Sangat miris, karena pelajar di Indonesia selalu identik dengan tawuran. Apalagi mengingat kabar kemarin, dua siswa SMK di Bekasi tewas akibat bentrok. Peristiwa tersebut menjadi catatan kelam bagi dunia pendidikan di Indonesia. Yah, peristiwa tawuran tersebut juga dampak perseteruan abadi yang diwariskan dari generasi sebelumnya.
Konon, beberapa tawuran telah ada sejak zaman dulu. Bahkan hingga saat ini, kedua golongan masih terlibat dalam bentrokan yang diwariskan tersebut. Berikut adalah beberapa tawuran abadi yang sepertinya masih ada di masyarakat.
Di beberapa kota ini, sangat sering terjadi tawuran antar pelajar. Dan bahkan menduduki peringkat tertinggi tawuran antar pelajar di seluruh Indonesia. Ini sangat miris, mengingat kota-kota tersebut adalah metropolitan. Sudah banyak korban jiwa akibat bentrokan ini. Hasilnya upaya saling balas dendam menjadi pengawet perseteruan abadi ini. Contohnya saja geng SMK 53 dan SMK 35 yang selalu menjadi musuh abadi dalam tawuran pelajar tersebut. Statistik menunjukkan, pada 2014 ada kurang lebih 760 tawuran yang terjadi di sana. 760 adalah angka fantastis yang menunjukkan betapa seringnya tawuran terjadi di kawasan tersebut. Setiap tahun lebih puluhan jiwa harus melayang akibat tawuran sia-sia ini.
Belum diketahui penyebab awal tawuran ini terjadi. Seperti menjadi sebuah tradisi, tiap tahunnya terjadi tawuran di tempat yang sama. Bahkan hanya karena masalah sepele saja seperti saling ledek, bisa menjadi bentrokan yang berkelanjutan. Diketahui bahwa tawuran di sana telah ada sejak tahun 1995, bahkan pada masa itu dalam satu hari ada empat sampai lima tawuran bisa terjadi. Meski pun berkali-kali diadakan upaya perdamaian antar pihak tawuran, namun hasilnya nihil.
Sebenarnya hal seperti ini sudah biasa terjadi bahkan di luar negeri. Beberapa suporter sepak bola saling menunjukkan diri sebagai pendukung paling setia. Sayangnya persaingan antar pendukung diwarnai dengan hal-hal yang tidak patut dicontoh. Tawuran hingga merenggut korban jiwa, adalah hal yang sering kita dijumpai. Bahkan persaingan di beberapa supporter, bisa dibilang abadi. Contohnya saja Aremania Vs Bonek dan The Jack Vs Viking. Lebih miris lagi, perseteruan tersebut seperti diwariskan pada generasi muda dan seolah tidak bisa didamaikan.
Entah siapa yang memulai dan kapan dimulainya, dua perguruan silat ini saling beradu ilmu. Sayangnya bukan di arena namun di sekitar lingkungan warga. Buntut dari pertikaian ini, banyak korban dari kedua belah pihak. Bukan hanya mereka yang dirugikan, masyarakat pun ikut merasakan kerugian dari persaingan kedua perguruan bela diri tersebut. Yang lebih miris, dimanapun cabang perguruan silat ini berada, selalu ada sejarah tawuran antara kedua belah pihak. Puluhan korban jiwa telah berjatuhan dari kedua bela pihak.
Entah siapapun yang memulai atau apapun penyebabnya, perseteruan abadi tersebut harus dihentikan. Dipandang dari sisi manapun, hanya kerugian yang didapatkan. Persaingan akan menjadi hal positif bila dilakukan dengan cara yang bagus pula. Mengingat telah banyaknya korban jiwa yang berjatuhan, sebaiknya kita hentikan perseteruan berdarah ini.
Media sosial kini menjadi tempat berbagi cerita dan mencari hiburan, tak heran banyak orang yang…
Jakarta banjir, sudah menjadi “acara” tahunan yang membuat banyak warga menjadi lebih “santuy” saat menghadapinya.…
Siapa sangka sebuah pijatan yang bisa merelaksasi dan menyembuhkan penyakit pada orang dewasa, bisa berujung…
Nama selebgram Chandrika Chika terseret pada kasus penyalahgunaan narkoba yang baru-baru ini terungkap. Tidak sendirian,…
Mendapat tunjangan hari raya (THR) dari perusahaan atau tempat kita bekerja, memang sudah biasa. THR…
Kabar duka datang dari keluarga besar Stand Up Comedy Indonesia. Priya Prayoga Pratama atau lebih…