Categories: Trending

5 Alasan Mengapa Hari Valentine Tidak Perlu Dirayakan

Mendekati tanggal 14 Februari, selalu ada kontroversi di kalangan masyarakat mengenai perayaan Hari Kasih Sayang di tanggal tersebut. Sebagian masyarakat menilai Hari Valentine bukanlah budaya yang patut diikuti dan dirayakan. Sementara yang lainnya bersuka cita menyambut hari merah jambu tersebut dengan cokelat, bunga dan kado.

Di tengah kontroversi tersebut, ada beberapa hal yang patut kita renungkan. Ada beberapa fakta di balik perayaan 14 Februari yang mungkin tidak anda ketahui. Berikut ini adalah lima alasan mengapa anda tidak perlu merayakan Hari Valentine.

1. Cokelat yang Anda Hadiahkan Kemungkinan Adalah Hasil Perbudakan

Valentine identik dengan cokelat. Entah apa hubungannya makanan manis tersebut dengan cinta dan kasih sayang, namun sejak lama cokelat sudah dijadikan kado di Hari Valentine. Cokelat memang diketahui memiliki zat tertentu yang memberi efek relaksasi pada tubuh mereka. Namun, sebelum merayakan Valentine dengan cokelat, anda perlu tahu fakta mengerikan ini.

Cokelat Hasil Perbudakan

Kebanyakan cokelat yang anda terima atau berikan sebagai kado adalah cokelat impor. Cokelat impor rata-rata bahan dasarnya diambil dari daerah Ivory Coast, dimana petaninya digaji sangat murah dan tidak layak. Dan tahukah anda, kebanyakan petani kokoa di Ivory Coast bahkan tidak pernah tahu bahwa tanaman yang mereka panen bisa memproduksi makanan enak. Bahkan, ada kasus dimana anak umur 6 tahun dipekerjakan sebagai buruh pemetik cokelat oleh salah satu perusahaan raksasa penghasil cokelat berinisial “N”.

2. Menghambur-hamburkan Uang

Apa kado yang pernah anda berikan atau terima di Hari Kasih Sayang? Kartu ucapan, cokelat, boneka, perhiasan? Tahukah anda bahwa penjualan ketiga benda tersebut naik menjadi beberapa kali lipat menjelang Hari Valentine. Perusahaan-perusahaan kapitalis “mengambil” uang dari kantong anda atas nama “Hari Kasih Sayang”.

Menghambur-hamburkan uang

Diskon-diskon di mall juga dirancang agar orang yang merayakan Valentine menjadi lebih konsumtif. Anda tentu sering melihat baju-baju, produk kecantikan dan restoran-restoran memberi “paket khusus Valentine”. Ini mendorong anda untuk membeli dan mengkonsumsi hal-hal yang sebenarnya tidak anda butuhkan.

3. Cinta Bisa Dirayakan Kapan Saja

Sungguh menyedihkan jika anda harus menunggu 14 Februari hanya untuk menyatakan rasa sayang anda pada pasangan. Setiap hari harusnya menjadi berkah bagi kita dan harus kita syukuri dengan mengungkapkan rasa cinta dan kasih kita pada orang-orang di sekitar kita. Cinta bisa dirayakan kapan saja. Anda tidak perlu menunggu sebuah tanggal dimana orang-orang berpesta untuk ikut merayakannya.

Cinta Bisa Dirayakan Kapan Saja

Lebih dari itu, perayaan Valentine seringkali hanya sebuah selebrasi tanpa makna dan sekadar seremonial saja. Jadi, jika anda benar-benar mencintai pasangan anda, rayakanlah perasaan cinta itu tiap hari. Cinta tetaplah cinta tanpa mawar, cokelat ataupun boneka.

4. Ada Perayaan yang Lebih Penting dalam cinta

Dibanding menghabiskan uang untuk merayakan Valetine, ada perayaan yang sebenarnya lebih penting untuk anda persiapkan. Seorang wanita tentu akan lebih tersanjung jika sang lelaki melamarnya secara serius, ketimbang mengajak makan malam untuk merayakan Valentine. Ijab kabul lebih mulia di mata wanita ketimbang kartu ucapan cinta.

Ada Perayaan yang Lebih Penting (C)telegraph

Bagi anda yang sudah menikah, lebih baik anda mengambil tanggal pernikahan anda sebagai hari bersejarah. Di tanggal itu, rayakanlah dan kenanglah cinta anda agar ke depannya rumah tangga lebih menyenangkan untuk diarungi. Pasti banyak hari yang lebih bersejarah bagi anda ketimbang 14 Februari.

5. Tidak Tren Lagi

Tidak bisa dipungkiri bahwa semakin lama, perayaan Valentine makin pudar. Amerika, sebagai negara yang memang merayakan Valentine tiap tahun, mulai sedikit demi sedikit meninggalkan tradisi ini. Karena biaya hidup dan persaingan ekonomi semakin tinggi. Menabung untuk pendidikan anak tentu lebih penting dari makan malam di restoran di hari Valentine.

Tidak trend lagi (C)intellectual take out

Sementara itu, beberapa negara berkembang, termasuk Indonesia mulai vokal menyuarakan gerakan anti valentine. Di luar alasan agama, perayaan Valentine memang sering sekali dilebih-lebihkan dan di luar nalar.

Cinta dan kasih sayang adalah anugerah dari Tuhan untuk makhlukNya. Kita harus mensyukuri perasaan tersebut, dimana kita memiliki orang-orang spesial yang bersedia menemani kita dalam suka-duka. Mengapresiasi orang yang kita cintai dengan memberikan kado tentu tidak ada salahnya.

Namun, tidak perlu menunggu 14 Februari untuk itu semua. Karena mungkin, perayaan cinta yang paling indah adalah ketika kita menjalani suka dan duka setiap hari bersama orang yang kita sayang. (HLH)

Share
Published by
Centralismo

Recent Posts

Penemuan Rafflesia Hasseltii Berbuntut Panjang, Oxford Dianggap Pelit Apresiasi

Sedang viral di platform media sosial X mengenai kehebohan penemuan bunga Rafflesia Hasseltii. Yang menemukan…

1 day ago

4 Aksi Pejabat Tanggap Bencana Sumatera yang Jadi Sorotan Netizen

Sumatera berduka setelah banjir bandang disertai tanah longsor menyapu Pulau Sumatera bagian utara. Tak hanya…

3 days ago

Kisah Pilu Warga Terdampak Bencana Sumatera, Sewa Alat Berat Sendiri untuk Cari Jenazah Ibunya

Ribuan kabar duka dari Pulau Sumatera. Salah satunya adalah seorang pemuda bernama Erik Andesra, pria…

6 days ago

Risiko Bencana Tinggi, Anggaran BNPB Kena Efisiensi

Masih teringat dahsyatnya bencana alam di Sumatera bagian Utara. Aceh, Medan, Tapanuli, Sibolga, hingga sebagian…

1 week ago

Insiden Tumblr Hilang di KRL Berujung Pemecatan Karyawan Sana Sini

Jangan remehkan kekuatan tumbler. Tak hanya tahan pecah, hilang dikit, dua-tiga orang bisa kena pecat…

1 week ago

Mau Blokir Cloudflare dan Larang Thrifting di Medsos, Komdigi Tuai Kritik

Sedang ramai rakyat lawan penguasa dimana salah satunya terjadi di Indonesia. Entah siapa yang salah,…

2 weeks ago