Dalam dunia militer, keberadaan sniper atau penembak jitu memang memiliki peran sangat penting. Dalam sejarah, begitu banyak sekali sosok sniper yang sangat disegani, salah satunya Simo Hayha. Bisa dibilang jika Simo merupakan sniper nomor wahid yang pernah ada di dunia.
Bagaimana tidak? Tanpa bisa dideteksi, ia bisa meruntuhkan banyak pasukan. Sejarah juga mencatat bahwa Simo paling banyak merenggut nyawa tentara lawan. Seperti apa sebenarnya Simo Hayha? Berikut ini adalah ulasannya.
Pada tahun 1939, Uni Soviet menyerang Finlandia. Perang pun tak bisa dihindari meski saat itu kondisi tengah bersalju. Suhu juga hanya berkisar minus 20 hingga minus 40 derajat. Dalam masa perang tersebut, setidaknya ada 505 nyawa tentara Uni Soviet yang melayang di tangan Simo. Sejumlah itu tewas berkat senapan standar yang dia gunakan. Selain menggunakan senapan, Simo juga sempat menggunakan Suomi KP/-31 untuk membunuh 200 pasukan lawan.
Jika ditotal, setidaknya ada 705 nyawa yang melayang di tangannya. Sebuah rekor menakjubkan dari seorang penembak jitu, terlebih lagi Simo melakukan pembunuhan tersebut dalam jangka waktu kurang dari 100 hari. Selama peperangan, Simo menggunakan pakaian serba putih, hingga akhirnya ia pun dijuluki White Death, atau malaikat maut putih.
Simo dikenal sebagai tentara yang bertugas di era Perang Musim Dingin, antara Rusia dan Finlandia, berkisar antara tahun 1939-1940. Pada zaman tersebut, senapan yang digunakan untuk perang masih ala kadarnya. Simo sendiri menggunakan senapan primitif yang sama sekali tidak memiliki lensa bidik seperti halnya sniper modern.
Lebih hebatnya lagi, fisik Simo begitu kuat bertahan di musim dingin yang suhunya mencapai minus 40 derajat. Selama perang yang berlangsung selama tiga bulan, tidak ada seorang pun yang menyadari keberadaan Simo. Saat bertempur, Simo biasanya berdiam di satu tempat dan menghabisi semua lawan di medan perang.
Mendengar kabar bahwa Finlandia memiliki tentara dengan skill menembak yang hebat, Rusia pun mencoba mengirim seorang penembak jitu sebagai sniper yang dipercaya bisa menandinginya. Tapi nyatanya, sniper asal Rusia tersebut justru pulang tinggal nama. Tidak terima dengan kematian tersebut, sang panglima pun mengirim beberapa sniper handal sekaligus.
Namun, setelah keberangkatan mereka di medan pertempuran, justru tak ada kabar sama sekali dari mereka. Pada akhirnya, Rusia pun mengirimkan satu batalion untuk membunuh Simo. Seperti sebelumnya, lagi-lagi semua pasukan tidak bisa menemukan lokasi Simo, dan jutru mati konyol terkena bidikan seorang sniper paling tangguh di Finlandia tersebut.
Selain memiliki penglihatan setajam elang dan kemahiran menggunakan senapan, ternyata Simo memang dikenal sebagai penembak yang cerdas. Selama perang, ia sengaja menggunakan pakaian serba putih, bahkan ia juga menggunakan topeng putih.
Hal itu berguna untuk bersembunyi di tumpukan salju, hingga keberadaannya pun sulit terlihat. Saat beraksi, Simo juga memasukkan salju dalam mulutnya agar uap hangat tidak keluar dari napasnya. Trik tersebut rupanya terbukti membuat lawan kuwalahan. Segala macam usaha yang dilakukan musuh ternyata tidak mampu menyingkirkan Simo.
Sepandai-pandainya tupai melompat, pasti akan jatuh juga. Pada 6 Maret 1940, seorang tentara lawan berhasil menembak mulut Simo. Kondisinya saat itu begitu mengerikan. Saat ditemukan dan diangkut oleh rekan sesama tentara Finlandia, sebagian wajah Simo hilang.
Ajaibnya, saat itu pria tersebut masih bertahan hidup, meski sempat tak sadarkan diri selama 13 hari. Saat terbangun dari koma, Simo menemukan hal yang dramatis, di mana pihak Rusia dan Finlandia sepakat untuk berdamai dan mengakhiri perang. Meski selamat, Simo mengalami cacat wajah permanen.
Nama Simo begitu dikenal selepas perang tersebut. Banyak media yang menemuinya untuk melakukan wawancara. Ditanya perihal rahasianya untuk menjadi seorang sniper handal, jawaban Simo sangat sederhana, yaitu ‘latihan’. Sementara itu, ketika seorang wartawan bertanya apakah dia menyesal telah membunuh banyak orang? Simo mengaku jika ia hanya menjalankan tugas negara.
Bagaimana pun juga, dia akan melakukan tugas tersebut sebaik mungkin. Sosoknya makin dikagumi, bahkan setelah perang berakhir. Simo juga menginspirasi band metal asal Swedia saat menciptakan lagu berjudul White Death.
Itulah secuil kisah Simo Hayha, sniper gahar yang bahkan memukul mundur satu batalion seorang diri. Seperti dikatakan Simo sebelumnya, kemampuan hebat seseorang hanya bisa diperoleh dengan cara ‘latihan’. Semoga kisah di atas menginspirasi untuk rajin berlatih apapun bidang kita.
Jakarta banjir, sudah menjadi “acara” tahunan yang membuat banyak warga menjadi lebih “santuy” saat menghadapinya.…
Siapa sangka sebuah pijatan yang bisa merelaksasi dan menyembuhkan penyakit pada orang dewasa, bisa berujung…
Nama selebgram Chandrika Chika terseret pada kasus penyalahgunaan narkoba yang baru-baru ini terungkap. Tidak sendirian,…
Mendapat tunjangan hari raya (THR) dari perusahaan atau tempat kita bekerja, memang sudah biasa. THR…
Kabar duka datang dari keluarga besar Stand Up Comedy Indonesia. Priya Prayoga Pratama atau lebih…
Kecelakaan maut terjadi di Tol Jakarta-Cikampek, Karawang, Jawa Barat, tepatnya pada Km 58, pada hari…