyuarakan anti perpisahan.

Jose Ximenes Siqueira Da Costa [Image Source]
Aksinya sangat dikecam, terutama oleh orang-orang Timtim yang pro perpisahan. Jose dan teman-temannya dianggap duri dalam daging karena ketidaksetujuannya. Nyawanya pun juga jadi incaran para pihak yang mendukung pisah itu.

Melupakan Timor Leste dan Memeluk Indonesia

Jose yang begitu dimusuhi bahkan diincar untuk dibunuh, akhirnya tak punya pilihan lain selain pergi ke Indonesia setelah Timtim berhasil pisah. Kecintaannya terhadap NKRI melebihi rasa sayangnya kepada kampung halaman. Kemudian beserta istri dan anak serta para teman-teman seperjuangan, Jose pindah ke Indonesia dan menempati wilayah perbatasan di NTT.

Lebih memilih Indonesia [Image Source]
Hal yang lebih menyakitkan, tak lain adalah keluarga besar Jose yang ternyata lebih memilih menetap di Timor Leste. Berat rasanya hidup Jose terpisah dari keluarga meskipun ada anak dan istri. Tapi, semua itu diabaikannya atas dasar cinta kepada Indonesia.

Cinta Indonesia Tak Berarti Bahagia

Cerita perjuangan Jose mungkin hanya akan jadi cerita pengantar tidur untuk anaknya sendiri. Tapi, kisah itu bagaimana pun layak untuk diapresiasi. Setidaknya, ketika Jose dan teman-teman memilih Indonesia, mereka mendapatkan kehidupan yang layak. Tapi, pada kenyataannya tidaklah demikian.

Cinta Indonesia bukan berarti bahagia [Image Source]
Jose dan sebagian eks Timor Leste lainnya tinggal di tanah pinjaman dengan bangunan seadanya. Hidupnya pun juga tak benar-benar lebih baik. Dalam kondisi seperti ini apalagi lihat anak dan istri, sempat beberapa kali Jose kepincut pulang ke keluarganya di Timor Leste. Ia memang melakukan itu, tapi pada akhirnya kembali lagi setelah beberapa minggu. Ketika kembali menginjak Indonesia, Jose mengatakan sesuatu yang mungkin bisa jadi pelajaran buat kita. Ia berkata, “Saya terlalu sayang merah putih. Saya tidak menyesal memilih NKRI walaupun sengsara begini. Kalau menyesal, saya sudah selamanya pulang ke Timor Leste.”

Pulang ke Timor Leste mungkin jadi solusi untuk hidup lebih baik bagi Jose dan teman-teman. Tapi, di sisi lain, mereka pun juga tidak akan pernah mudah pula untuk hidup di sana. Sebagian orang ternyata masih ingat cerita pengkhianatan Jose yang dulu getol mempersatukan Indonesia-Timtim. Jose dan yang lainnya bisa dibunuh karena dendam lama tersebut.

Cinta NKRI Meskipun Air dan Listrik Miris

Jose dan beberapa teman eks Timor Leste lain tinggal di tanah pinjaman dengan bangunan seadanya. Jadi, mereka tak punya hak sejengkal pun atas tanah yang dipakainya. Hal ini membuat posisi mereka susah dan serba tidak pasti. Bisa saja karena satu dan lain hal orang-orang seperti Jose diusir.

Air dan listrik miris [Image Source]
Tak hanya hidup dalam serba ketidakpastian, mereka juga harus bertahan dengan kemirisan karena minimnya fasilitas penting seperti air dan listrik. Di beberapa perkampungan eks Timor Leste memang sampai saat ini belum ada listriknya. Air pun begitu, beberapa sumur kering. Salah seorang teman Jose bernama Luis berharap pemerintah mau membantu mereka. “Listrik dan air bersih. Itu saja, tak lebih,” ujar Luis.

Berkaca dari jasa dan semangat kecintaan mereka kepada pertiwi, maka sepertinya sudah selayaknya pemerintah lebih memperhatikan dan mengapresiasi orang-orang ini. Mereka rela dimusuhi kaumnya sendiri bahkan mungkin meninggalkan keluarga besarnya, hanya demi Indonesia. Terlepas dari hal yang miris yang mereka alami, kisah orang-orang Timtim yang cinta dengan Indonesia ini harusnya bisa menginspirasi semangat kebangsaan kita.

Share
Published by
Rizal

Recent Posts

Skandal Sister Hong, Pura-pura Jadi Wanita Demi Perdayai Kaum Pria dan Harta

Sedang ramai dibicarakan oleh masyarakat Negeri Tirai Bambu, China, seorang pria yang ditangkap gara-gara menyamar…

2 days ago

Bruce Willis Demensia, Tak Ingat Dirinya Aktor Dunia

Bagi aktor kelas dunia, Bruce Willis, dunia terus berputar dan waktu akan terus berjalan. Umur…

3 days ago

Dijuluki ‘Thomas Alva Edisound,’ Inikah Sang Penemu Sound Horeg?

Di balik fenomena dan polemik Sound Horeg yang menggemakan Indonesia, muncul sosok yang kini ramai…

4 days ago

Tom Lembong Siap Banding, Tak Mau Dianggap Penjarah Negara

Babak baru perjuangan Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong dalam menghadapi putusan majelis hakim dalam…

4 days ago

Fenomena Joki Strava, Jasa Lari bagi yang Ingin Mengais Validasi?

Di media sosialnya setiap minggu selalu pamer mampu lari 5 kilometer, tapi saat di kantor…

1 week ago

Sabarnya Damkar, Laporan Minta Bantuan Hadapi Ular Gaib pun Didengar

Satuan Pemadam Kebakaran (Damkar) bagaikan pelita di dalam kegelapan. Selalu yang terdepan dalam mendengarkan dan…

2 weeks ago