Saat Perang Dunia II meletus, berbagai senjata dan alat tempur keluar dari gudangnya. Ribuan lagi diproduksi sesegera mungkin. Mereka menimbulkan suara gemuruh dan menciptakan rasa trauma pada penduduk sipil. Tembakan dan ledakan kecil saja telah membuat masyarakat ketakutan. Apalagi deru mesin kendaraan tempur seperti pesawat pembawa bom dan tank.
Setiap negara memiliki alat tempur andalannya masing-masing. Ada satu jenis tank Jerman yang tidak hanya ditakuti oleh orang awam, tapi juga pihak musuh, yaitu tank Panther. Tank ini merupakan yang terbaik di jamannya. Ia memiliki kecepatan yang cukup tinggi dan persenjataan yang mengerikan. Saking hebatnya, saat Perang Dunia II berakhir, Inggris memproduksi tank jenis ini untuk tentara mereka sendiri.
Dibanding negara lain, Uni Soviet adalah negara yang kekuatan militernya menjadi ancaman hebat bagi Jerman. Di barisan paling depan pasukan Soviet, berdiri Tank T-34 yang menjadi andalan mereka. Jerman yang masih menggunakan tank Panzer III dan Panzer IV merasa harus menciptakan sebuah tank yang kekuatannya bisa menandingi T-34.
Memproduksi alat pertahanan haruslah disesuaikan dengan anggaran namun dengan kualitas yang melebihi harganya. Prinsip ini diterapkan tentara Jerman saat membuat tank. Mereka memproduksi dua jenis tank dengan teknologi termutakhir, yaitu Tiger dan Panther. Keduanya memiliki spesifikasi yang mirip dan sama-sama kuat. Namun Panther menghabiskan biaya yang lebih sedikit sehingga lebih diunggulkan dan diproduksi dalam jumlah banyak. Tak tanggung-tanggung, Jerman telah memproduksi 6.000 tank Panther.
Di jalanan, Panther sangatlah tangguh. Ia mampu melewati tanah yang berawa dan dengan mudah melindas makhluk hidup yang berdiri di depannya. Alat komunikasi di dalamnya canggih dan mudah digunakan sehingga kru tidak mengalami kesulitan dalam berkoordinasi. Tank ini juga mampu menempuh jarak 250 km dengan satu tangki penuh bahan bakar.
Meski dipersenjatai dengan tank terhebat di masanya, Jerman pada akhirnya menyerah dan kalah. Tank Panther pun menjadi rampasan negara-negara di sekitarnya seperti Rusia, Romania, dan Bulgaria. Rusia memanfaatkan tank ini sejak saat pertama kali merampasnya, yaitu saat perang masih berlangsung. Mereka menggunakannya untuk memperkuat militer Rusia meski perang telah berakhir. Panther dimanfaatkan terus hingga rusak dan tidak dapat diperbaiki.
Dari 6.000 tank Panther yang telah diproduksi, sebagian besar rusak saat Perang Dunia II masih berlangsung. Sebagian lagi menjadi rampasan dan beberapa di antaranya dipamerkan di museum. Tank ini menjadi saksi bisu dahsyatnya perang yang membunuh jutaan orang tersebut. Sayangnya, meski sempat diangung-agungkan, tank Panther tidak lagi menjadi panutan untuk desain tank modern karena tidak sesuai dengan kebutuhan militer saat ini.
Delapan bulan lamanya keluarga Alvaro Kiano Nugroho (6) mencari anak sekaligus cucu tanpa kepastian jelas.…
Sedang ramai di Indonesia mengenai kasus korupsi yang menyeret nama Ira Puspadewi. Ia adalah mantan…
Di tengah gejolak politik terus menerus yang dipicu oleh presidennya, Amerika Serikat memberi kejutan baru…
Baru di Indonesia, ketika teror mengguncang sebuah institusi pendidikan. Di tengah-tengah pelaksanaan salat Jumat (7/11/2025)…
Ada yang terbang sampai lupa pulang. Seperti itulah harga emas akhir-akhir ini. Terus melambung tinggi…
Kabar gembira untuk warga Arab Saudi, atau mungkin Warga Negara Indonesia yang bermukim di sana.…