Penjajahan di era kolonial Belanda memang sangat penuh nestapa. Selain karena waktunya yang amat lama, juga kerugian dari sisi bangsa Indonesia yang tidak main-main. Bahkan penderitaan itu masih berlanjut selepas kemerdekaan Indonesia, di mana Belanda sempat beberapa kali melakukan agresi untuk menduduki wilayah Nusantara kembali.
Nah, bukti lain nestapanya masa kolonial Belanda adalah kisah para orang rantai di Sawahlunto. Mereka harus bekerja jadi budak tambang dengan rantai masih terikat di kakinya, bahkan banyak yang sampai terbelenggu hingga akhir hayat. Lalu seperti apa cerita memilukan tersebut? Simak ulasan berikut.
Sosok orang-orang rantai mungkin jadi salah satu kisah pilu pada masa penjajahan Belanda tahun 1830-an sampai 1930-an. Mereka adalah para budak tambang, yang diangkut dari pulau Jawa untuk kemudian dibawa ke daerah bernama Sawahlunto, Sumatera Barat. Kebanyakan dari orang-orang yang jadi pekerja paksa ini merupakan tahanan, biasanya mereka yang dianggap pemberontak kepada pihak kolonial.
Setelah dibawa dari pulau Jawa, para tahanan ini sejatinya sudah tidak lagi memiliki nama. Ya, itu karena panggilan mereka sudah digantikan dengan nomor dan angka. Alhasil banyak orang yang melupakan namanya karena telah lama hidup di Sawahlunto menjadi pekerja paksa.
Selain nasib para narapidana yang nestapa, ada hal lain yang tak kalah miris. Itu adalah para anak-anak dari Jawa yang tiba-tiba ditemukan di daerah tambang batu bara itu. Dilansir dari laman Detik, mereka adalah anak-anak dari pulau Jawa yang diculik oleh kolonial untuk dipekerjakan di Sawahlunto.
Namun sayang penderitaan orang rantai ternyata tidak pernah berakhir hingga sekarang. Ya, mungkin memang orang rantai dianggap sudah bebas ketika pemerintah kolonial telah mengangkat kakinya dari Nusantara. Dilansir dari laman Detik, beberapa keturunan orang rantai yang masih hidup di Sawahlunto tidak memiliki kehidupan yang layak. Banyak di antaranya yang tidak mengenyam pendidikan tinggi dan akhirnya hanya bekerja jadi butuh serabutan.
BACA JUGA: Java Village, Saat Orang-orang Indonesia Dipertontonkan Bak ‘Kebun Binatang Manusia’ oleh Penjajah
Para orang rantai Sawahlunto ini menjadi saksi sejarah betapa pilunya penjajahan di masa lalu. Banyak korban dan orang hilang yang sering terjadi. Hal ini jadi sebuah bukti kalau kemerdekaan memang memiliki nilai yang sangat penting. Sekarang PR-nya adalah menyelesaikan masalah para keturunan orang rantai yang berada di Sawahlunto.
Indonesia kehilangan salah satu putra terbaiknya, Kwik Kian Gie, yang tutup usia di hari Senin…
Misteri kematian seorang diplomat muda yang bekerja di Kementerian Luar Negeri (Kemlu) masih meninggalkan tanda…
Jepang kembali diterpa tsunami. Kali ini terjadi gara-gara pusat gempa yang jauhnya ribuan kilometer dari…
Sedang ramai dibicarakan oleh masyarakat Negeri Tirai Bambu, China, seorang pria yang ditangkap gara-gara menyamar…
Bagi aktor kelas dunia, Bruce Willis, dunia terus berputar dan waktu akan terus berjalan. Umur…
Di balik fenomena dan polemik Sound Horeg yang menggemakan Indonesia, muncul sosok yang kini ramai…