Baru-baru ini, publik dikejutkan dengan sikap Ketua Umum PSSI, Eddy Rahmayadi yang dinilai terlalu ketus menjawab pertanyaan saat dirinya diwawancarai oleh sebuah televisi swasta. Memang, banyak netizen yang menyayangkan hal tersebut. Terlebih, sosok Eddy Rahmayadi juga merupakan purnawirawan Jenderal TNI sekaligus Gubernur Sumatera Utara yang disegani.
Terlepas dari hal tersebut, Eddy Rahmayadi merupakan seorang perwira brilian yang sukses berkarir di bidang militer. Lulus sebagai taruna di tahun 1985, dirinya sempat menapaki jabatan-jabatan strategis di lingkungan TNI AD. Mulai dari pangkat Letnan Dua hingga menjadi Letnan Jenderal. Sebagai seorang perwira militer, sosok tegas Edy Rahmayadi tentu saja membuat nyali ciut bagi siapapun yang pernah berurusan dengan dirinya.
Di tengah polemik kerusuhan penonton sepak bola yang berujung pada tewasnya suporter Persija, Haringga Sirila, Eddy Rahmayadi selaku Ketua Umum PSSI sempat menghardik wartawan kompas TV. Saat itu, ia ditanya apakah jabatannya sebagai Gubernur Sumut sekaligus Ketua Umum PSSI terganggu? Alih-alih mendapat jawaban, justru tanggapan yang keluar adalah menghardik balik sang wartawan tersebut.
Bentuk ketegasan Edy yang lainnya adalah saat membubarkan demo warga soal sengketa lahan dengan TNI. Pada saat kejadian, sosok Jenderal lulusan Akmil angkatan 1985 itu terlihat emosi terhadap beberapa warga yang dianggapnya tidak sopan terhadap perwira militer. Sontak, ia pun sempat melontarkan sikap kerasnya berupa dorongan dan hardikan agar para pendemo segera membubarkan aksi demo yang dilakukan. Kala itu, Edy tengah menjabat sebagai Pangdam I Bukit Barisan, Medan, Sumatera Utara.
Baru lima hari menjabat sebagai Gubernur Sumatera Utara, Edy langsung diserbu oleh kerumunan nelayan pada sebuah aksi demo yang digelar. Saat tengah berorasi di tengah-tengah masyarakat, Edy sempat mengusir seorang ibu-ibu yang dianggap pembuat ricuh karena sering mengeluarkan celetukan. Bahkan, ia sempat berargumen dengan para nelayan yang berdemo bahwa mereka belum melaksanakan ibadah shalat Dzuhur. Sontak, di antara pada ibu-ibu tersebut, satu persatu akhirnya mulai beranjak pergi dari lokasi.
Saat menjabat sebagai Ketua Umum PSSI, Eddy menyempatkan diri untuk menonton secara langsung pertandingan antara PSMS Medan melawan Persela Lamongan. Saat pertama datang, suasana masih terlihat normal dan tak tampak tanda-tanda adanya suporter hendak berbuat kericuhan. Tak lama berselang, muncul flare di pada tribun di bagian belakang gawang. Jejak asapnya yang kemerahan, membuat Edy akhirnya turun dan langsung berjalan menuju tribun tersebut. Setibanya di sana, ia langsung mencari pelaku dan timbullah sedikit kericuhan.
Figur Edy Rahmayadi yang tegas dan keras, tak lepas dari pengalamannya sebagai perwira di kemiliteran. Tentu saja, sikap tersebut akan ia keluarkan pada saat momen-momen tertentu saja. Mungkin, bagi masyarakat sipil hal tersebut diartikan sebagai tindakan arogansi dan keangkuhan. Gimana menurutmu Sahabat Boombastis?
Namanya juga penipu. Akan selalu ada cara untuk membuat korbannya tidak berkutik demi merampas harta…
Sunmori atau Sunday Morning Ride adalah salah satu hobi masyarakat Indonesia. Para pemilik kendaraan roda…
Makan Bergizi Gratis (MBG) nampaknya harus secepatnya melakukan penyempurnaan. Pasalnya, masih banyak ditemui beragam kasus…
Paus Fransiskus tutup usia pada hari Senin 21 April 2025. Berita yang cukup mengagetkan mengingat…
Sudah bukan rahasianya Donald Trump saja, seluruh dunia juga tahu kalau umat manusia sedang terancam…
Kasus pelecehan pasien yang melibatkan dokter saat ini marak menjadi buah bibir masyarakat. Kejadiannya nyaris…