Menghilangkan stigma negatif [image source]
Bicara tentang preman, yang ada di otak kita pasti adalah kesan gahar, dan tidak punya belas kasihan. Memang para preman ini terkenal sebagai pembuat onar di masyarakat jadi bukan hal aneh kalau stigma tersebut melekat pada mereka. Mulai dari pemalakan, curanmor dan berbagai jenis kejahatan jalanan pernah mereka lakukan.
Tetapi pemandangan berbeda bakal kita lihat di ramadhan tahun ini. Pasalnya para preman di Purwakarta siap terjun ke jalan demi membersihkan masjid dan mushola yang ada di sekitar. Awalnya mungkin merasa takut, namun lama-kelamaan para warga juga ikut berbondong-bondong membantu para preman. Bagaimana ratusan preman itu tiba-tiba insyaf? Simak ulasan berikut.
Preman masuk masjid, mendengar itu tentu kita bakal begidik. Takutnya mereka melakukan hal-hal nggak baik. Namun di Purwakarta, hal itu merupakan pemandangan yang akan selalu ditemukan saat bulan ramadhan. Tapi, ratusan preman ini dengan senjata tajamnya bukan ingin memalak atau menodong, melainkan ingin membabat rumput liar yang tumbuh di sekitar masjid.
Ternyata itu semua juga berkat inisiatif dar kang Dedi selaku bupati Purwakarta. Beliau mengaku sangat terkejut lantaran banyaknya jumlah preman yang ikut dalam kegiatan tersebut. Awalnya kang Dedi membayangkan mungkin hanya akan ada puluhan preman saja yang bakal kerja bakti massal, ternyata sampai pada angka ratusan. Uniknya, kang Dedi mengomandoi langsung para preman ini dalam melakukan kerja baktinya di desa-desa.
Meski awalnya warga merasa kaget bahkan ada yang takut, ternyata lambat laun mereka mengerti kalau para preman ini tidak datang untuk tawuran. Melihat semangat dari para preman dalam membersihkan masjid dan mushola ini membuat para warga jadi ikut terpanggil dalam membantu mereka. Akhirnya dengan bergotong royong, baik preman maupun warga bersatu membuat lingkungan sekitar jadi lebih bersih.
Tujuan utama dari diadakannya kegiatan ini adalah untuk menghilangkan stigma negatif dari para jawara dan preman ini yang sering dianggap gahar dan jahat. Selain itu juga untuk memeriahkan kegiatan bulan suci ramadan yang penuh berkah, sehingga para preman ini diberdayakan untuk merangkul warga membangun lingkungan.
Kalau begini, jadi sangat adem lihatnya. Keharmonisan para jawara, preman dan masyarakat itu membuktikan bahwa kerukunan dapat terjalin meskipun dari berbagai latar belakang yang berbeda. Ternyata meskipun memiliki tampang yang sangar, mereka juga peduli pada lingkungan juga.
Namanya juga penipu. Akan selalu ada cara untuk membuat korbannya tidak berkutik demi merampas harta…
Sunmori atau Sunday Morning Ride adalah salah satu hobi masyarakat Indonesia. Para pemilik kendaraan roda…
Makan Bergizi Gratis (MBG) nampaknya harus secepatnya melakukan penyempurnaan. Pasalnya, masih banyak ditemui beragam kasus…
Paus Fransiskus tutup usia pada hari Senin 21 April 2025. Berita yang cukup mengagetkan mengingat…
Sudah bukan rahasianya Donald Trump saja, seluruh dunia juga tahu kalau umat manusia sedang terancam…
Kasus pelecehan pasien yang melibatkan dokter saat ini marak menjadi buah bibir masyarakat. Kejadiannya nyaris…