pengangguran
Salah satu indikator kemajuan suatu negara adalah memiliki pendidikan yang baik. Selanjutnya memiliki penduduk yang mampu melanjutkan ke bangku kuliah hingga lulus. Sayangnya indikator tersebut kadang meleset jika sudah berhadapan dengan pekerjaan. Lulusan yang banyak namun menganggur sama saja tidak berguna.
Di zaman serba modern seperti sekarang, pekerjaan adalah sesuatu yang penting. Meski ijazah masih menjadi pertimbangan, skill atau kemampuan lah yang jadi hal paling dihargai. Tanpa skill dan kemampuan, meski lulusan kampus ternama akan tersisih. Seperti yang terjadi di lima negara besar ini. Meski sarjananya banyak, yang nganggur pun juga tak habis-habis.
Secara pendidikan, India masih berada jauh di atas Indonesia. Orang-orang di negeri ini banyak sekali yang terdidik hingga masalah kuliah adalah hal yang penting. Meski India dikenal lebih unggul, lapangan pekerjaan di sana sangat susah didapatkan. Akibatnya, tak kurang dari 50% lulusan kampus di India akhirnya menganggur dan tidak mendapatkan pekerjaan yang layak.
Secara pendidikan, teknologi, dan juga budaya, Korea Selatan memang berada di atas angin. Namun, dalam hal menyediakan lapangan pekerjaan, negara ini mulai kesulitan. Bahkan setiap tahun ada 410.000 pemuda di atas 20 tahun yang menganggur. Sementara itu sekitar 35% lulusan harus bekerja tak sesuai dengan jurusannya, beberapa malah seperti dipaksa dengan upah yang sangat minim.
Setidaknya nyaris 20% lulusan muda atau siapa saja yang telah mendapatkan gelar sarjana dan master tidak mendapatkan pekerjaan. Satu dari lima sarjana menganggur karena tak mampu bersaing dalam mendapatkan pekerjaan. Selain itu, dalam beberapa tahun terakhir Yunani juga sedang dilanda krisis keuangan hebat yang membuat negaranya nyaris ambruk dan tak bisa menjalankan pemerintahan.
Ada tiga hal yang bisa dilakukan oleh lulusan muda di Spanyol jika ingin mendapatkan pekerjaan. Pertama adalah menambah skill yang mereka miliki dengan kursus atau cara lainnya. Kedua adalah pergi keluar negeri untuk mendapatkan pekerjaan yang relatif banyak. Terakhir adalah membuat lapangan pekerjaannya sendiri melalui wirausaha.
Turki benar-benar darurat pengangguran yang teredukasi. Hingga awal tahun 2016 saja, negara ini sudah memiliki lebih dari satu juga sarjana menganggur. Kenyataan ini terus memburuk karena sepanjang tahun akan ada jutaan orang yang akan lulus dan membanjiri lapangan pekerjaan di Turki yang tak terlalu banyak.
Indonesia sendiri memiliki sekitar 12% lulusan yang tak mendapatkan pekerjaan. Jumlah ini terus meningkat sepanjang tahun mengingat ekonomi Indonesia pun sedang lesu. Sungguh ironi ketika melihat perjuangan saat kuliah hingga lulus namun akhirnya menganggur juga. Menurut Boombastis, ijazah dan skill itu lebih penting mana?
Namanya juga penipu. Akan selalu ada cara untuk membuat korbannya tidak berkutik demi merampas harta…
Sunmori atau Sunday Morning Ride adalah salah satu hobi masyarakat Indonesia. Para pemilik kendaraan roda…
Makan Bergizi Gratis (MBG) nampaknya harus secepatnya melakukan penyempurnaan. Pasalnya, masih banyak ditemui beragam kasus…
Paus Fransiskus tutup usia pada hari Senin 21 April 2025. Berita yang cukup mengagetkan mengingat…
Sudah bukan rahasianya Donald Trump saja, seluruh dunia juga tahu kalau umat manusia sedang terancam…
Kasus pelecehan pasien yang melibatkan dokter saat ini marak menjadi buah bibir masyarakat. Kejadiannya nyaris…