Meskipun kita tidak pernah menyaksikan langsung peristiwa Holocaust, namun masih banyak orang yang merasakan ‘sisa-sisa’ kengeriannya. Apalagi membayangkan bagaimana kira-kira ketakutan para korban saat itu. Mereka harus selalu berada dalam persembunyian, tidak bisa beraktivitas normal, dan tidak pernah merasa aman.
Seorang anak perempuan Yahudi, Anne Frank, menceritakan apa yang ia alami dan rasakan saat Holocaust berlangsung. Ia menuliskan kesehariannya dalam sebuah buku diary yang kemudian diterbitkan menjadi buku The Diary of a Young Girl. Buku ini menarik banyak perhatian dan telah diterjemahkan ke dalam 70 bahasa. Inilah kisah gadis malang yang menjadi korban kekejaman rezim Nazi.
Pada tahun 1940, kekuasaan Nazi mencapai Belanda. Kaum Yahudi yang tinggal di Belanda pun menjadi sasaran. Mereka menerapkan berbagai peraturan yang memberatkan para Yahudi. Tidak hanya orang dewasa, anak-anak pun merasakan beratnya sistem aturan pada masa tersebut.
Anne memang memiliki saudara perempuan. Tapi kepribadian yang berbeda menjadikan mereka tidak tumbuh sebagai sahabat. Anne yang merasa kesepian menjadikan diary-nya sebagai sahabat. Ia member nama buku itu Kitty.
Pada Kitty, Anne menceritakan keinginannya untuk menjadi jurnalis. Ia pun mulai menulis ulang diary-nya dengan harapan supaya buku itu dapat diterbitkan sebagai novel setelah perang berakhir.
Perbedaan kepribadian antara Anne dan penghuni lain membuat Anne frustasi. Kalau bukan karena Kitty yang jadi tempat curhatnya, mungkin dia sudah benar-benar gila saat itu. Segala perasaan dan peristiwa yang terjadi di Achterhuis ditulisnya dalam buku tersebut..
Diary Anne berakhir pada tanggal 1 Agustus 1944. Tiga hari setelahnya, pada tanggal 4 Agustus 1944, Achterhuis diserbu polisi berseragam Jerman yang dibawahi oleh Nazi. Semua pengungsi tertangkap, termasuk Anne. Mereka diinterogasi dan dipaksa tinggal di Kamp Konsentrasi, semacam penjara untuk lawan politik dan siapa pun yang berani melawan rezim.
Miep Gies, salah seorang karyawan yang menyembunyikan keluarga Frank kembali ke Achterhuis setelah dibebaskan dari hukuman. Ia menemukan diary Anne berceceran di lantai. Ia pun mengumpulkan setiap helai kertas dan menyimpannya.
Malang tak dapat ditolak, catatan Anne Frank hanya sekelumit dari fakta tentang Holocaust. Ia termasuk satu dari jutaan anak dan keluarga Yahudi yang menjadi korban peristiwa nahas tersebut. Kitty memang cuma buku harian anak kecil, tapi lantas menjadi bagian dari sejarah yang membuat kita tahu bagaimana keadaan Holocaust saat itu.
Sedang ramai dibicarakan oleh masyarakat Negeri Tirai Bambu, China, seorang pria yang ditangkap gara-gara menyamar…
Bagi aktor kelas dunia, Bruce Willis, dunia terus berputar dan waktu akan terus berjalan. Umur…
Di balik fenomena dan polemik Sound Horeg yang menggemakan Indonesia, muncul sosok yang kini ramai…
Babak baru perjuangan Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong dalam menghadapi putusan majelis hakim dalam…
Di media sosialnya setiap minggu selalu pamer mampu lari 5 kilometer, tapi saat di kantor…
Satuan Pemadam Kebakaran (Damkar) bagaikan pelita di dalam kegelapan. Selalu yang terdepan dalam mendengarkan dan…