Trending

Fakta Viralnya Mahasiswa di Unhas yang Diusir Dosen karena Mengaku Sebagai Non-Biner

Belum lama ini, jagad maya dihebohkan dengan berita tentang salah satu mahasiswa dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar yang diusir oleh dosennya. Pengusiran ini terjadi karena mahasiswa inisial MNA mengaku sebagai non-biner, saat dirinya mengikuti rangkaian acara Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa (PKKBM). Saat itu, MNA terpilih sebagai mahasiswa yang ditanya terkait gendernya, laki-laki atau perempuan. MNA kemudian menjawab bahwa dirinya bukan kedua gender tersebut, meski di KTP dan Kartu Mahasiswa ia tercatat sebagai laki-laki.

Saat itulah, sang dosen yang merupakan Wakil Dekan II Fakultas Hukum Unhas, memanggil panitia dan meminta MNA membawa tasnya keluar dari ruangan. Hal ini kemudian menjadi pro dan kontra di kalangan netizen. Lalu, apa sih non-biner tersebut? Simak dalam ulasan berikut ya!

Apa itu non-biner?

Menurut para pakar, Sandyulandy Leowalu, SKM, M.Sexol (CSE officer Rutgers) non-biner atau non-binary merupakan istilah yang merujuk kepada seseorang yang mengidentifikasi dirinya tidak secara spesifik sebagai lelaki atau perempuan.

Orang non-biner tidak mengidentifikasi gender dirinya berdasarkan jenis kelamin saat lahir. Ia memilih gender netral, sebagaimana seperti disebut oleh MNA saat ditanya terkait jenis kelaminnya. Di Indonesia, orang hanya mengenal dua jenis kelamin, laki-laki dan perempuan. Non-biner tidak termasuk dalam kategori tersebut.

Tanggapan netizen terkait permasalahan ini

Di Indonesia sendiri, yang hanya mengakui adanya dua gender, fenomena non-biner ini mungkin hal yang baru. Berbeda dengan di luar negeri atau negara-negara yang tidak pernah meributkan orientasi seksual seseorang. Ada banyak pro dan konta yang terlontar dari netizen.

Mahasiswa Unhas yang mengaku non-biner [sumber gambar]
Sebagian mereka menyebut bahwa tidak seharusnya kampus menanyakan hal-hal yang tidak penting terkait orientasi seksual mahasiswanya, karena hal itu tidak ada hubungannya dengan kegiatan yang nantinya ada di kampus. Sebagian lain mengatakan bahwa MNA seharusnya sadar bahwa ia hidup dan tinggal di Indonesia. Di mana tidak semua orang berpikiran terbuka terkait non-binary ini. Netizen juga mengatakan bahwa seharusnya MNA paham akan norma-norma di kampus yang ada di Indonesia.

MNA disebut netizen sebagai mahasiswa bermasalah

Salah satu keahlian netizen Indonesia memang bisa mengulik segala macam permasalahan sampai ke akar-akarnya, termasuk dalam kasus MNA ini. MNA disebut netizen memang sudah problematik. MNA ini beberapa kali mengunggah sebuah status melalui WhatsApp di mana status tersebut menampilkan dirinya sebagai mahasiswa baru yang sedang menjalani PKKMB.

Terdapat salah satu status di mana ia menyebut dosennya sebagai kodok zuma, atau ada pula pemateri yang disebut flop (membosankan), serta perkataan yang menyebut pemateri rasis dan terlalu banyak basa-basi. Selain itu, netizen juga berhasil mengulik twit MNA dari tahun 2017, di mana mengaku sebagai gay. Terkait masalah ini, MNA enggan memberikan tanggapan, karena menurutnya isu tersebut sudah muncul sejak lama. “No coment, itu saja sudah hal-hal lama, diungkit kembali,” ujar MNA di Unhas Makassar.

Kasus yang berakhir dengan damai

Polemik antara dosen dan mahasiswa MNA yang mengaku non-biner ini akhirnya berakhir dengan damai. Terkait dengan status-status yang sempat viral, Dekan Fakultas Hukum UNHAS, Prof. Hamzah Halim menyebut bahwa MNA sudah menulis surat permintaan maaf. Surat tersebut dibawa oleh MNA ke ruang Dekan Fakultas Hukum, bersama dengan orang tua MNA pada 22 Agustus kemarin.

Dekan (kiri) dan Rektor (kanan) UNHAS [sumber gambar]
Surat tersebut dibuat tanpa intimidasi dari kampus. Selain itu, MNA juga sudah saling bermaafan dengan dosen terkait. Prof. Hamzah Halim juga menyebut bahwa ia menjamin MNA tak akan mendapat diskriminasi selama perkuliahan. Layaknya kebanyakan mahasiswa baru, ia akan mengikuti proses belajar dengan baik.

BACA JUGA: Tak Hanya Lelaki dan Perempuan, Masyarakat Bugis Memiliki 5 Jenis Gender Ini

Untuk kedua dosen yang ada di dalam video yang sepat viral, Hamzah Amir menyebut tidak ada sanksi, karena masalah ini sudah dianggap clear dan selesai. Masalah ini sudah berakhir damai antara dua belah pihak.

Share
Published by
Ayu

Recent Posts

Kontroversi Tambang Nikel Raja Ampat, Presiden Akhirnya Cabut Izin Tambang

Kontroversi tambang nikel di kawasan Raja Ampat kini menemui titik terang. Usai jadi perdebatan di…

2 days ago

Perjalanan Kapal Madleen Bawa Bantuan ke Gaza Hingga Dirampas Israel

Konflik Palestina-Israel menemui babak baru. Aktivis lingkungan kondang, Greta Thunberg, memutuskan turun gunung untuk membantu…

4 days ago

Demi Salat Ied Berlatar Gunung Sumbing dan Sindoro, Jamaah Rusak Kebun Tembakau

Kebiasaan netizen Indonesia, selalu ingin mencoba sesuatu yang viral, termasuk saat menyerbu Dusun Garung untuk…

6 days ago

Tips Cegah Kolesterol Naik Saat Konsumsi Daging di Momen Idul Adha

Hari Raya Kurban atau Idul Adha tahun ini sudah di depan mata. Momen yang sangat…

1 week ago

Pernyataan Two-State Solution oleh Prabowo tentang Palestina, Masuk atau Nggak?

Presiden RI Prabowo Subianto bikin kaget rakyat Indonesia. Hal ini berhubungan dengan pernyataannya, yaitu bahwa…

2 weeks ago

Profil Ray Dalio yang Diisukan Mundur sebagai Penasehat Danantara

Belum apa-apa, Danantara sudah kena gosip miring. Salah satu orang yang diharapkan segera bergabung dengannya…

2 weeks ago