Inspirasi

Ayam Pheasant, Hewan Eksotis yang Bikin Pemuda di Sleman Raup Omset Jutaan Rupiah

Beternak hewan yang tergolong eksotis memang bukan perkara mudah. Selain jarang yang membudidayakan, perawatan hingga perlakuannya juga membutuhkan kesabaran dan ketelatenan. Namun hal ini berhasil dilakukan oleh Anggit Mas Arifuddin, pemuda asal Tempel, Sleman.

Berawal dari keinginan membudidayakan ayam pheasant yang berasal dari pegunungan Cina, Anggit mulai mencoba-coba setelah dirinya melihat tayangan di YouTube. Bentuk dan warnanya yang eksotis, membuat dirinya terpacu untuk serius beternak hingga sukses meraih omset ratusan juta rupiah.

Ayam pheasant yang merupakan hewan eksotis yang berasal dari Cina

Golden Pheasant yang berbulu emas [sumber gambar]
Ayam pheasant atau dikenal juga sebagai ayam pegar, merupakan hewan eksotis asal Cina yang dikenal akan keindahan bulu dan ekornya panjangnya yang menjuntai. Minimnya pengetahuan soal hewan ini, membuat keberadaannya sangat langka di Indonesia. Jenis yang populer dibudayakan sendiri adalah Golden Pheasant, Lady Armherst Pheasant, Ringneck Pheasant, Yellow Pheasant, Silver Pheasant, dan Reeves’s Pheasant.

Pengetahuan dasar soal beternak ayam pheasant yang telah dikuasainya

Anggit di kandang ayam pheasant miliknya [sumber gambar]
Sebelum memutuskan untuk membudidayakan ayam pheasant, Anggit terlebih dahulu belajar dari peternak yang ada di daerahnya. Mulai dari membuat ukuran kandang, jenis makanan, memperhatikan cara bertelur, hingga perawatan. Setelah dirasa cukup, Anggit mulai memberanikan diri untuk memulai budidaya ayam pheasantnya sendiri.

Teknik memelihara agar ayam bisa tumbuh sesuai harapan

Salah satu pakan yang diberikan adalah ulat Hong Kong [sumber gambar]
Ada beberapa teknik yang dilakukan Anggit dalam membudidayakan ayam pheasant miliknya. Dalam video yang diunggah oleh Cap Capung ‘Meraup Untung Ternak Ayam Pheasant, Ayam Hias Mahal Berbulu Eksotis’, Anggit menggunakan kandang yang disesuaikan dengan habitat aslinya, pakan ayam dan alami seperti jangkrik, ulat Hongkong, juga sayuran seperti irisan daun sawi dan kecambah untuk meningkatkan metabolisme ayam.

Peluang bagus yang menghasilkan keuntungan ratusan juta rupiah

Ayam pheasant milik Anggit [sumber gambar]
Selama menggeluti budidaya ayam pheasant, Anggit mengakui bahwa tren dari hewan eksotis tersebut cenderung stabil dari masa ke masa. Dirinya yang mulai beternak sejak 2014 hingga tahun 2019, merasakan sendiri harganya yang tidak turun. Bahkan dari tujuh pasang indukan ayam pheasant, Anggit mampu meraup omset hingga Rp120 juta per tahun.

Memanfaatkan media sosial untuk memasarkan ayam

Gunakan cara online maupun offline untuk memasarkan ayam pheasant miliknya [sumber gambar]
Media sosial menjadi sarana Anggit untuk menawarkan ayam pheasant yang dibudidayakan oleh dirinya. Pemasaran via teknologi digital itu membantu dirinya untuk menjangkau konsumen luar kota seperti Jakarta, Surabaya, Semarang, maupun di luar pulau, seperti Palembang, Kalimantan, dan Bali.

Tips sukses beternak ayam pheasant ala Anggit

Perlakuan sepenuh hati pada ayam menjadi kunci sukses budidaya [sumber gambar]
Bagi Anggit, budidaya ayam pheasant tak cukup dirawat dengan baik saja. Lebih dari itu, peternak harus bisa merawat dengan hati dan perasaan yang santai. Hal ini akan sangat berbeda jika merawat ayam pheasant hanya untuk uang dan keuntungan besar semata. Di mana hal tersebut justru akan membuat peternak cepat merasa bosan.

BACA JUGA: Kisah Pengusaha Muslim Asal RI yang Sukses Beternak Ribuan Sapi Perah di Selandia Baru

Membudidayakan hewan seperti ayam pheasant di atas tak hanya bicara soal untung semata. Terlebih bagi mereka yang pemula, orientasi pada uang bukan menjadi hal utama yang bisa menjadi jalan sukses. Perlu ada gairah yang didasari rasa suka pada hewan tersebut sehingga mampu membudiayakannya dengan sepenuh hati.

Share
Published by
Dany

Recent Posts

Akun IG Cabinet Couture, Soroti Barang Mahal Pejabat

Kekuatan rakyat dunia maya memang sangat luar biasa. Seperti angin yang berhembus di celah-celah sempit,…

2 weeks ago

Gerakan Stop Tot Tot Wuk Wuk, Kritik pada Patwal Arogan di Jalan

Ada yang baru dari masyarakat untuk bangsa Indonesia. Setelah sekian lama cuma bisa menggerutu, kini…

2 weeks ago

Musala di Ponpes Ambruk, Timpa Santri yang Habis Salat Asar

Senin, (29/9/2025) menjadi hari yang memilukan bagi keluarga besar Pondok Pesantren Al Khoziny, Desa Buduran,…

2 weeks ago

Habis Dikritik, BPMI Kembalikan ID Pers Istana Jurnalis CNN yang Tanya Soal MBG

Sedang ramai di media sosial dan media massa tentang aksi nekat Biro Pers, Media, dan…

2 weeks ago

Ribuan Murid Keracunan, MBG Didesak Evaluasi

Sudah sembilan bulan berjalan, program Makan Bergizi Gratis (MBG)  menjadi mega proyek yang penuh tanda…

2 weeks ago

Sosok Glory Lamria, Diaspora yang Disorot Pasca Sambut Prabowo dan Berenang di Hotel Mahal

Nama Glory Lamria kini menjadi sorotan warganet. Paras cantik diaspora yang tinggal di Amerika Serikat…

2 weeks ago