Patung pertempuran Miyamoto Musashi dan Sasaki Kojiro [Image Source]
Bagi para penggemar kisah samurai tentu sudah tahu siapa itu Miyamoto Musashi. Tapi bagi yang belum tahu, ia adalah seorang legenda samurai yang sesungguhnya di Jepang.
Kehebatannya sebagai seorang ahli pedang dan ronin atau seorang samurai tanpa tuan begitu melegenda hingga ke luar Jepang. Tapi tidak hanya itu saja, ia juga dikenal sebagai seseorang yang tidak terkalahkan dalam duel pedang.
Dalam bukunya yang berjudul Go Rin No Sho (The Book of Five Rings), Musashi menjelaskan bahwa dirinya telah belajar tentang strategi sejak masih muda. Di usia yang masih sangat muda, yaitu 13 tahun, ia sudah melakukan duel pertamanya dan hebatnya berhasil memenangkan duel tersebut.
Di usia 16 tahun, ia kembali memenangkan duel dengan seorang ahli pedang hebat yaitu Akiyama dari Provinsi Tajima. Di usia 21 tahun, ia pergi ke Kyoto dan bertarung duel dengan banyak ahli pedang lainnya dari sekolah pedang terkenal, namun ia tidak pernah kalah sekalipun dalam duel tersebut.
Antara usia 20 hingga 21 tahun, ia mulai melakukan beberapa pertarungan melawan sekolah Yoshioka. Yoshioka adalah sekolah bela diri terbaik dari delapan sekolah yang paling terkemuka di Kyoto. Menurut Legenda, delapan sekolah ini didirikan oleh delapan orang pendeta ahli bela diri dari Gunung Kurama.
Dua kemenangan Musashi membuat keluarga Yoshioka marah. Yoshioka Matashichiro yang saat itu berusia 12 tahun dan menjadi kepala Yoshioka kemudian merencanakan penyerangan terhadap Musashi dengan membawa pasukan pemanah dan ahli pedang.
Para pendukung Yoshioka yang marah berusaha menyerang Musashi, dan ia pun kabur. Agar bisa pergi dan melawan para musuhnya, ia akhirnya terpaksa mencabut pedang keduanya dan mempertahankan diri dengan dua pedang. Inilah awal mula dari gaya pedang niten’ichi miliknya.
Dari tahun 1605 hingga 1612, ia berkelana ke segala penjuru Jepang untuk meningkatkan kemampuan berpedangnya lewat duel. Diceritakan bahwa ia tidak menggunakan katana atau pedang dalam duel yang sesungguhnya, tapi hanya menggunakan bokken atau pedang kayu.
Ketika berada di Nara, ia bertarung dan membunuh seorang praktisi kusarigama (senjata yang mirip celurit) bernama Shishido Baiken. di Edo, ia kemudian mengalahkan Muso Gonnosuke yang dari kekalahan ini kemudian mendirikan sekolah Shinto Muso-ryu yang mengembangkan teknik untuk membalik dan mengalahkan serangan Musashi dalam duel.
Pada tahun 1641, ia mulai menulis buku. Buku pertamanya yang berjudul Hyoho Sanju Go (35 Instruksi dalam Strategi) yang menjadi dasar bukunya yang terkenal, Go Rin No Sho. Ia yang mulai sakit-sakitan akhirnya mengungsi ke dalam gua untuk menulis buku Go Rin No Sho. Merasakan bahwa dirinya akan segera meninggal, Musashi mewariskan segala barang duniawi miliknya.
Seorang legenda dikenang berkat keahlian, prestasi, dan kemampuannya selama hidup. Hal itu pulalah yang membuat Musashi masih menjadi legenda samurai yang hebat hingga sekarang. Apapun senjata yang dibawa musuh, ia tidak mundur dan gentar untuk maju berduel. Keberanian inilah yang juga menunjukkan bahwa ia patut menjadi seorang legenda samurai.
Di tengah gejolak politik terus menerus yang dipicu oleh presidennya, Amerika Serikat memberi kejutan baru…
Baru di Indonesia, ketika teror mengguncang sebuah institusi pendidikan. Di tengah-tengah pelaksanaan salat Jumat (7/11/2025)…
Ada yang terbang sampai lupa pulang. Seperti itulah harga emas akhir-akhir ini. Terus melambung tinggi…
Kabar gembira untuk warga Arab Saudi, atau mungkin Warga Negara Indonesia yang bermukim di sana.…
Sedang ramai di media sosial tentang di-blacklist-nya Indonesia dalam daftar kandidat tuan rumah Olimpiade oleh…
Tiada hari tanpa netizen mencari keadilan untuk orang-orang yang teraniaya. Kali ini kejadian yang tidak…