Persoalan Papua dan sebagainya memang belum sepenuhnya bisa diselesaikan dengan baik oleh Pemerintah Indonesia. Di tengah problematika tersebut, muncul sosok pegiat hak asasi manusia (HAM) bernama Veronica Koman yang belakangan menjadi sorotan di Indonesia.
Kegigihannya membela isu-isu HAM di Papua memang sempat membuat pemerintah Indonesia gerah. Terbaru, dirinya membuat pengakuan telah diminta untuk mengembalikan uang beasiswa senilai lebih dari Rp773 juta yang diperolehnya dari negara. Seperti apa sepak terjangnya? Simak ulasan berikut ini.
Dikenal sebagai aktivis yang gigih membela isu-isu HAM di Papua
Mengkritik pemerintahan Presiden Jokowi soal penanganan masalah Papua

Sosok Veronika mulai muncul saat dirinya berani menyuarakan kritik terhadap pemerintah Indonesia yang dinilai lamban dalam menangani kasus pembunuhan di Paniai, 8 Desember 2014. Tak sendiri, Veronika ikut bergabung bersama sejumlah pengacara lain di LBH Jakarta lewat Gerakan #PapuaItuKita di penghujung 2014.
Sempat jadi buronan interpol dan tinggal di Australia
Mengaku disuruh mengembalikan uang beasiswa milik negara yang diterima olehnya
Anggap slogan ‘NKRI Harga Mati’ Bertentangan dengan Konstitusi
BACA JUGA: Kisah Veronica Koeman, Aktivis Wanita yang Menjadi Tersangka Kerusuhan Papua
Nama Veronika Koman mencuat tatkala terjadi peristiwa kerusuhan di insiden Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur, beberapa waktu lalu. Jauh sebelum dirinya menjadi sorotan, ia lebih dikenal sebagai salah satu pengacara publik di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, yang aktif menangani kasus-kasus kelompok marginal sejak tahun 2014.