Categories: Tips

Kensho Danshi, Bar Transgender yang Bikin Jepang Heboh!

Isu-isu terkait LGBT memang agak sensitif untuk dibahas, tak terkecuali di Jepang. Negara matahari terbit ini ternyata tak seterbuka Amerika untuk hal terkait kaum minoritas. Mengetahui hal itu, beberapa transgender di Jepang berinisiatif membuat sebuah bar untuk para transgender.

Bar ini bernama Kensho Dashi. Terletak di salah satu pusat kota Tokyo yang penuh gemerlap saat malam. Ingin tahu seperti apa isi Kensho Danshi? Langsung saja kita bahas bersama-sama. Monggo!

Arti Kata “Kensho Danshi”

Sebelum membahas lebih jauh mengenai bar ini, terlebih dahulu kita kupas arti namanya:  Kensho Danshi. Dalam Bahasa Jepang kata ini dapat diartikan sebagai “makeup boy” atau laki-laki yang menggunakan make-up. Sesuai dengan ciri khas transgender di seluruh dunia, termasuk di Jepang.

Arti Kata “Kensho Danshi” [image source]
Kensho Danshi dibuat oleh seorang transgender dan mempekerjakan transgender pula. Mereka bahu-membahu mendesain bar mungil super nyaman ini agar tampil unik. Letaknya yang di tengah kota Tokyo membuat bar ini cepat terkenal, hingga sedikit “heboh” di kalangan netizen Jepang.

Desain Tema Bar yang Super Unik

Bar didesain dengan sangat baik oleh pemiliknya yang bernama Miya Inoue (mungkin bukan nama asli). Ia membuka tiga bar dengan nama Kensho Danshi berkonsep musim di Jepang. Wakashu Kensho Danshi yang menyuguhkan suasana musim dingin di Jepang. Saga Kensho Danshi memiliki konsep musim semi yang penuh warna di Jepang, dan terakhir Aya Kensho Danshi memiliki konsep musim gugur yang penuh kenangan.

Menu Makanan didesain Unik [image source]
Miya Inoue mendesain semua barnya agar para pengunjung dapat memilih bar yang mereka sukai. Dengan menyukai ruangan maka pengunjung akan merasa nyaman. Perasaan ini tidak akan didapat oleh pengunjung jika mendatangi bar lain yang mayoritas penuh musik keras dan sangat ramai.

Bar Transgender yang Dibuka Untuk Umum

Kensho Danshi memanglah bar yang dibuat oleh transgender dan sebagian besar pekerjanya juga sama. Namun mereka tidak membatasi pengunjungnya. Siapa saja bisa masuk dan menikmati malam dengan menenggak minuman yang disajikan. Miya Inoue sang pemilik mengatakan jika banyak pengunjung yang kaget saat masuk dan disambut para pelayan transgender. Mereka kadang ketakutan masuk bar khusus LGBT yang biasanya identik dengan hal-hal berbau negatif.

Miya Juga Seorang penulis[image source]
Bar unik ini tidak demikian. Semua orang boleh masuk. Mau berpakaian wanita atau berpakaian pria, semua orang boleh menikmati suasana hening yang menyejukkan. Suasana inilah yang membuat konsumen yang rata-rata berusia 30-40 tahun selalu kembali. Bar yang awalnya identik dengan kebisingan, disulap Miya menjadi bar super asyik.

Keramahan Adalah Hal Utama dari Kensho Danshi

Keramahan adalah poin utama yang ditampilkan dari tiga bar unik ini. Pengunjung yang datang langsung dicarikan tempat duduk dan ditemani mengobrol. Ya, para pelayan di bar ini senang mengajak para pengunjungnya mengobrol. Bahkan sang pemilik bar merasa senang jika malamnya dihabiskan untuk mengobrol dan tertawa bersama para pelanggannya.

Miya Inoue menegaskan jika barnya adalah tempat aman dan nyaman. Bukan tempat aneh untuk kegiatan aneh-aneh. Ia ingin mengubah stigma orang terhadap kaum minoritas menjadi lebih baik. Transegender hidup bukan untuk mengusik siapa saja, mereka hidup seperti layaknya manusia lain. Bernapas dan membutuhkan kerja untuk hidup.

Apa yang dilakukan Miya Inoue adalah hal yang baik. Ia menyediakan lapangan pekerjaan bagi banyak orang terutama para transgender di Jepang. Hmm, bagaimana menurut anda?

 

Share
Published by
Adi Nugroho

Recent Posts

Skandal Sister Hong, Pura-pura Jadi Wanita Demi Perdayai Kaum Pria dan Harta

Sedang ramai dibicarakan oleh masyarakat Negeri Tirai Bambu, China, seorang pria yang ditangkap gara-gara menyamar…

2 days ago

Bruce Willis Demensia, Tak Ingat Dirinya Aktor Dunia

Bagi aktor kelas dunia, Bruce Willis, dunia terus berputar dan waktu akan terus berjalan. Umur…

3 days ago

Dijuluki ‘Thomas Alva Edisound,’ Inikah Sang Penemu Sound Horeg?

Di balik fenomena dan polemik Sound Horeg yang menggemakan Indonesia, muncul sosok yang kini ramai…

4 days ago

Tom Lembong Siap Banding, Tak Mau Dianggap Penjarah Negara

Babak baru perjuangan Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong dalam menghadapi putusan majelis hakim dalam…

4 days ago

Fenomena Joki Strava, Jasa Lari bagi yang Ingin Mengais Validasi?

Di media sosialnya setiap minggu selalu pamer mampu lari 5 kilometer, tapi saat di kantor…

1 week ago

Sabarnya Damkar, Laporan Minta Bantuan Hadapi Ular Gaib pun Didengar

Satuan Pemadam Kebakaran (Damkar) bagaikan pelita di dalam kegelapan. Selalu yang terdepan dalam mendengarkan dan…

2 weeks ago