Jelang akhir pekan ini, peristiwa mencekam terjadi pada kegiatan Pramuka pelajar SMPN 1 Turi, Sleman, Yogyakarta. 250 peserta berseragam pramuka mengikuti kegiatan susur sungai dikabarkan hanyut di lembah Sempor, Dukuh Donokerto, Turi, Sleman, karena ada arus besar yang menerjang.
Susur sungai adalah kegiatan outbound yang banyak dilakukan untuk kegiatan latihan MAPALA atau tentara. Namun dalam kondisi musim penghujan yang cukup ekstrem ini, susur sungai jelas tidak dianjurkan karena kondisi kontur alam tidak stabil. Memicu adanya terjangan arus, longsor dan sebagainya.
Berikut ini kronologi peristiwa susur sungai SMPN 1 Turli, Sleman yang berujung maut. Hingga saat berita ini dituliskan, BPBD masih mencari keberadaan 4 orang peserta yang dinyatakan hilang.
Malangnya, tidak ada yang tahu bahwa di hulu sungai sudah lebih dulu terjadi hujan dan debit air sudah meningkat. Para peserta masuk ke dalam sungai dan mulai berjalan menyusuri, sebagian ada di bibir sungai.
Menurut Salma, sekitar setengah jam kemudian, posisi mereka sudah di tengah sungai dan mendadak ada arus besar yang kuat. Salma dan teman-temannya terseret karena kuatnya arus tersebut. Beruntung dirinya sempat diselamatkan oleh kakak-kakak kelas hingga bisa dibawa ke batu-batu tebing.
Meski sempat dinyatakan hilang, update Sabtu (22/2) dini hari, dari 249 siswa sudah 248 yang dikonfirmasi. Di antaranya 9 orang dinyatakan meninggal dunia dan masih ada satu orang yang belum terkonfirmasi keberadaannya. Sebagian siswa yang telah berpulang, dimakamkan pada Sabtu ini.
Sebanyak 230 anggota tim SAR gabungan dikerahkan untuk memaksimalkan operasi penemuan peserta yang masih hilang. Lokasi pencarian juga diperluas hingga ke Sungai Bedok menurut update informasi Polda Yogyakarta pada Sabtu pagi pukul 10.19.
Sungai Sempor menurut Kepala Dusun Dukuh, Tartono, memiliki tinggi air normal cenderung dangkal. Tapi bila banjir tiba, tingginya bisa naik 1-1,5 meter. Susur sungai sendiri sebenarnya kegiatan yang bagus untuk pilihan outbound. Hanya saja diperlukan kualifikasi khusus, terutama keahlian berenang serta tinggi badan disesuaikan dengan medan.
Tentu saja hal ini tidak luput dari pandangan netizen yang sudah super kepo hingga mencari akun media sosial diduga milik sang kakak pembina. Namun tentunya di saat seperti ini, semua pihak dihimbau untuk fokus pada pencarian dan tidak mudah terbawa spekulasi yang beredar di jejaring sosial maupun grup Whatsapp.
Peristiwa ini menjadi duka mendalam bagi warga Sleman dan kita semua. Memang sangat penting untuk memperhatikan keselamatan saat pengadaan kegiatan, terutama dalam masa cuaca ekstrem seperti ini. Semoga proses pencarian diberikan kelancaran dan keluarga para korban diberi ketabahan.
Indonesia kehilangan salah satu putra terbaiknya, Kwik Kian Gie, yang tutup usia di hari Senin…
Misteri kematian seorang diplomat muda yang bekerja di Kementerian Luar Negeri (Kemlu) masih meninggalkan tanda…
Jepang kembali diterpa tsunami. Kali ini terjadi gara-gara pusat gempa yang jauhnya ribuan kilometer dari…
Sedang ramai dibicarakan oleh masyarakat Negeri Tirai Bambu, China, seorang pria yang ditangkap gara-gara menyamar…
Bagi aktor kelas dunia, Bruce Willis, dunia terus berputar dan waktu akan terus berjalan. Umur…
Di balik fenomena dan polemik Sound Horeg yang menggemakan Indonesia, muncul sosok yang kini ramai…