RA. Kartini [image source]
Tanggal 21 April ini, masyarakat di penjuru negeri memperingati ‘Hari Kartini’ yang merupakan pahlawan bagi perempuan Indonesia. Tanggal tersebut adalah hari lahir dari sosok yang memperjuangkan emansipasi wanita. Selama ini, beliau dikenang dengan beragam jasanya yang membuat wanita bisa setara dengan laki-laki.
Namun, adakah yang mengingat hari kematiannya? Raden Ajeng Kartini meninggal di usia yang sangat muda, beberapa hari setelah melahirkan putra pertamanya. Namun, ada beberapa kejanggalan yang tak pernah diungkap. Berikut ini adalah lima misteri meninggalnya Kartini yang seolah diabaikan.
Saat merasakan kontraksi, sang suami memanggil dokter sipil Rembang langganan Kartini, Bouman. Namun sayangnya dokter tersebut sedang tidak ada ditempat. Akhirnya suaminya pun memanggil dokter Belanda bernama Ravesteijn dari Pati.
Putra pertamanya yang diberi nama Raden Mas Soesalit. Bayinya sehat dan ibunya juga selamat. Namun, empat hari kemudian dokter Van Ravesteyn datang untuk memeriksa keadaan Kartini. Dari pemeriksaan tersebut, dokter mengatakan semua baik-baik saja dan tidak perlu ada yang dikhawatirkan. Bahkan, mereka sempat minum anggur bersama untuk merayakan kehadiran putra Kartini.
Setelah kematian Kartini, dokter Bouman yang merupakan langganan keluarga Kartini pun melakukan penyelidikan. Dokter Bouman pun menemukan fakta bahwa Ravesteijn adalah dokter yang tidak dapat dipercaya. “Kudanya saja tidak akan dipercayakan pada dokter itu,” kata Bouman seperti dikutip Sitisoemandari Soeroto dalam Kartini: Sebuah Biografi (1979).
Banyaknya isu negatif tentang kematian Kartini rupanya tidak membuat keluarganya ingin mengusut kematian Kartini. Mereka menganggap jika kematian wanita 25 tahun tersebut murni karena berjuang melahirkan buah hatinya.
Para dokter di era modern ini meyakini bahwa Kartini meninggal akibat mengalami Sindrom Pre-eklampsia. Sindrom yang ditandai dengan tekanan darah tinggi, kenaikan protein dalam urin, dan pembengkakan pada tungkai. Hal itu biasanya dialami oleh ibu muda yang baru hamil anak pertama. Hingga kini, sindrom tersebut belum diketahui apa penyebabnya hingga belum bisa melakukan pencegahan.
Itulah misteri kematian Kartini yang tak terungkap hingga kini. Apapun itu, yang jelas Kartini merupakan sosok pahlawan yang berjuang demi bangsa. Bahkan, kematiannya pun setelah berjuang demi anaknya. Semoga perempuan tangguh tersebut diberikan tempat yang layak di sisi-Nya.
Namanya juga penipu. Akan selalu ada cara untuk membuat korbannya tidak berkutik demi merampas harta…
Sunmori atau Sunday Morning Ride adalah salah satu hobi masyarakat Indonesia. Para pemilik kendaraan roda…
Makan Bergizi Gratis (MBG) nampaknya harus secepatnya melakukan penyempurnaan. Pasalnya, masih banyak ditemui beragam kasus…
Paus Fransiskus tutup usia pada hari Senin 21 April 2025. Berita yang cukup mengagetkan mengingat…
Sudah bukan rahasianya Donald Trump saja, seluruh dunia juga tahu kalau umat manusia sedang terancam…
Kasus pelecehan pasien yang melibatkan dokter saat ini marak menjadi buah bibir masyarakat. Kejadiannya nyaris…