Categories: Trending

Cocos, Pulau Kecil Milik Australia yang Mayoritas Muslim dan Berpenduduk Orang Indonesia

Cocos, Pulau satu ini bisa dibilang sangat asing bagi orang-orang Indonesia. Jangankan bagaimana dalamannya, letaknya saja kemungkinan banyak yang tidak tahu. Ketidaktahuan seperti ini sebenarnya sangat disayangkan banget. Pasalnya, Cocos bisa dianggap sebagai salah satu bagian dari kita, Indonesia.

Ya, kita dan Pulau Cocos memang memiliki semacam keterkaitan. Terutama karena penduduknya yang rata-rata berdarah Indonesia, serta memiliki kemiripan bahasa dan juga bahasa. Belum lagi soal agama, di sana ternyata juga mayoritas memeluk Islam serta mempunyai kemiripan budaya keagamaan sama seperti di Indonesia. Sayangnya, Cocos sendiri adalah milik Australia meskipun jaraknya sebenarnya lebih condong ke Indonesia.

Tentang kesamaan di atas, kamu mungkin bertanya-tanya kenapa bisa begitu. Ya, ternyata ada sebuah sejarah yang terjadi di masa lalu sehingga pada akhirnya menciptakan hal unik tersebut. Selengkapnya, berikut adalah seluk-beluk Pulau Cocos yang mungkin belum kamu ketahui.

Mayoritas Penduduknya Orang Melayu Indonesia

Dilihat dari teritorialnya, Pulau Cocos bukanlah wilayah Indonesia. Tapi, ketika kita pergi ke sana, rasanya seperti tak ke mana-mana. Alasannya tak lain karena orang-orang sana yang tipikal fisiknya sama dengan kita. Ya, memang, pulau Cocos ini dihuni oleh orang-orang Melayu. Lebih tepatnya Melayu Indonesia.

Penduduk Pulau Cocos [Image Source]
Akan dijelaskan nanti kenapa banyak orang Melayu di sini, namun yang jelas eksistensi saudara satu ras ini jadi mayoritas di Pulau Cocos. Menurut data nih, daerah ini 70 persennya adalah orang-orang Melayu, sedangkan sisanya adalah mereka yang berasal dari Eropa. Uniknya, para penduduk beda ras ini menempati wilayah yang tak sama. Untuk mereka yang Melayu menempati wilayah bernama Home, sedangkan masyarakat Eropanya tinggal di West Island.

Sejarah Orang Melayu di Pulau Cocos dan Kenapa Jadi Bagian Australia

Mungkin kamu bertanya-tanya kenapa bisa ada orang Melayu di pulau antah berantah ini. Ya, hal tersebut tak lain karena pengaruh peristiwa bersejarah di masa lalu. Jadi, dulu sekali sekitar tahun 1800an, seseorang asal Skotlandia bernama Alexander Hare, membawa orang-orang Melayu untuk dipekerjakan di sini. Jumlahnya cukup banyak dan rata-rata berasal dari Indonesia, mulai dari Malaka, Sumatera, Batavia, Cirebon, dan lain sebagainya.

Sejarah orang Melayu di Cocos [Image Source]
Perpindahan kemudian sering terjadi di pulau ini. Ada yang keluar dan masuk. Namun, orang-orang Melayu tetap jadi mayoritas. Keadaan seperti ini bertahan beberapa lama sampai akhirnya Inggris menguasai pulau Cocos. Selang waktu kemudian, Australia ganti yang menguasai pulau ini. Namun, sebelumnya para penduduk Cocos diberi pilihan, apakah ingin merdeka, berasosiasi bebas dengan Australia, atau integrasi menyeluruh dengan si negara kanguru. Penduduk Cocos kemudian memilih yang ketiga.

Budaya dan Bahasa Ala Indonesia

Pergi ke wilayah lain bukan berarti harus melepaskan atribut adat dan budaya yang sudah kadung melekat. Sebisa mungkin tetap dipertahankan sebagai bagian dari identitas. Dan hal inilah yang memang dilakukan penduduk Cocos. Meskipun mereka terpisah jauh dari Indonesia dan suku induk Melayunya, tapi mereka tetap mempertahankan kebudayaan leluhur. Entah ritual, kesenian, dan lain sebagainya.

Upacara pernikahan warga Cocos [Image Source]
Soal bahasa pun demikian, di sana tentu saja memakai Melayu. Kosa katanya sendiri adalah percampuran antara Indonesia dan Malaysia. Namun, untuk dialeknya, mereka menggunakan Inggris dan Skotlandia. Hal tersebut tak lain karena pengaruh setempat serta kebiasaan.

Penduduknya Mayoritas Beragama Muslim

Tak hanya fisik, budaya, dan bahasa, penduduk Cocos juga mayoritas beragama Islam Sunni, sama seperti di Indonesia. Di sana Islamnya begitu kental memang, tak hanya dibuktikan dengan berdirinya masjid-masjid, tapi juga keberadaan mushola-mushola permanen di tiap sekolah.

Penduduk Cocos mayoritas beragama Islam [Image Source]
Tak cuma syariat yang sama, soal perayaan keagamaan di sini juga dilakukan lho. Salah satunya adalah perayaan hari raya Idul Fitri yang dilakukan dengan sangat semarak. Persis seperti di Indonesia. Dalam kehidupan sehari-hari, nilai-nilai keislaman juga diterapkan. Misalnya larangan berpakaian seronok, tidak makan dengan tangan kiri, dan sebagainya.

Dilihat dari fakta-fakta di atas, tak bisa disangkal lagi kalau Cocos memang Indonesia banget. Sayangnya, pada kenyataannya fakta berkata lain. Mereka bukan bagian dari kita lantaran Cocos dimiliki oleh Australia. Namun, terlepas dari itu, kita patut bangga karena orang Indonesia ternyata ada di mana-mana.

Share
Published by
Rizal

Recent Posts

Seorang Ibu Harus Kehilangan Bayinya karena Dipijat Nenek Buyut Sejak Baru Lahir

Siapa sangka sebuah pijatan yang bisa merelaksasi dan menyembuhkan penyakit pada orang dewasa, bisa berujung…

7 hours ago

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Usai Pesta Ganja Pakai Modus Baru Rokok Elektrik

Nama selebgram Chandrika Chika terseret pada kasus penyalahgunaan narkoba yang baru-baru ini terungkap. Tidak sendirian,…

2 days ago

Wah Ratusan KK Warga Desa Wunut Klaten Mendapat THR 400 Ribu dari Pendapatan Desa!

Mendapat tunjangan hari raya (THR) dari perusahaan atau tempat kita bekerja, memang sudah biasa. THR…

4 days ago

Idap Anemia Aplastik Sejak Tahun Lalu, Babe Cabita Hembuskan Napas Terakhirnya

Kabar duka datang dari keluarga besar Stand Up Comedy Indonesia. Priya Prayoga Pratama atau lebih…

2 weeks ago

Kecelakaan Maut KM 58 Tol Cikampek Sebabkan 12 Orang Meninggal Dunia Seketika

Kecelakaan maut terjadi di Tol Jakarta-Cikampek, Karawang, Jawa Barat, tepatnya pada Km 58, pada hari…

2 weeks ago

Misteri Kematian Ibu Muda di Gresik, Uang Raib hingga Saksi Ditemukan Meninggal

Misteri masih menyelimuti kematian seorang ibu muda di Gresik bernama Wardatun Toyyibah. Perempuan berusia 28…

4 weeks ago