Viral Istilah Old Money vs OKB, Begini Loh Penjelasan Sebenarnya Agar Tak Salah Kaprah

Beberapa hari terakhir, netizen yang aktif di media sosial sedang berkutat dengan satu bahasan. Bahkan, hal ini menjadi trending topic dan mendadak viral di twitter maupun instagra. Hal tersebut merupakan istilah Old Money dan juga OKB.

Beberapa dari kalian pasti bertanya-tanya, apa sih Old Money dan OKB tersebut? Maka dari itu, ulasan berikut ini bakal menjelaskan semuanya, sebelum kalian salah kaprah dan memberikan judgement ke sana-sini. Cerita diawali oleh seorang pengguna twitter bernama Naj dengan id @hujandisenja.

Ia menceritakan tentang pengalamannya menjadi Personal Assistant (PA) di sebuah keluarga konglomerat tanah air, yang tak disebutkan namanya. Hal ini membuat netizen twitter penasaran dan me­-retweet cuitan tersebut. Alhasil, cerita Naj menjadi viral hingga sampai di platform media sosial instagram. Sayangnya, dalam akun @net24jam serta @infoanda, cuitan Naj tidak dituliskan secara detail tapi hanya diambil sebagian informasinya saja. Yang terjadi selanjutnya membuat para netizen di instagram berkomentar bahwa Naj terlihat membocorkan rahasia pribadi sang bos serta menilai mereka—yang masuk kategori Old Money, berlagak sok dan sombong.

Padahal, menurut cerita Naj, sang “nyonya” yang merupakan cucu dari konglomerat A dan menikah dengan “tuan” yang juga seorang cucu dari konglomerat B merupakan Old Money yang sangat menyejahterakan orang-orang yang bekerja padanya. Ngomong-ngomong soal Old Money, beberapa dari kalian pasti belum tahu definisinya. Menurut urbandictionary.com, Old Money adalah keluarga yang kaya raya turun temurun selama beberapa dekade (keluarga Amerika) atau abad (keluarga Inggris). Dalam hal ini, keluarga konglomerat Indonesia yang kekayaannya tujuh turunan enggak habis juga dikategorikan sebagai Old Money.

Nah, menurut penjelasan Naj, keluarga yang dikategorikan sebagai Old Money enggak suka pamer harta kekayaannya. Dari kecil mereka dididik sedemikian rupa, belajar bahasa Inggris dan Mandarin, les musik, les kepribadian dan tata krama, serta pelajaran lainnya dan tentu saja olahraga untuk menjadi pribadi yang baik dan bisa meneruskan bisnis keluarga. Orang-orang yang bekerja di sana juga wajib fasih berbahasa Inggris, jika bisa berbicara bahasa Mandarin akan jadi nilai plus. Gaji yang akan mereka terima pun luber-luber, Naj saja bekerja tiga bulan di sana sudah bisa beli iPhone 4s dan iPad dengan cash pada tahun 2011. Gile lu, ndro!

Meskipun tajir dari lahir, mereka tidak semena-mena pada orang lain. Bagaimana tidak, dari kecil sudah les tata krama dan kepribadian sehingga mereka tidak dididik menjadi sosok yang manja dan hanya menggantungkan hidup pada harta orang tua. Naj juga menjelaskan bahwa mereka terkadang agak tak habis pikir dengan OKB atau Orang Kaya Baru yang sukanya pamer kemewahan. Sedikit-sedikit update di media sosial, pergi makan di restoran update status, baru punya tas bermerek koar-koar kepada teman-temannya. Hal ini dipercayai mereka tak ada gunanya, lebih baik diam-diam saja tetapi banyak membantu sesama dengan harta yang mereka miliki.

So, Old Money itu bukan berarti berisi orang-orang sombong, manja, dan suka kemewahan saja. Namun, mereka memang memiliki bibit, bebet, bobot untuk menyandang status sebagai orang kaya. OKB juga tak melulu negatif isinya jika bisa belajar dari Old Money dan menggunakan hartanya dengan bijak. Mungkin netizen yang nyinyir iri saja dengan kekayaan keluarga dari golongan ini, yes. Kita mah hanya bisa berdoa saja siapa tahu jodoh kita seorang yang berasal dari keluarga Old Money wkwkwk. Anyway, thread selengkapnya mengenai cerita Naj (@hujandisenja) bisa dibaca di sini.