Tips

Mantan Jubir Satgas Covid-19 Derita Kanker Usus Sebelum Meninggal, Kenali Gejala dan Penyebabnya

Achmad Yurianto, atau khalayak umum lebih mengenalnya sebagai jubir satgas Covid-19, meninggal dunia pada Sabtu (21/5/2022) pukul 18.58 WIB di Kota Malang. Ia dimakamkan di TPU Dadaprejo, Kota Batu, Jawa Timur, pada Minggu (22/5/2022). Lokasi pemakaman tersebut dekat dengan rumah orang tua Achmad Yurianto.

Yuri, begitu panggilan akrab Achmad Yurianto, menjalani pengobatan rutin karena menderita kanker usus. Sebelum pulang ke Malang, kota kelahirannya, Yuri sempat dirawat di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta Pusat karena mengalami stroke. Penyakit tersebut muncul setelah Yuri menjalani kemoterapi untuk penyembuhan kanker usus yang dideritanya.

Dari dokter militer sampai jubir satgas Covid-19

Achmad Yurianto mengawali karirnya di dunia militer, tepatnya sebagai dokter militer. Ia telah ditugaskan ke beberapa daerah di Indonesia dan menyandang beragam jabatan terkait. Mulai dari menjabat sebagai Perwira Utama Kesehatan Daerah Militer V Brawijaya saat awal terjun dunia kedokteran militer, sampai Kepala Dinas Dukungan Kesehatan Operasi Pusat Kesehatan TNI pada 2011.

Mantan jubir satgas Covid-19 Achmad Yurianto meninggal dunia. [Sumber Gambar]
Seiring berjalannya waktu, Yuri mulai berkarier di Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sejak 2015. Ia mengemban tugas sebagai Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes selama sekitar 4 tahun. Sampai pada 2019, ia bertanggung jawab sebagai Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan.

Pandemi Covid-19 melanda Indonesia, Yuri pun didapuk sebagai juru bicara satgas Covid-19. Selama menjadi jubir satgas Covid-19, dirinya dikenal sebagai orang yang informatif dan kooperatif dengan media terkait pemberian informasi perkembangan Covid-19 di Indonesia. Setelah tidak lagi menjabat sebagai jubir satgas Covid-19, Yuri beberapa kali berganti jabatan. Mulai dari Direktur Jenderal P2P Kemenkes sampai Ketua Dewan Pengawas BPJS Kesehatan.

Gejala kanker usus besar yang kadang tidak disadari

Gejala kanker di beberapa bagian tubuh memang sulit dideteksi pada stadium awal. Hal ini berlaku juga pada kanker usus besar. Gejala kanker usus besar stadium awal yang umum dialami penderitanya adalah diare atau malah sembelit, BAB berdarah, perut kembung, sakit perut, dan warna serta tekstur BAB berubah.

Pemakaman mantan jubir satgas Covid-19 Achmad Yurianto di Kota Batu. [Sumber Gambar]
Kanker usus besar yang sudah memasuki stadium lanjut akan membuat penderitanya turun berat badan secara ekstrem, sering dan cepat lelah tanpa sebab, dan BAB sering tidak selesai. Bahkan kanker usus besar dapat menyebar ke bagian badan lainnya. Hal tersebut pun ditunjukkan dengan gejala tambahan seperti sesak napas, lengan bengkak, sampai patah tulang.

Penyebab munculnya kanker usus besar

Penyebab utama munculnya kanker usus besar adalah adanya jumlah sel yang abnormal atau berlebihan. Sel yang awalnya sehat tersebut terus melakukan pembelahan karena adanya mutasi atau perubahan DNA. Mutasi menyebabkan DNA rusak, seringkali diakibatkan karena zat dari luar tubuh yang sifatnya karsinogenik. Beberapa kebiasaan hidup pun dapat memicu risiko kanker usus besar, misalnya diet tinggi lemak, merokok, dan minum alkohol.

Sosok Achmad Yurianto yang mengawali karir sebagai dokter militer. [Sumber Gambar]
Selain itu, radang pada usus besar pun dapat meningkatkan risiko kanker. Orang yang menderita diabetes pun rentan terkena kanker usus besar. Faktor selain penyakit pun ada yaitu karena usia dan keturunan misalnya ada keluarga yang menderita kanker usus besar.

BACA JUGA: Ari Lasso Derita Kanker Limfoma, Kenali Gejala yang Tak Boleh Disepelekan Sebelum Terlambat

Apabila kamu mengalami gejala kanker usus besar yang telah disebutkan di atas dalam jangka waktu terbilang lama, sebaiknya periksakan ke dokter. Pasalnya, lebih baik mencegah atau mengobati di awal daripada terlambat.

Share
Published by
Hayu

Recent Posts

Akun IG Cabinet Couture, Soroti Barang Mahal Pejabat

Kekuatan rakyat dunia maya memang sangat luar biasa. Seperti angin yang berhembus di celah-celah sempit,…

3 weeks ago

Gerakan Stop Tot Tot Wuk Wuk, Kritik pada Patwal Arogan di Jalan

Ada yang baru dari masyarakat untuk bangsa Indonesia. Setelah sekian lama cuma bisa menggerutu, kini…

3 weeks ago

Musala di Ponpes Ambruk, Timpa Santri yang Habis Salat Asar

Senin, (29/9/2025) menjadi hari yang memilukan bagi keluarga besar Pondok Pesantren Al Khoziny, Desa Buduran,…

3 weeks ago

Habis Dikritik, BPMI Kembalikan ID Pers Istana Jurnalis CNN yang Tanya Soal MBG

Sedang ramai di media sosial dan media massa tentang aksi nekat Biro Pers, Media, dan…

3 weeks ago

Ribuan Murid Keracunan, MBG Didesak Evaluasi

Sudah sembilan bulan berjalan, program Makan Bergizi Gratis (MBG)  menjadi mega proyek yang penuh tanda…

3 weeks ago

Sosok Glory Lamria, Diaspora yang Disorot Pasca Sambut Prabowo dan Berenang di Hotel Mahal

Nama Glory Lamria kini menjadi sorotan warganet. Paras cantik diaspora yang tinggal di Amerika Serikat…

3 weeks ago