Ramadan baru saja berakhir, tapi banyak hal yang selalu dikenang saat bulan suci ini. Contohnya, Ramadan selalu identik dengan kegiatan-kegiatan unik untuk mengisi waktu. Mulai dari ngabuburit, main petasan, meriam berbuka dan lain-lain. Seolah jadi sebuah tradisi, semua permainan bila tak dilakukan di bulan puasa seolah ada yang kurang. Bahkan di zaman sekarang ini masih banyak yang melakukannya.
Tradisi lain yang sering dilakukan adalah perang sarung. Ya, saling memukul menggunakan sarung selepas salat Tarawih seolah jadi agenda rutin anak-anak. Namun sayang tradisi itu saat ini malah bisa merenggut nyawa seseorang. Lalu kenapa hal itu terjadi? Simak di ulasan di bawah ini.
Sebelum adanya gadget, anak-anak zaman dulu mempunyai tradisi unik dalam mengisi waktu luang saat Ramadan. Salah satunya adalah perang sarung yang seolah tak pernah absen ketika bulan suci tiba. Tepatnya setelah Tarawih, anak-anak akan berkumpul saling pukul menggunakan sarung mereka. Agak sakit memang kalau kena, tapi sama sekali tidak membahayakan.
Meskipun adanya tradisi permainan perang sarung ini bagus, namun tak semua ternyata selalu berdampak positif. Pasalnya ada saja anak yang memodifikasinya jadi sedemikan rupa sehingga jadi sangat membahayakan. Salah satunya adalah perang sarung dengan senjata tajam. Sarung yang biasanya dipakai hanya untuk memukul tanpa ada niatan untuk melukai, kini dipasang dengan benda tajam.
Permainan yang sudah mulai berubah fungsi ini ternyata akhirnya benar-benar merenggut nyawa. Seperti yang dilansir dari laman JPNN, tahun 2019 seorang pemuda di Sukabumi harus merenggang nyawa karena terkena tebasan sarung bersenjata tajam. Korban yang menderita tiga luka bacokan dan banyak cidera lainnya karena hantaman gir, nyawanya tak bisa diselamatkan.
Adanya banyak kejadian yang merenggut nyawa ini tentunya tidak membuat polisi diam. Sering kali dilakukan razia perang sarung, karena kebanyakan selalu berujung ke hal yang negatif. Dilansir dari laman Liputan6, di Cilegon polisi menangkap beberapa orang yang tebukti membawa sarung yang sudah dimodifikasi dengan senjata tajam.
BACA JUGA: Nostalgia Ramadan di Tahun 90an yang Bikin Kangen Balik Masa Kecil
Sayang sekali ya, sebuah permainan seru yang biasanya dilakukan ketika bulan Ramadan, kini malah identik dengan hal yang negatif. Apalagi perang sarung ini bisa saja meregang nyawa para pemainnya. Untuk para anak muda, kembalilah pada hakikat perang sarung yang dulu. Sebuah permainan mengisi waktu tanpa ada niatan melukai.
Di tengah gejolak politik terus menerus yang dipicu oleh presidennya, Amerika Serikat memberi kejutan baru…
Baru di Indonesia, ketika teror mengguncang sebuah institusi pendidikan. Di tengah-tengah pelaksanaan salat Jumat (7/11/2025)…
Ada yang terbang sampai lupa pulang. Seperti itulah harga emas akhir-akhir ini. Terus melambung tinggi…
Kabar gembira untuk warga Arab Saudi, atau mungkin Warga Negara Indonesia yang bermukim di sana.…
Sedang ramai di media sosial tentang di-blacklist-nya Indonesia dalam daftar kandidat tuan rumah Olimpiade oleh…
Tiada hari tanpa netizen mencari keadilan untuk orang-orang yang teraniaya. Kali ini kejadian yang tidak…