Masjid Istiqlal yang bediri megah di jantung Ibukota Jakarta, menjadi salah satu rumah ibadah yang memiliki sejarah unik di balik pembangunannya. Tak hanya sekedar berdiri, masjid yang memiliki arti “Merdeka” itu, dirancang dan diarsiteki oleh seorang non-muslim yang bernama Friedrich Silaban. Bahkan, seperti yang dikutip dari historia.id, ia sempat mengalami pergulatan batin karena dirinya adalah seorang penganut Kristiani.
Meski demikian, dirinya sukses membangun masjid yang menjadi salah satu tempat ibadah umat Islam terbesar di Asia Tenggara itu. Pada saat itu, karyanya terpilih sebagai pemenang lewat sebuah sayembara pimpinan oleh Sukarno, yang juga bertindak sebagai ketua juri. Lewat sketsanya yang bersandi “Ketuhanan”, inilah perjalanan Friedrich Silaban yang juga anak seorang pendeta, dalam merancang Masjid Istiqlal.
Dikutip dari tirto.id, semua berawal ketika berbagai kelompok Islam di Indonesia menghendaki sebuah Masjid Nasional pada 1950. Gambaran tempat ibadah yang berukuran besar dan luas dan dibangun di pusat pemerintahan seperti kebanyakan di alun-alun di kota-kota Pulau Jawa, menjadi sebuah mimpi yang ingin segera direalisasikan pada saat itu. Hingga pada akhirnya, rencana besar tersebut sampai ke telinga Menteri Agama Kyai Haji Wahid Hasyim dan Politisi Sarekat Islam Anwar Tjokroaminoto.
Sebagai pemenang, masjid rancangan Silaban akhirnya diwujudkan dalam bentuk nyata hingga berdiri kokoh dan diberi nama Istiqlal. Menurut Buku Rumah Silaban (2008) yang dikutip dari laman tirto.id menuliskan, Friedrich Silaban merupakan anak dari .Pendeta Djonas Silaban. Pria kelahiran Bonandolok, Tapanuli pada 16 Desember 1912 itu, merupakan seorang arsitek lulusan Sekolah Teknik Koningen Wilhelmina School, Jakarta. Di sekolah kolonial itulah, ia mulai tertarik mempelajari arsitektur.
Selama menekuni profesi sebagai arsitek, Silaban banyak menelurkan karya-karya arsitektur yang monumental. Selain Masjid Istiqlal, ia juga berada di balik berdirinya bangunan seperti tugu khatulsitiwa Pontianak, Tugu Selamat Datang Bundaran HI, TMP Kalibata, Monumen Nasional (Monas), Gedung Bank Indonesia (BI), dan Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK).
Hebatnya lagi, sayembara pembangunan Masjid Istiqlal yang tegolong prestisius itu berhasil dimenangkannya tanpa ada “kasak-kusuk” yang mempertanyakan kepercayaan yang dianut sang arsitek sebagai pemenang. Memang ada sedikit perdebatan, namum hal tersebut tak berlangsung lama. Seperti dituliskan oleh laman historia.id. sayembara masjid nasional di tahun 1954-55 tidak meributkan asal-usul atau agama si perancangnya. Bahkan, pemenang juara ketiga sayembara masjid Istiqlal dimenangkan oleh Han Groenewegen, arsitek asal Belanda yang Kristen,
BACA JUGA: Kokoh Hingga Kini, Inilah Rahasia Konstruksi Belanda Lebih Kuat Dari Bangunan Jaman Now
Di balik kemegahan Masjid Istiqlal yang masih bisa kita saksikan hingga saat ini, tak disangka tempat ibadah bagi umat Islam itu merupakan buah karya dari seorang non-muslim bernama Friedrich Silaban . Tak hanya itu, ia juga sukses menelurkan beragam karya aristektur lainya di beberapa wilayah Indonesia. Terlepas dari karya-karya yang dihasilkan oleh dirinya, Masjid Istiqlal menjadi salah satu masterpiece yang secara tak langsung menyiratkan bahwa toleransi itu benar-benar Indah.
Namanya juga penipu. Akan selalu ada cara untuk membuat korbannya tidak berkutik demi merampas harta…
Sunmori atau Sunday Morning Ride adalah salah satu hobi masyarakat Indonesia. Para pemilik kendaraan roda…
Makan Bergizi Gratis (MBG) nampaknya harus secepatnya melakukan penyempurnaan. Pasalnya, masih banyak ditemui beragam kasus…
Paus Fransiskus tutup usia pada hari Senin 21 April 2025. Berita yang cukup mengagetkan mengingat…
Sudah bukan rahasianya Donald Trump saja, seluruh dunia juga tahu kalau umat manusia sedang terancam…
Kasus pelecehan pasien yang melibatkan dokter saat ini marak menjadi buah bibir masyarakat. Kejadiannya nyaris…