sisi gelap
Hingga hari ini, Indonesia baru menyumbangkan dua medali perak Olimpiade dari cabang olahraga angkat besi. Mereka adalah Sri Wahyuni dan Eko Yuli Irawan yang bertanding dengan sekuat tenaga dan nyaris menggondol medali emas yang sangat berharga itu. Di cabor lain, Indonesia masih menunggu hasil pertandingan dari atlet Panahan dan juga atlet badminton yang diharapkan mampu menyumbangkan emas dan mengumandangkan Indonesia Raya di Rio, Brazil.
Anyway, menjadi seorang atlet apalagi olimpian adalah sebuah kebanggaan tersendiri. Namun, dibalik kebanggaan itu ternyata banyak sekali sisi gelap yang tidak diketahui banyak orang. Menjadi atlet ternyata tidak serta merta membuat hidup mereka jadi hebat, bahkan ada yang sampai mempertaruhkan nyawa. Lho, kok bisa? Bisa, coba simak uraiannya di bawah ini.
Olahraga memang menyehatkan badan, namun untuk alasan tertentu olahraga adalah sesuatu yang sangat mahal. Hal ini bisa terlihat dari banyaknya atlet yang bangkrut dengan banyak hutang untuk mendukung kariernya dalam berolahraga. Komite olahraga yang menaungi mereka tidak selalu bisa memberikan dana. Apalagi organisasi itu berjenis non profit. Untuk mendapatkan kualitas latihan yang baik serta makanan yang terjaga terkadang atlet harus mengeluarkan banyak uang sendiri.
Tidak bisa dimungkiri lagi kalau doping selalu bisa membuat atlet bisa menjalankan pertandingan dengan biak. Bahkan seperti tidak ada penurunan kualitas stamina meski harus bertanding dengan kuat selama berkali-kali. Penggunaan doping sebenarnya sangat dilarang oleh komite olimpiade sejak lama, namun atlet-atlet nakal masih saja menggunakan obat ini agar bisa punya kesempatan untuk memenangkan pertandingan.
Olahraga seperti renang memiliki risiko yang sangat besar. Misal pada cabang syncro di mana setiap perenang akan masuk ke dalam air, bolak-balik tubuh di dalam air selama berkali-kali. Gangguan pada kepala karena tekanan tinggi pada air bisa terjadi. Bahkan pingsan setelah melakukan olahraga ini adalah hal yang sangat biasa dan bisa terjadi kapan saja di setiap pertandingan.
Saat menjadi atlet maka semua orang akan memujanya. Pemerintah akan memperhatikan hidup dengan jauh lebih baik. Namun, setelah pensiun karena terbentur usia dan cedera, atlet cenderung dibiarkan begitu saja. Mereka akan dibiarkan hidup dengan kemampuannya sendiri. Dana pensiun yang seharusnya diberikan tentu saja tidak ada. Daripada membiayai orang pensiun bukankah lebih baik digunakan untuk pelatihan atlet baru.
Inilah beberapa sisi gelap yang banyak dialami oleh atlet olimpiade di dunia. Bagaimana dengan atlet olimpiade di Indonesia ya? Apakah memiliki nasib yang sama dengan mereka?
Delapan bulan lamanya keluarga Alvaro Kiano Nugroho (6) mencari anak sekaligus cucu tanpa kepastian jelas.…
Sedang ramai di Indonesia mengenai kasus korupsi yang menyeret nama Ira Puspadewi. Ia adalah mantan…
Di tengah gejolak politik terus menerus yang dipicu oleh presidennya, Amerika Serikat memberi kejutan baru…
Baru di Indonesia, ketika teror mengguncang sebuah institusi pendidikan. Di tengah-tengah pelaksanaan salat Jumat (7/11/2025)…
Ada yang terbang sampai lupa pulang. Seperti itulah harga emas akhir-akhir ini. Terus melambung tinggi…
Kabar gembira untuk warga Arab Saudi, atau mungkin Warga Negara Indonesia yang bermukim di sana.…