Tips

Wajib Tahu! Inilah 3 Penyakit yang Bikin ‘Tekor’ Dana BPJS Kesehatan

BPJS kesehatan memang berguna bagi masyarakat untuk menanggung semua biaya pengobatan. Mulai dari pemeriksaan bulanan hingga biaya rumah sakit menjadi 0 rupiah. Tapi hal ini tidak akan terjadi jika orang tersebut tak rutin membayarkan iuran per bulannya. Banyak lho orang-orang yang tidak bisa membiayai rumah sakit hanya karena terlambat membayar iuran. Ya karena setiap kita menunggak, maka akan ada denda yang bakal berlaku dan itu bisa semakin berlipat jika tidak dibayarkan dengan segera.

Berbicara tentang BPJS kesehatan ini, ada beberapa penyakit yang dihapuskan pembiayaannya. Sebab, menurut beberapa sumber, ini dikarenakan adanya penyakit yang membutuhkan dana lebih. Sehingga, penyakit-penyakit yang dinilai ‘ringan’ tersebut dihentikan pembiayaannya. Jadi, apa sajakah penyakit yang menyedot biaya banyak dari BPJS tersebut?

Penyakit jantung yang banyak diderita oleh masyarakat

Penyakit jantung [Sumber Gambar]
Penyakit pertama yang paling banyak menghabiskan dana BPJS adalah jantung. Ya, ini bukan merupakan hal yang tak perlu dikagetkan lagi. Alasannya karena gangguan jantung merupakan penyakit yang paling banyak diderita oleh orang di Indonesia. Jadi, mau tak mau BPJS harus mengucurkan dana yang cukup banyak bagi penyakit satu ini. Dilansir dari aplikasi Branch Office Appliaction (BOA), dana yang dikeluarkan adalah sebesar Rp6,5 triliun. Namun, biaya ini lebih sedikit daripada tahun 2016 yang mencapai Rp7,4 triliun.

Penyakit kanker yang paling ditakuti semua orang

Penyakit kanker [Sumber Gambar]
Kemudian, kanker merupakan penyakit kedua yang paling banyak menyedot dana. Tapi, hal ini mengundang pertanyaan banyak pihak karena mengapa penyakit ini tidak menjadi yang nomor satu sebelum gangguan jantung. Ternyata, menurut Nopi Hidayat selaku Kepala Humas BPJS Kesehatan, jika kanker di Indonesia ini kasusnya tidak banyak. Hanyalah pengobatannya yang membutuhkan dana lebih. Nah, untuk dana yang harus dikeluarkan BPJS untuk penyakit ini adalah sekitar Rp2,1 triliun.

Stroke yang juga banyak diderita oleh warga Indonesia

Penyakit stroke [Sumber Gambar]
Seperti yang kita tahu kalau banyak warga di Indonesia mengalami penyakit stroke. Maka dari itu, pemerintah mengambil jalan untuk mengucurkan biaya lebih banyak untuk stroke ini. Dilansir dari infonawacita.com, total biaya yang harus dikeluarkan oleh BPJS kesehatan adalah sekitar Rp1,38 triliun. Nah, selain karena banyaknya masyarakat yang mengalami stroke ini, kucuran dana dikeluarkan lebih besar karena penyakitnya beragam. Mulai dari yang ringan hingga berat.

Jadi, itulah ketiga penyakit teratas yang paling banyak mengucurkan dana. Sehingga, banyak penyakit atau pengobatan lain yang dihentikan pembiayaannya. Tapi, perlu diingat jika dana-dana ini tidak akan dikeluarkan kalau para warga tidak rutin membayar iuran.

Share
Published by
Firdha

Recent Posts

Kontroversi Tambang Nikel Raja Ampat, Presiden Akhirnya Cabut Izin Tambang

Kontroversi tambang nikel di kawasan Raja Ampat kini menemui titik terang. Usai jadi perdebatan di…

4 days ago

Perjalanan Kapal Madleen Bawa Bantuan ke Gaza Hingga Dirampas Israel

Konflik Palestina-Israel menemui babak baru. Aktivis lingkungan kondang, Greta Thunberg, memutuskan turun gunung untuk membantu…

5 days ago

Demi Salat Ied Berlatar Gunung Sumbing dan Sindoro, Jamaah Rusak Kebun Tembakau

Kebiasaan netizen Indonesia, selalu ingin mencoba sesuatu yang viral, termasuk saat menyerbu Dusun Garung untuk…

1 week ago

Tips Cegah Kolesterol Naik Saat Konsumsi Daging di Momen Idul Adha

Hari Raya Kurban atau Idul Adha tahun ini sudah di depan mata. Momen yang sangat…

2 weeks ago

Pernyataan Two-State Solution oleh Prabowo tentang Palestina, Masuk atau Nggak?

Presiden RI Prabowo Subianto bikin kaget rakyat Indonesia. Hal ini berhubungan dengan pernyataannya, yaitu bahwa…

2 weeks ago

Profil Ray Dalio yang Diisukan Mundur sebagai Penasehat Danantara

Belum apa-apa, Danantara sudah kena gosip miring. Salah satu orang yang diharapkan segera bergabung dengannya…

2 weeks ago