Di Indonesia, 10 November diperingati sebagai hari pahlawan untuk memperingati pertempuran Surabaya yang terjadi pada tahun 1945. Indonesia sebenarnya sudah mendeklarasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, namun tentara Belanda yang masih ingin menguasai Indonesia terus berusaha menyerang Indonesia. Maka pertempuran tidak bisa dihindarkan.
Untuk memperingati peristiwa ini, maka dibangunlah Tugu Pahlawan di Surabaya. Monumen yang berdiri di tengah kota di jalan Pahlawan Surabaya ini diresmikan pada 10 November 1951, bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan. Namun ternyata, ada banyak hal unik yang tidak diketahui tentang berdirinya tugu ini, lho.
Dul Arnowo adalah sosok yang juga berjasa dalam perjuangan dan pertempuran Surabaya untuk mempertahankan NKRI. Ia adalah sosok populer di kalangan pejuang Jawa Timur, dan sejak 2 September 1945, ia pula yang memprakarsai untuk membentuk pemerintahan Kota Surabaya yang menjadi bagian dari Indonesia dalam proklamasi 17 Agustus 1945. Ia pula yang berusaha memutar otak mengumpulkan dana untuk operasional pemerintahan.
Puing-puing reruntuhan Gedung Kenpeitai menjadi pilihan untuk lokasi karena tempat ini pernah membawa penderitaan yang begitu sulit dan tidak mudah dilupakan oleh para pejuang kemerdekaan. Di sinilah para pejuang yang dianggap melawan Jepang ditawan dan disiksa. Saat pertempuran 10 November 1945, tempat ini pulalah yang menjadi pusat gerakan pemuda sehingga menjadi bulan-bulanan peluru musuh.
Hambatan pertama dalam pembangunan Tugu Pahlawan adalah munculnya sanggahan dari beberapa kalangan di Surabaya. Mereka berpendapat bahwa langkah pertama yang harus dilakukan adalah membuat perumahan, bukan tugu. Meski begitu, dengan dukungan dari rakyat, rencana ini tetap bisa berlangsung seperti semula.
Seorang utusan dikirim ke Jakarta untuk menunjukkan rancangan tugu tersebut kepada Presiden. Namun ternyata rancangan tersebut ditolak dan Presiden menyarankan untuk membuat tugu dengan bentuk “paku”.
Dengan bantuan dari berbagai jawatan, maka pada 20 Februari 1952 akhirnya dimulailah pembangunan Tugu Pahlawan. Untuk membuat pondasinya, tanah harus digali hingga sebanyak 620 meter kubik. Selanjutnya dilakukan pengecoran beton yang dilakukan oleh Indonesian Engineering Corporation.
Tubuh monumen ini berbentuk lengkungan berjumlah 10 buah dan terbagi sebanyak 11 ruas. 10 dan 11 di sini melambangkan 10 November. Sementara itu, tinggi tugu ini seharusnya 45 meter untuk melambangkan tahun 1945, sehingga bisa sesuai dengan peringatan peristiwa 10 November 1945.
Pembangunan tugu ini tidak tanpa kesulitan karena dengan tingginya yang sampai puluhan meter, melakukan pengecoran juga menjadi sulit. Selain itu, beberapa pekerja juga takut untuk memanjat setinggi itu sehingga gaji mereka ditambah menjadi tiga hingga 4 kali lipat. Dari perhitungan terakhir, pembangunan ini memakan biaya kurang lebih setengah juta rupiah.
Jika dibandingkan dengan sekarang ini, pembangunan besar seperti ini tentu tidak sesulit pada masa itu. Apalagi saat itu Indonesia baru saja mulai menata kembali negara dan berusaha bangkit setelah masa penjajahan. Namun untuk usaha menghormati dan mengenang perjuangan keras para pahlawan, kita patut berbangga dengan didirikannya Tugu Pahlawan ini sebagai simbol pertempuran besar 10 November yang pernah terjadi di Surabaya.
Namanya juga penipu. Akan selalu ada cara untuk membuat korbannya tidak berkutik demi merampas harta…
Sunmori atau Sunday Morning Ride adalah salah satu hobi masyarakat Indonesia. Para pemilik kendaraan roda…
Makan Bergizi Gratis (MBG) nampaknya harus secepatnya melakukan penyempurnaan. Pasalnya, masih banyak ditemui beragam kasus…
Paus Fransiskus tutup usia pada hari Senin 21 April 2025. Berita yang cukup mengagetkan mengingat…
Sudah bukan rahasianya Donald Trump saja, seluruh dunia juga tahu kalau umat manusia sedang terancam…
Kasus pelecehan pasien yang melibatkan dokter saat ini marak menjadi buah bibir masyarakat. Kejadiannya nyaris…