Sebagai salah satu kawasan yang penting di Indonesia, jalur Pantai Utara Jawa atau jalur pantura menjadi penyangga perekonomian sekaligus jalur sibuk yang dipadati dengan ribuan kendaraan setiap harinya. Namun di balik semua itu, siapa sangka jika jalur pantura menyimpan sejarah kelam.
Di era kolonial, Gubernur Jenderal Herman William Daendels sebagai penguasa saat itu memerintahkan pembangunan sebuah jalan raya pos atau Groote Postweg. Para buruh yang digunakan adalah masyarakat lokal dengan sistem tanam paksa sehingga banyak meregang nyawa karenanya. Selengkapnya, simak ulasan Boombastis berikut ini.
Pada masanya, pembangunan jalan pantura yang membentang dari Anyer hingga Panarukan tersebut merupakan proyek besar dari pemerintahan kolonial Hindia Belanda, di bawah kepemimpinan gubernur jenderal Herman Willem Daendels. Kepentingan ekonomi dan militer menjadi hal utama di balik pembangunan tersebut.
Dari sisi perekonomian, Daendels ingin agar jalan tersebut bisa digunakan masyarakat mengangkut komoditas pertanian menuju ke pelabuhan dan gudang penyimpanan milik pemerintah. Dari segi militer, jalur pantura (Anyer-Panarukan) digunakan untuk memudahkan pertahanan militer Hindia Belanda dari serangan Inggris.
Jalur pantura akhirnya memang berhasil diselesaikan dan bisa digunakan untuk kepentingan pemerintah Hindia Belanda. Meski demikian, keberhasilan tersebut harus dibayar mahal dengan nyawa para buruh yang dikerahkan untuk membangun jalan dengan sistem kerja paksa yang kejam. Hal ini diungkapkan oleh Pramoedya Ananta Toer atau dikenal sebagai Pram dalam catatannya.
Sebagai jalan yang memiliki riwayat genosida massal yang menelan banyak korban di masa lalu, jalur pantura juga tak lepas dari kisah-kisah mistis yang terjadi. Ada lima kawasan yang dianggap oleh pengguna jalan maupun masyarakat sekitar menjadi kawasan yang angker di jalur pantura.
Dilansir dari Otosia (23/05/2019), kawasan tersebut adalah hutan Alas Roban, penampakan pocong di jalur lingkar Pemalang, sosok kakek tua di lintasan Kedungkelor, hantu perempuan yang menyeramkan di jalur Subang C, dan hantu cantik di kawasan Jenu, Tuban, Jawa Timur yang kerap menyebabkan kecelakaan.
Keberadaan jalur pantura memang tak terpisahkan dari kepentingan banyak pihak. Membentang sepanjang 1.316 kilometer di sepanjang pesisir pantai utara Jawa, jalan ini melewati lima provinsi yakni Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kendaraan yang lewat pun berkisar 20.000 hingga 70.000.
BACA JUGA: Mengenal Sistem Tanam Paksa yang Jadi Alat Belanda Untuk Mengeruk Hasil Bumi Indonesia
Terlepas dari sejarah kelam dan beberapa lokasi angker di sana, jalur pantura telah menjadi ‘urat nadi’ yang menyambungkan berbagai kepentingan masyarakat yang memanfaatkannya. Mulai dari transportasi, distribusi, hingga jalur untuk pemudik pulang ke kampung halaman.
Indonesia kehilangan salah satu putra terbaiknya, Kwik Kian Gie, yang tutup usia di hari Senin…
Misteri kematian seorang diplomat muda yang bekerja di Kementerian Luar Negeri (Kemlu) masih meninggalkan tanda…
Jepang kembali diterpa tsunami. Kali ini terjadi gara-gara pusat gempa yang jauhnya ribuan kilometer dari…
Sedang ramai dibicarakan oleh masyarakat Negeri Tirai Bambu, China, seorang pria yang ditangkap gara-gara menyamar…
Bagi aktor kelas dunia, Bruce Willis, dunia terus berputar dan waktu akan terus berjalan. Umur…
Di balik fenomena dan polemik Sound Horeg yang menggemakan Indonesia, muncul sosok yang kini ramai…