(atas, kiri ke kanan) Behic Erkin, King Zog I of Albania, Noor Inayat Khan; (Bawah, kiri ke kanan) Mohamed Helmy, Rifat Abdyl Hoxha, Ahmed Pasha Bey [image source]
Saat ini isu tentang kerukunan umat beragama sepertinya sedang sangat gawat. Apalagi sejak munculnya larangan memasuki Amerika untuk beberapa negara berpenduduk mayoritas muslim. Setelah larangan tersebut muncul, seperti ada banyak orang dari agama manapun berbagi kisah yang pernah mereka alami terkait diskriminasi yang mengatasnamakan agama. Namun terlepas dari itu semua ternyata ada satu sejarah yang mungkin tidak kita ketahui tentang indahnya kerukunan antara umat beragama, khususnya Islam dan Yahudi.
Dua agama yang selama ini di sebut-sebut sangat bertolak belakang ini ternyata memiliki sejarah yang sangat indah. Seperti yang dilansir dari time.com (30/1), PBB melakukan pameran di Geneva untuk memperingati Holocaust Remembrance Day untuk mengingat peristiwa kelam Holocaust. Holocaust adalah peristiwa di mana Nazi yang dipimpin oleh Adolf Hitler melakukan genosida (pembunuhan besar-besaran yang sistematis) terhadap sekitar 6 juta penganut yahudi Eropa selama perang dunia II.
Dalam pameran tersebut terbersit sebuah cerita tentang muslim yang mengorbankan nyawanya untuk melindungi yahudi selama masa perang dunia II. Pameran tersebut menunjukkan bahwa meskipun dua agama tersebut dikenal bertolak belakang, tapi ternyata sejarah mereka mengajarkan kita arti kerukunan, kerjasama dan saling membutuhkan. Ada beberapa cerita yang ditampilkan dalam pameran tersebut yang bisa di ambil hikmahnya oleh para pengunjung.
Pertama adalah cerita tentang Khaled Abdul Wahab yang menyelamatkan banyak umat yahudi di Tunisia, ada juga Abdol Hossein Sardari seorang diplomat Iran yang membantu ribuan yahudi melarikan diri dari tentara Nazi dengan cara mengeluarkan passport untuk mereka. Cerita lain datang dari Pilkus, keluarga muslim di Albania yang menyembunyikan Johanna Neumann dan ibunya di rumah mereka dan mengakui bahwa mereka berdua adalah anggota keluarga yang sedang datang berkunjung.
Dia menambahkan bahwa apa yang dilakukan orang-orang muslim tersebut tidak dilakukan oleh kebanyakan penduduk Eropa. Umat muslim tadi bersatu untuk menyelamatkan dan melindungi para yahudi. Dalam pameran tersebut ada sekitar 15 cerita yang menunjukkan bagaimana orang-orang dapat saling melindungi dalam keadaan perang yang sangat berbahaya sekalipun.
“Cerita-cerita tersebut memiliki dampak yang sangat besar karena menunjukkan sisi lain dari kemanusiaan. Cerita tersebut menunjukkan bahwa kita masih memiliki harapan meskipun dalam kondisi kelam seperti saat peristiwa holocaust terjadi,” cerita Mehnaz Afridi, seorang profesor yang mengambil konsentrasi ilmu Islam dan Holocaust.
Penyelenggara pameran ini berharap pengunjung dapat menyadari bahwa saat ini kita semua tidak perlu membenci satu sama lain karena tidak sepantasnya kita sebagai manusia memupuk kebencian pada orang-orang di sekitar kita. Selain itu dalam sejarah juga sudah jelas bahwa nenek moyang kita saling melindungi, dan apabila semua masyarakat memiliki pemikiran yang sama maka dunia ini akan menjadi tempat ternyaman untuk kita semua.
Delapan bulan lamanya keluarga Alvaro Kiano Nugroho (6) mencari anak sekaligus cucu tanpa kepastian jelas.…
Sedang ramai di Indonesia mengenai kasus korupsi yang menyeret nama Ira Puspadewi. Ia adalah mantan…
Di tengah gejolak politik terus menerus yang dipicu oleh presidennya, Amerika Serikat memberi kejutan baru…
Baru di Indonesia, ketika teror mengguncang sebuah institusi pendidikan. Di tengah-tengah pelaksanaan salat Jumat (7/11/2025)…
Ada yang terbang sampai lupa pulang. Seperti itulah harga emas akhir-akhir ini. Terus melambung tinggi…
Kabar gembira untuk warga Arab Saudi, atau mungkin Warga Negara Indonesia yang bermukim di sana.…