Sebagai salah satu kawasan yang penting di Indonesia, jalur Pantai Utara Jawa atau jalur pantura menjadi penyangga perekonomian sekaligus jalur sibuk yang dipadati dengan ribuan kendaraan setiap harinya. Namun di balik semua itu, siapa sangka jika jalur pantura menyimpan sejarah kelam.
Di era kolonial, Gubernur Jenderal Herman William Daendels sebagai penguasa saat itu memerintahkan pembangunan sebuah jalan raya pos atau Groote Postweg. Para buruh yang digunakan adalah masyarakat lokal dengan sistem tanam paksa sehingga banyak meregang nyawa karenanya. Selengkapnya, simak ulasan Boombastis berikut ini.
Pada masanya, pembangunan jalan pantura yang membentang dari Anyer hingga Panarukan tersebut merupakan proyek besar dari pemerintahan kolonial Hindia Belanda, di bawah kepemimpinan gubernur jenderal Herman Willem Daendels. Kepentingan ekonomi dan militer menjadi hal utama di balik pembangunan tersebut.
Dari sisi perekonomian, Daendels ingin agar jalan tersebut bisa digunakan masyarakat mengangkut komoditas pertanian menuju ke pelabuhan dan gudang penyimpanan milik pemerintah. Dari segi militer, jalur pantura (Anyer-Panarukan) digunakan untuk memudahkan pertahanan militer Hindia Belanda dari serangan Inggris.
Jalur pantura akhirnya memang berhasil diselesaikan dan bisa digunakan untuk kepentingan pemerintah Hindia Belanda. Meski demikian, keberhasilan tersebut harus dibayar mahal dengan nyawa para buruh yang dikerahkan untuk membangun jalan dengan sistem kerja paksa yang kejam. Hal ini diungkapkan oleh Pramoedya Ananta Toer atau dikenal sebagai Pram dalam catatannya.
Pram menyebutkan, proyek pembangunan Jalan Anyer-Panarukan menjadi salah satu sejarah kelam dari Indonesia karena menelan korban sebanyak 12.000 orang dari kalangan pekerja. Penulis Amerika Willard A Hanna dalam Hikayat Jakarta (1988) menuliskan, sosok Daendels dimaknai sebagai figur tiran oleh penguasa lokal, momok bagi petani, dan pengkhianat oleh warga Belanda.
Sebagai jalan yang memiliki riwayat genosida massal yang menelan banyak korban di masa lalu, jalur pantura juga tak lepas dari kisah-kisah mistis yang terjadi. Ada lima kawasan yang dianggap oleh pengguna jalan maupun masyarakat sekitar menjadi kawasan yang angker di jalur pantura.
Dilansir dari Otosia (23/05/2019), kawasan tersebut adalah hutan Alas Roban, penampakan pocong di jalur lingkar Pemalang, sosok kakek tua di lintasan Kedungkelor, hantu perempuan yang menyeramkan di jalur Subang C, dan hantu cantik di kawasan Jenu, Tuban, Jawa Timur yang kerap menyebabkan kecelakaan.
Keberadaan jalur pantura memang tak terpisahkan dari kepentingan banyak pihak. Membentang sepanjang 1.316 kilometer di sepanjang pesisir pantai utara Jawa, jalan ini melewati lima provinsi yakni Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kendaraan yang lewat pun berkisar 20.000 hingga 70.000.
Tak heran jika proyek yang berhubungan dengan pembangunan infrastruktur di kawasan jalur pantura menjadi salah satu prioritas dalam pembangunan industri nasional. Mulai dari jalur distribusi barang yang menghidupkan perekonomian di Pulau Jawa, hingga jalur mudik yang ramai saat hari raya Idul Fitri tiba.
BACA JUGA: Mengenal Sistem Tanam Paksa yang Jadi Alat Belanda Untuk Mengeruk Hasil Bumi Indonesia
Terlepas dari sejarah kelam dan beberapa lokasi angker di sana, jalur pantura telah menjadi ‘urat nadi’ yang menyambungkan berbagai kepentingan masyarakat yang memanfaatkannya. Mulai dari transportasi, distribusi, hingga jalur untuk pemudik pulang ke kampung halaman.
Jakarta banjir, sudah menjadi “acara” tahunan yang membuat banyak warga menjadi lebih “santuy” saat menghadapinya.…
Siapa sangka sebuah pijatan yang bisa merelaksasi dan menyembuhkan penyakit pada orang dewasa, bisa berujung…
Nama selebgram Chandrika Chika terseret pada kasus penyalahgunaan narkoba yang baru-baru ini terungkap. Tidak sendirian,…
Mendapat tunjangan hari raya (THR) dari perusahaan atau tempat kita bekerja, memang sudah biasa. THR…
Kabar duka datang dari keluarga besar Stand Up Comedy Indonesia. Priya Prayoga Pratama atau lebih…
Kecelakaan maut terjadi di Tol Jakarta-Cikampek, Karawang, Jawa Barat, tepatnya pada Km 58, pada hari…