Bayangkan kira-kira apa yang terjadi jika menumpang pesawat secara ilegal lewat rodanya? Tentu ada banyak bahaya yang bakal mengintai jika nekat melakukan hal tersebut, termasuk risiko kematian. Namun, apa yang terjadi pada seorang pria bernama Bas Wie ini sungguh di luar dugaan.
Bertekad keluar dari kemiskinan, Bas Wie yang kala itu berusia 12 tahun nekat menyusup ke badan pesawat melalui roda agar bisa ikut terbang ke Australia. Sontak, aksi nekat tersebut hampir saja membahayakan nyawanya meski akhirnya berhasil diselamatkan. Selengkapnya, simak ulasan Boombastis berikut ini.
Pendudukan pasukan Jepang atas Timor membuat hidup Bas Wie kecil di Pulau Sabu sangat menderita. Ia bahkan sempat mencuri ayam karena kelaparan setelah berhari-hari tidak makan apa pun. Menurut Dokumentasi Arsip Nasional Australia, Bas Wie nekat menyelundup ke Australia karena tak tahan dengan kondisi tersebut.
Kesempatan itu datang setelah dirinya melihat ada sebuah pesawat Dutch DC-3 yang mendarat di landasan pacu Bandara Kupang pada tahun 1946. Bas Wie yang kala itu dipekerjakan di dapur bandara, kemudian menyelinap dan merangkak masuk pesawat lewat rodanya. Saat itu, ia masih berusia 12 tahun.
Selama bersembunyi di roda pesawat, ia harus berjuang bertahan antara hidup dan mati karena kondisi ruangan untuk roda tersebut sangat menyulitkan dirinya. Tiga jam perjalanan antara panjang antar benua itu membuat Bas Wie sangat tersiksa. Beruntung, ia akhirnya selamat setelah roda pesawat mendarat di Bandara Darwin.
Saat ditemukan oleh kru pesawat, kondisi Bas Wie dalam keadaan pingsan dengan tubuh penuh luka akibat terbakar oleh saluran pembuangan pesawat. Menurut Kurator Arsip Nasional Australia, Michelle Hughes mengatakan, Bas Wie juga mengalami hipotermia atau kedinginan ekstrim akibat berdekatan dengan baling-baling pesawat.
Setelah pulih dari perawatan di rumah sakit, keberadaan Bas Wie menjadi kontroversi lantaran kehadirannya tidak direstui oleh pemerintah Australia dan harus segera dideportasi. Pasalnya, negeri Kanguru menerapkan kebijakan White Australia atau ‘Australia Putih’ yang tidak mengijinkan siapa pun tinggal di sana kecuali orang kulit putih.
Menurut aturan tersebut, keberadaan Bas Wie dianggap bisa mengancam kebijakan ‘Australia Putih’, dan khawatir orang-orang luar non-kulit putih seperti dirinya bakal masuk dan membanjiri Australia. Meski menjadi kontroversi, banyak masyarakat setempat yang mendukung agar bocah NTT itu diberi hak yang sama seperti lainnya.
Kisah Bas Wie dengan aksi nekatnya menyelundup di roda pesawat, membuat dirinya dijuluki ‘The Kupang Kid’. Sosoknya pun banyak diliput oleh media setempat maupun secara global hingga membuat Bas Wie semakin dikenal. Beruntung, Bas Wie akhirnya diijinkan tinggal di Australia dengan syarat jaminan dari administrator Wilayah Utara Australia, Mick Driver, dan keluarganya.
Majalah People Amerika Serikat Edisi 1951 kemudian mendokumentasikan kehidupan Bas Wie bersama keluarga Mick Driver di Australia. Dari sana, sorotan kamera dari media seperti koran hingga televisi telah menjadi keseharian bagi Bas Wie. Untuk pertama kalinya pada tahun 1958, bocah NTT yang telah tumbuh remaja itu akhirnya mendapatkan kewarganegaraan Australia dan tinggal di sana bersama keluarganya.
BACA JUGA: Mengenang Insiden Helios 522, Penerbangan ‘Hantu’ yang Renggut Nyawa Pilot dan Penumpangnya
Meski sempat terombang ambing dengan kebijakan ‘Australia Putih’, Bas Wie akhirnya berhasil mendapatkan kewarganegaraan Australia lewat proses naturalisasi. Ia pun hidup tenang dan menikah dengan warga setempat, Margaret Wie. Bas Wie sendiri meninggal dunia di Darwin, Australia pada usia 82 tahun.
Patah hati tampaknya tengah dialami para fans juara ketiga Indonesian Idol musim ke-8 sekaligus vokalis…
Beberapa waktu lalu, viral sebuah video yang memperlihatkan seorang pengemis karena aksinya yang dianggap meresahkan.…
Masyarakat Indonesia sedang berbahagia dan bangga terhadap Tim Nasional (Timnas) Indonesia yang baru saja menorehkan…
Media sosial kini menjadi tempat berbagi cerita dan mencari hiburan, tak heran banyak orang yang…
Jakarta banjir, sudah menjadi “acara” tahunan yang membuat banyak warga menjadi lebih “santuy” saat menghadapinya.…
Siapa sangka sebuah pijatan yang bisa merelaksasi dan menyembuhkan penyakit pada orang dewasa, bisa berujung…