Baru-baru ini, komunitas Bumi Datar di Indonesia berencana mengadakan konferensi perdananya secara nasional pada Oktober mendatang di Jakarta. Laman cnnindonesia.com menuliskan, acara tersebut sedianya akan dikonsep seperti sebuah seminar dan terbuka untuk masyarakat umum.
Perkara bumi berbentuk datar atau bulat, memang telah menjadi topik yang hangat sekaligus memicu perdebatan sengit. Hal ini ditandai dengan makin maraknya postingan maupun video tentang bentuk bumi datar, berseliweran di dunia maya. Seakan tak ingin kalah dengan mayoritas penduduk yang pro bumi bulat, inilah hal-hal yang membuat kaum pecinta flat earth yakin bahwa teorinya paling benar.
Untuk urusan menjelajah mengenai luar angkasa, NASA milik Amerika Serikat dianggap lebih maju dari badan antariksa lainnya. Namun sayang, hal tersebut justru menjadi ‘bahan yang pas’ bagi para penganut teori bumi datar menyerang balik. Seperti yang ada pada buku pelaut AL AS Bill Kaysing yang berjudul We Never Went to the Moon: America’s Thirty Billion Dollar Swindle, pada 1976.
Di dalamnya, ia mengatakan bahwa foto pendaratan di bulan adalah kebohongan. Hal ini sekaligus membuktikan teori penganut bumi datar, bahwa perjalanan antar planet tidak memungkinkan karena adanya kubah bumi yang berlapis-lapis dan tidak mudah ditembus. Lantas, bagaimana bisa NASA berani mengklaim bahwa mereka telah berkunjung ke bulan?
Selain ruang angkasa yang tidak bisa ditembus, tembok Anatartika yang selama ini dianggap sebagai kutub selatan oleh sebagian besar orang, juga menjadi bahasan yang menarik. Kam bumi datar lebih mempercayai, bahwa daerah yang ditutupi lapisan es tersebut, tak ubahnya seperti tembok raksasa yang mengelilingi seluruh benua yang ada di bumi. Sumbunya hanya satu, yakin kutub utara.
Hal ini semakin mengemuka saat armada AS yang dipimpin Admiral Richard Evelyn Byrd, melakukan serangkaian operasi di sana. Hingga pada akhirnya, muncul Atlantik Treaty yang ditandatangani sejumlah negara. Perjanjian tersebut membatasi dan bahkan melarang pihak di luar anggota untuk mengekspolrasi maupun menjelajah Antartika tanpa izin resmi.
Satu lagi kesalahan fatal yang kembali dilakukan oleh NASA adalah citra gambar tentang lengkungan bumi. Hal ini pun memicu perdebatan dari penganut bumi datar yang beranggapan, planet ini tak memiliki cekungan alias lempeng-lempeng saja (datar).
Peristiwa bersejarah lainnya yang diamini oleh pegiat kaum bumi datar adalah, soal perjalanan Captain Cook yang menjelajah Antartika. Dalam sebuah tayangan Youtube milik akun Odin Rising, ia terlihat memetakan navigasi perjalanannya menggunakan peta bumi datar.
Hal itupun terekam secara jelas, dirinya selama ini telah berputar-putar mengelilingi sebuah tembok es raksasa selama 3 tahun 8 hari sejauh 60.000 kilometer. Pada akhirnya, teori tentang kawasan bersalju yang disebut sebagai kutub selatan tersebut patut dipertanyakan keabsahannya. Apa iya sebuah tembok es layak disebut sebuah kutub?
BACA JUGA: Misteri Kubah Bumi yang Konon Ada dan Kerap Menjadi Perdebatan di Kalangan Masyarakat
Perdebatan bentuk bumi bulat atau datar tampaknya akan terus terjadi. Terlebih, masing-masing dari pendukung teori tersebut mempunyai argumen secara ilmiah dan disertai analisa yang mendalam. Menurutmu, bumi itu bulat atau datar Sahabat Boombastis?
Kontroversi tambang nikel di kawasan Raja Ampat kini menemui titik terang. Usai jadi perdebatan di…
Konflik Palestina-Israel menemui babak baru. Aktivis lingkungan kondang, Greta Thunberg, memutuskan turun gunung untuk membantu…
Kebiasaan netizen Indonesia, selalu ingin mencoba sesuatu yang viral, termasuk saat menyerbu Dusun Garung untuk…
Hari Raya Kurban atau Idul Adha tahun ini sudah di depan mata. Momen yang sangat…
Presiden RI Prabowo Subianto bikin kaget rakyat Indonesia. Hal ini berhubungan dengan pernyataannya, yaitu bahwa…
Belum apa-apa, Danantara sudah kena gosip miring. Salah satu orang yang diharapkan segera bergabung dengannya…