Nggak hanya cantik, profesi juga merupakan kriteria yang harus diperhatikan kala mencari istri. Pasalnya, pekerjaan yang dijalani kadang merepresentasikan karakter dan perilaku. Misal nih, kalau punya istri guru TK, dia bakal telaten banget terhadap suaminya. Pun begitu dengan punya istri seorang ekonom, ia pasti hitung-hitungan banget soal duit. Bahkan kalau ada kembali Rp 500 bakal diminta tuh, buat investasi katanya.
Jika punya istri guru TK dan ekonom maka bakal begitu, lalu kira-kira bagaimana dengan Polwan? Hmm, membayangkan ini pasti menyenangkan ya. Apalagi kalau wujudnya macam Bripda Frestya yang bikin cowok naksir ampun-ampunan. Punya istri polwan memang terkesan menyenangkan dan bikin bangga, tapi ternyata juga banyak nggak enaknya. Misalnya saja soal waktu dan juga hal-hal lainnya.
Ulasan ini nggak ada maksud apa-apa, hanya ingin memandang dari sisi lain akan sebuah fenomena memiliki istri tukang gebug maling. Seperti apa? Simak ulasannya berikut.
Berbicara soal rumah tangga, jelas quality time adalah hal penting. Harmonis nggaknya hubungan, bisa bergantung dari unsur ini. Sayangnya, waktu berharga ini kadang agak susah didapatkan oleh suami istri yang wanitanya jadi polwan. Alasannya? Ya, jelas karena interupsi kadang bisa datang kapan saja. Bahkan saat mesra-mesraan.
Menikahi Polwan berarti harus siap diduakan sejak awal. Bukan dengan selingkuhan tentu saja, tapi tugas-tugas negara. Sarapan pagi suami penting memang, tapi masih kalah urgensinya sama maling kompleks sebelah. Begitu dengan melayani suami, itu juga penting tapi masih kalah prioritas daripada tugas mengejar begal ke kota sebelah.
Menjadi seorang penegak hukum memang harus memiliki tiga hal ini, keras, tegas, dan disiplin. Hal ini bukan buat gaya-gayaan, tapi memang memiliki tujuan dan itu vital. Nggak mungkin mau nangkap maling lalu bilang, “Sampean saya tangkap ya, ayo sini tangannya saya borgol”. Harus yang tegas biar ditakuti dan ada wibawanya.
Cemburu adalah hal yang memang harus ada dalam setiap hubungan. Buruk kalau kebanyakan, tapi jadi bukti tak sayang kalau eksistensinya lenyap. Harus yang pas. Tapi, agak susah maintain cemburu kalau pasangan adalah Polwan. Alasannya sudah jelas karena temannya rata-rata polisi.
Kalau kamu ditanya, pekerjaan apa sih yang paling berisiko kematian? Jawabannya tak lain adalah Polisi. Rasanya tak perlu dijelaskan panjang lebar ya soal ini. Kamu pasti sudah tahu sendiri risiko berhadapan dengan penjahat itu sebesar apa. Lantaran Polwan juga berada di institusi yang sama, maka jelas mereka pun memiliki risiko yang serupa.
Memiliki istri Polwan memang ada tidak enaknya, tapi sisi sebaliknya juga banyak. Misalnya saja soal finansial keluarga yang bakal pasti terdongkrak, sampai tentang rasa bangga. Ya, tidak semua pria bisa menaklukkan wanita-wanita tukang sikat penjahat. Setiap profesi ada plus minusnya masing-masing, tinggal kitanya yang harus pandai menimbang-nimbang.
Namanya juga penipu. Akan selalu ada cara untuk membuat korbannya tidak berkutik demi merampas harta…
Sunmori atau Sunday Morning Ride adalah salah satu hobi masyarakat Indonesia. Para pemilik kendaraan roda…
Makan Bergizi Gratis (MBG) nampaknya harus secepatnya melakukan penyempurnaan. Pasalnya, masih banyak ditemui beragam kasus…
Paus Fransiskus tutup usia pada hari Senin 21 April 2025. Berita yang cukup mengagetkan mengingat…
Sudah bukan rahasianya Donald Trump saja, seluruh dunia juga tahu kalau umat manusia sedang terancam…
Kasus pelecehan pasien yang melibatkan dokter saat ini marak menjadi buah bibir masyarakat. Kejadiannya nyaris…