Categories: Tips

Ahmad Iszuddin, Bocah 11 Tahun yang Memilih Berjualan Roti demi Selamatkan Penyu

Apa sih yang biasanya dilakukan anak-anak usia sekolah dasar zaman sekarang? Otak-atik gadget, nonton sinetron, atau malah main cinta-cintaan sama temen sekelasnya? Mungkin fenomena itulah yang banyak kita temukan di sekeliling kita saat ini ya. Semakin lama anak-anak yang harusnya sudah diajarkan tentang sikap saling membantu itu malah lebih suka melakukan hal-hal yang tidak seharusnya.

Hal semacam itu sangat berbeda jauh dengan sosok anak 11 tahun bernama Ahmad Iszuddin Ahmad Idzham yang memilih menggunakan waktu luangnya untuk membantu mahluk hidup lainnya. Kali ini bukan teman di sekolah maupun saudara di rumah yang dicoba bantu oleh Iszuddin, melainkan penyu.

Ahmad Iszuddin prihatin dengan keberlangsungan hidup penyu

Iszuddin sebelumnya adalah seorang siswa SD biasa yang senang menghabiskan waktunya bersama kawan-kawan bermainnya. Namun suatu hari anak laki-laki tersebut tergugah perasaannya setelah menonton sebuah video yang ditunjukkan oleh guru biologinya di kelas. Video tersebut memperlihatkan betapa kehidupan penyu saat ini sudah mulai terancam punah.

Prihatin dengan penyu [image source]
Selepas menonton tayangan tersebut tanpa sadar Iszuddin menangis karena prihatin dengan kehidupan si penyu yang semakin lama malah semakin terancam kehidupannya. Anak kelima dari lima bersaudara ini bercerita bahwa dia sudah menonton video tersebut lebih dari satu kali dan selalu menangis. Itulah yang kemudian membuat Ahmad Iszuddin tergerak hatinya untuk melakukan sesuatu demi melindungi spesies penyu yang masih bertahan.

Memilih berjualan kue untuk mengumpulkan donasi

Dilahirkan dari keluarga yang cukup mampu, tidak semata-mata membuat Ahmad Iszuddin mengandalkan orang tuanya untuk berdonasi. Anak laki-laki berusia 11 tahun itu memilih untuk mengumpulkan uang dengan caranya sendiri. Kemudian dia memutuskan untuk menjual biskuit dan juga roti yang tentunya dia masak sendiri.

Masak kue [image source]
Awalnya Iszuddin meminta sang ibu, Nor Azlina Ishak, untuk mengajarinya cara membuat kue sebelum kemudian memasarkannya di sekitar tempat tinggalnya yang berlokasi di Kuala Lumpur. Saat ini Iszuddin sudah memiliki pelanggan tetap, yang selalu memesan kuenya tanpa dia harus menjajakan dari rumah ke rumah.

Hasil donasi diberikan lembaga konservasi penyu

Sejauh ini, Ahmad Iszuddin sudah mengumpulkan uang sebanyak RM200 atau sekitar Rp 600 ribu dari hasil berjualan kue dan roti buatannya. Anak bungsu dari lima bersaudara ini kemudian berencana memberikan seluruh uang hasil jualannya ke sebuah lembaga konservasi penyu, Turtle Conservation Society di daerah Terengganu, Malaysia untuk membantu spesies penyu di sana.

Donasi [image source]
Sebelumnya Ahmad Iszuddin sempat ditemani sang ibu mengunjungi markas World Wildlife Fund untuk mencari tahu lebih lanjut terkait keberadaan penyu di Malaysia. Namun ternyata hewan-hewan lucu itu menurut data dari WWF sudah lama tidak mengunjungi daerah Terengganu semenjak tahun 1993.

Ahmad Iszuddin Ahmad Idzham mendapat dukungan penuh dari orang tua

Beruntungnya Ahmad Iszuddin karena pergerakannya itu didukung penuh oleh sang ibu yang sehari-harinya berprofesi sebagai motivator dan ayahnya yang seorang pebisnis. Menurut orang tua Iszuddin, mereka akan selalu mendukung sang anak dalam menjalankan passionnya selama itu merupakan hal yang positif.

Ahmad Iszuddin [image source]
Sang ibu juga menambahkan bahwa dia dan suaminya akan mendukung apapun minat anak-anaknya serta tidak ingin melewatkan setiap langkah yang diambil sang buah hati. Dengan adanya dukungan penuh dari orang tua, Ahmad Iszuddin tak pernah lelah mengajak semua orang di luar sana untuk bekerja bersama-sama menyelamatkan spesies yang terancam punah ini.

Ahmad Iszuddin Ahmad Idzham sepertinya memang bisa menjadi sosok panutan untuk anak-anak kecil di luar sana agar lebih menumbuhkan rasa peduli terhadap lingkungan. Kita harus mengapresiasi sifat inisiatif Iszuddin yang muncul dengan sendirinya tanpa ada permintaan dari siapapun. Dan untuk kita yang sudah dewasa, pantaskan hanya berdiam diri sementara anak ini sudah melakukan pergerakan demi menyelamatkan lingkungan?

Share
Published by
Faradina

Recent Posts

Kronologi Kasus Kiano Alvaro, Hilang 8 Bulan Ditemukan Tak Bernyawa

Delapan bulan lamanya keluarga Alvaro Kiano Nugroho (6) mencari anak sekaligus cucu tanpa kepastian jelas.…

6 days ago

Kasus Ira Puspadewi, Pulang dari LN untuk Negara Ternyata Dituding Korupsi

Sedang ramai di Indonesia mengenai kasus korupsi yang menyeret nama Ira Puspadewi. Ia adalah mantan…

7 days ago

Profil Zohran Mamdani, Walikota Muslim Pertama di Amerika Serikat

Di tengah gejolak politik terus menerus yang dipicu oleh presidennya, Amerika Serikat memberi kejutan baru…

2 weeks ago

Kasus Ledakan SMAN 72 dan Potret Ekstrim Dampak Perundungan di Kalangan Remaja

Baru di Indonesia, ketika teror mengguncang sebuah institusi pendidikan. Di tengah-tengah pelaksanaan salat Jumat (7/11/2025)…

2 weeks ago

Ramai Beli Emas saat Harga Naik, Bagaimana Seharusnya?

Ada yang terbang sampai lupa pulang. Seperti itulah harga emas akhir-akhir ini. Terus melambung tinggi…

3 weeks ago

Arab Bikin Proyek Kereta Cepat, Kenapa Biayanya Bisa Lebih Murah dari Whoosh Indonesia?

Kabar gembira untuk warga Arab Saudi, atau mungkin Warga Negara Indonesia yang bermukim di sana.…

3 weeks ago