Limbah masih menjadi masalah serius di hampir setiap negara, mulai dari limbah plastik, kertas, hingga elektronik. Berbagai upaya dilakukan untuk mengurangi tingginya angka limbah, akan tetapi hasilnya masih belum maksimal. Solusi atas permasalahan limbah masih terus dikaji ulang.
Di Indonesia sendiri, minat masyarakat untuk membeli produk elektronik cukup tinggi. Sehingga Indonesia menjadi negara dengan konsumsi elektronik terbesar di dunia. Hal ini justru menyebabkan limbah elektronik atau e-waste cukup tinggi. Nah, ternyata limbah yang berasal dari barang elektronik bekas ini bisa jadi bisnis yang menggiurkan. Kok bisa? Biar nggak penasaran, simak ulasan berikut.
Sebagian besar masyarakat biasanya akan langsung membuang peralatan elektronik ketika sudah rusak. Mereka lebih memilih membeli peralatan elektronik baru, ketimbang memperbaiki yang rusak. Padahal elektronik bekas tersebut masih bisa dimanfaatkan dan bernilai tinggi.
Perlu kamu ketahui, sampah elektronik tersebut sebenarnya berpotensi menghasilkan sumber daya logam yang tinggi. Misalnya saja, limbah ponsel bekas seberat 15-30 kilogram, bisa menghasilkan sebuah cincin emas dengan berat sekitar 2 gram.
Siapa sangka, di dalam rangkaian komponen elektronik, terdapat logam berharga, seperti emas, tembaga, atau timah. Bahan-bahan logam tersebut digunakan untuk membuat rangkaian elektronik di ponsel maupun perangkat elektronik lainnya.
Daripada kamu membuang barang elektronik yang sudah tidak dipakai, lebih baik kamu berikan ke pengepul limbah elektronik. Dengan cara ini, kamu juga turut membantu menjaga lingkungan dari limbah elektronik yang berbahaya.
Shandra Setiawan merupakan salah satu dari sekian banyak pemburu lempengan berharga dari komponen elektronik bekas. Shandra mengeluarkan emas dari komponen, lalu mengumpulkanya di dalam wadah dengan api yang panas. Unsur-unsur logam berharga akan keluar dari limbah elektronik, seperti emas, bahkan tembaga dan juga perak.
BACA JUGA: Pemulung Kaya, Cuma Modal Pinset Bisa Dapat Belasan Juta dengan Mengais Emas di Jalan
Berkat pengepul elektronik bekas, masyarakat tidak perlu bersusah payah membuang perangkat elektronik yang sudah rusak. Bagaikan simbiosis mutualisme, keduanya saling memberikan keuntungan. Di satu sisi, limbah elektronik akan berkurang. Di sisi yang lain, para pengepul juga akan mendapatkan komponen elektronik dengan lebih mudah.
Sedang viral di media sosial, pernikahan sepasang pengantin dari Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Pengantin…
Meninggalnya Argo Ericko Achfandi, mahasiswa Fakultas Hukum UGM yang tewas dalam tabrakan, Sabtu (24/5/2025) dini…
Indonesia digegerkan dengan berita tentang tewasnya seorang pegawai Bank Indonesia yang diduga melompat jatuh dari…
Job Fair Expo di Cikarang diwarnai dengan kegaduhan. Bukannya dapat kemudahan cari lowongan, untuk bisa…
Yang lagi viral di media sosial dan media massa, kontroversi yang muncul belakangan ini gara-gara…
Warga Solo digemparkan dengan kuliner ayam goreng non-halal. Pasalnya, menu makanan ini ternyata sudah menjadi…