Kita tak pernah minta kepada Tuhan untuk dilahirkan di ras apa dan negara mana. Maka apa pun yang dipilihkan Tuhan, maka ini adalah yang terbaik. Termasuk lahir dengan darah tiongkok, kita harus mensyukuri hal tersebut. Namun, jujur saja, terlahir sebagai Tionghoa di Indonesia tidak seindah yang dibayangkan. Bagaimana tidak, bahkan hingga hari ini masih saja ada stigma dan perlakuan tidak menyenangkan yang ditujukan kepada orang-orang Tionghoa.
Sudah jadi rahasia umum jika banyak orang yang tidak menyukai eksistensi China di Indonesia. Terlepas dari banyaknya alasan yang ada. Padahal jika kita kembali melihat sejarah, banyak sekali jasa orang-orang Tiongkok bagi Indonesia. Namun semuanya ditepis dan dibalas dengan peristiwa-peristiwa pahit yang menumpahkan korban orang China.
Nah, berikut ini adalah penderitaan-penderitaan yang mungkin hanya dialami oleh orang China yang ada di Indonesia.
“Orang China itu tukang peras, orang China itu pelit, orang China itu juga nggak suka berbaur…” pasti masih sering kan mendengar hal-hal semacam ini. Inilah stigma yang kadung lekat dengan orang-orang China. Padahal tak semua orang China seperti itu. Memang ada sebagian, namun hal tersebut bukan alasan untuk menggeneralisirnya. Apa orang-orang pribumi suci semua dan tak ada yang seperti itu? Tentu saja ada dan mungkin lebih banyak.
Kembali ke zaman orde baru, orang-orang China mengalami berbagai macam ketidakadilan. Status mereka yang dianggap numpang kala itu, membuat pemerintah dengan alasan tertentu menerbitkan regulasi aneh yang seolah mencengkeram orang Tionghoa.
Mei 1998 adalah tahun paling diingat oleh orang-orang China. Bagaimana tidak ingat, orangtua mereka dulu mungkin jadi korban keberingasan massa yang tak segan memburu dan membantai. Tak hanya itu, kejadian ini juga dihiasi dengan aksi penjarahan yang dilakukan para oknum.
Begitu rendahnya orang China dulu, mereka pernah tak dianggap sebagai bagian dari Indonesia. Mereka dilabeli khusus dan seakan memiliki kasta di bawah orang-orang pribumi. Mereka sama sekali dilarang untuk terlibat dalam hal-hal kenegaraan. Dulu, orang China haram hukumnya jadi PNS, ikut militer, dan berkiprah di partai politik. Meskipun mereka punya kapasitas untuk itu.
Ketidakadilan terhadap orang China sebenarnya tak hanya dimulai ketika orde baru saja. Jauh sebelum itu lebih tepatnya di era kolonialisme Belanda, orang-orang China sudah seringkali jadi korban. Pemerintah Belanda dulu juga sempat anti terhadap China, hal tersebut dikarenakan perdagangan orang-orang China dianggap membahayakan. Akhirnya mereka mendapatkan perlakuan khusus.
Zaman telah berlalu dan kini sikap rasisme terhadap orang China sudah terkikis habis. Mereka sudah menjadi bagian dari Indonesia. Bahkan beberapa menjadi tokoh sentral daerah yang punya kharisma luar biasa, Ahok misalnya. Tak perlu ada dendam dengan masa lalu. Biarlah yang sudah lewat menjadi tamparan agar tak terjadi di kemudian hari. Sekarang, siapa pun itu, Chinese, Jawa, Sunda, Batak dan lainnya, kita ada di bawah bendera yang sama. Punya hak serta kewajiban yang sama pula.
Ada yang terbang sampai lupa pulang. Seperti itulah harga emas akhir-akhir ini. Terus melambung tinggi…
Kabar gembira untuk warga Arab Saudi, atau mungkin Warga Negara Indonesia yang bermukim di sana.…
Sedang ramai di media sosial tentang di-blacklist-nya Indonesia dalam daftar kandidat tuan rumah Olimpiade oleh…
Tiada hari tanpa netizen mencari keadilan untuk orang-orang yang teraniaya. Kali ini kejadian yang tidak…
Hakim akhirnya bersikukuh menolak permohonan praperadilan dari Direktur Eksekutif Lokataru Foundation, Delpedro Marhaen Rismansyah. Dengan…
Di tengah kehidupan yang menjengahkan, ternyata kita harus percaya bahwa kebaikan itu akan selalu ada.…