Pemilihan kepala negara bisa menjadi ajang kepentingan bagi banyak pihak. Situasi politik yang semakin panas bukannya perlahan diredakan malah dibuat semakin menjadi-jadi, salah satunya adalah dengan beredar sebuah tabloid bertajuk ‘Indonesia Barokah’.
Tabloid ini pertama kali terbit pada Desember 2018 lalu di sejumlah daerah Jawa Barat dan Jawa Tengah. Penyebaran yang dilakukan di sejumlah masjid dan pondok pesantren ini menimbulkan kekhawatiran banyak pihak. Pasalnya, tabloid yang khusus membahas politik ini dinilai tendensius (menyerang) pihak capres no 02. Seperti apa sih sebenarnya isi dan asal usul keberadaan tabloid ini? Yuk, simak ulasan berikut!
Melansir detik.com, tabloid ‘Indonesia Barokah’ ini pertama kali dikirimkan secara misterius dan tanpa pesan melalui kantor pos. penyebarannya lebih banyak di daerah Jawa Tengah dan Jawa Barat, dari Tasikmalaya, Banjarnegara, Gunungkidul, hingga Blora. Di beberapa kantor pos daerah yang sudah disebutkan di atas, ada ratusan bahkan ribuan eksamplar yang nantinya akan didistribusikan kepada warga.
Mengenai pengirim dari tabloid tersebut masih belum diketahui. Hanya saja, alamat pengirimnya tercatat ada di Bekasi, karena tulisan “Redaksi tabloid Indonesia Barokah, Pondok Melati, Bekasi (Jawa Barat)” yang ada di amplopnya.
Kehadiran tabloid ‘Indonesia Barokah’ ini mengingatkan kita kepada majalah Obor Rakyat yang pernah booming menjelang pilpres tahun 2014 lalu. Bedanya, jika Obor Rakyat menyerang Joko Widodo yang menjadi capres kala itu, ‘Indonesia Barokah’ sebaliknya –menyerang Prabowo dan Sandiaga–.
Selain itu, isi dari Obor Rakyat tak lain adalah berita hoaks dan provokatif yang akhirnya dibawa ke meja hijau. Kehadiran Obor Rakyat kala itu juga membuat Pimpinan Redaksi (Pimred) dan Redakturnya terkena vonis penjara 8 bulan, seperti dilansir dari tirto.id.
Kehadiran tabloid ‘Indonesia Barokah’ ini memantik pro dan kontra dari sejumlah tokoh masyarakat. Pihak pemenangan Prabowo-Sandiaga sendiri mengatakan bahwa mereka telah melaporkan majalah tersebut karena redaksinya yang tidak jelas dan dianggap menyudutkan mereka.
Di sisi lain Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf, Ace Hasan Syadzily mengatakan bahwa isi dari tabloid itu hanya berita mainstream yang tidak menyudutkan pihak manapun. Sehingga penyebarannya juga tak perlu dikhawatirkan.
Pro dan kontra muncul karena spekulasi berbeda dari masing-masing timses pilpres 2019. Dari judul yang nyerempet Reuni 212, bahasan Hizbut Tahrir Indonesia, serta artikel ‘Obor Rakyat, Asal Usul Fitnah Jokowi dan Antek Asing’ dan Khawarij Awak Radikalisme Atas Nama Islam’ membuat ada yang berasumsi bahwa tabloid tersebut merupakan kampanye hitam pemilu mendatang.
Pada akhirnya hal ini membuat Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) turun tangan dan buka suara. Di daerah seperti Tasikmalaya, kiriman tersebut dicekal sementara dan akan diselidiki lebih jauh mengenai siapa pengirim dan tujuan penyebarannya.
BACA JUGA: Mirisnya Realita Politik Masa Kini, dari Perang Mulut Hingga Bongkar Makam Karena Beda Pilihan
Terbitnya tabloid ini tentu hanya menjadi booming sesaat dan menepatkan dengan adanya pemilihan presiden pada April mendatang. Entah itu menghina, menfitna, atau tidak pun pasti ada kepentingan politik di dalamnya. Nah, tugas kita sebagai netizen adalah memilah milih info dan tidak percaya begitu saja ya, Sahabat. Dan poin paling penting adalah jangan terpecah belah hanya karena pesta demokrasi yang akan kita hadapi beberapa bulan ke depan ini.
Siapa sangka sebuah pijatan yang bisa merelaksasi dan menyembuhkan penyakit pada orang dewasa, bisa berujung…
Nama selebgram Chandrika Chika terseret pada kasus penyalahgunaan narkoba yang baru-baru ini terungkap. Tidak sendirian,…
Mendapat tunjangan hari raya (THR) dari perusahaan atau tempat kita bekerja, memang sudah biasa. THR…
Kabar duka datang dari keluarga besar Stand Up Comedy Indonesia. Priya Prayoga Pratama atau lebih…
Kecelakaan maut terjadi di Tol Jakarta-Cikampek, Karawang, Jawa Barat, tepatnya pada Km 58, pada hari…
Misteri masih menyelimuti kematian seorang ibu muda di Gresik bernama Wardatun Toyyibah. Perempuan berusia 28…