Media sosial memang menjadi sumber tren paling terkini, yang sering ditiru oleh anak-anak dan remaja dari berbagai daerah. Tren ini dianggap sebagai salah satu atraksi keren, sehingga menjadi viral. Salah satu tren yang sedang ramai diperbincangkan adalah ‘Salam dari Binjai’. Tren ini diikuti dengan memukul-mukul batang pisang hingga roboh.
Binjai sendiri merupakan salah satu daerah yang ada di Sumatera Utara, yang terkenal dengan pohon pisangnya yang tinggi dan besar. Tren Salam dari Binjai ini, banyak ditiru oleh anak-anak yang berasal dari luar kota Medan. Sayangnya, tren ini disebut merugikan banyak pihak, terutama petani pemilik pohon pisang yang tanamannya dirobohkan.
Salam dari Binjai ternyata menginspirasi beberapa anak di Lamongan yang merusak kebun pisang warga. Kejadian ini terjadi di Desa Surabayan, Sukodadi, Lamongan. Sebanyak kurang lebih 50 pisang roboh karena didorong, dipukul, ditendang, digelayuti, hingga dipanjati oleh anak-anak yang berumur sekitar 12 tahun tersebut.
Tak hanya di Lamongan saja, fenomena “Salam dari Binjai” ini juga terjadi di Salatiga, tepatnya di wilayah RW 8 Kampung Domas, Kelurahan Salatiga, Kota Salatiga. Menurut Domas Saeful selaku ketua kampung, anak-anak tersebut meniru aksi yang ada di Youtube dan TikTok.
Tren “Salam dari Binjai” ini pertama kali diviralkan oleh pemilik akun TikTok @parispernandes_. Dalam video yang dibagikan, orang yang disebut Paris mengucapkan kata-kata “Salam dari Binjai” sebelum memukul-mukul pohon pisang. Video tersebut tak hanya viral di kalangan netizen Indonesia saja, tetapi juga di mancanegara. Usut punya usut, lelaki bernama Paris ini memang merupakan eks petinju nasional.
Tak heran kalau kemampuannya meninju batang pisang bisa membuat pisang tersebut langsung roboh. Paris sudah menggeluti olahraga tinju sejak duduk di bangku SMP. Pada tahun 2019 lalu, Paris menjuarai Kejurda Tinju Sumatera Utara, untuk kategori youth. Ia kemudian mewakili Sumatera Utara pada Kejurnas Youth di Medan. Hasilnya, Paris menjadi runner up kejurnas tinju dan berhak atas medali perak. Namun, setelah menjadi runner up, Paris memutuskan pensiun di tahun yang sama.
Kerusakan pohon pisang yang roboh karena ditinju, ditendang, atau sengaja digelayuti ini tak hanya terjadi di Binjai, Lamongan, dan Salatiga saja loh. Tak heran kalau kemudian banyak yang protes dan menyebut tren ini merugikan.
BACA JUGA: Meski Membahayakan, 4 Challenge Ngawur Ini Pernah Viral di Indonesia
Semoga meski tren ini viral di mana-mana, tapi tidak di daerah kalian ya, Sahabat Boombastis. Karena, tren ini tidak hanya bikin geram saja, tetapi juga merugikan banyak pihak, terutama bagi mereka yang mempunyai kebun pisang.
Namanya juga penipu. Akan selalu ada cara untuk membuat korbannya tidak berkutik demi merampas harta…
Sunmori atau Sunday Morning Ride adalah salah satu hobi masyarakat Indonesia. Para pemilik kendaraan roda…
Makan Bergizi Gratis (MBG) nampaknya harus secepatnya melakukan penyempurnaan. Pasalnya, masih banyak ditemui beragam kasus…
Paus Fransiskus tutup usia pada hari Senin 21 April 2025. Berita yang cukup mengagetkan mengingat…
Sudah bukan rahasianya Donald Trump saja, seluruh dunia juga tahu kalau umat manusia sedang terancam…
Kasus pelecehan pasien yang melibatkan dokter saat ini marak menjadi buah bibir masyarakat. Kejadiannya nyaris…