Categories: Trending

Anak Tahun 90an Pasti Ingat dengan 5 Sinetron Khas Ramadan Ini

Pada tahun 1990-an hingga awal 2000-an, televisi Indonesia selalu dipenuhi sinetron religi setiap Ramadan. Saban sore kita akan anteng di depan TV untuk menikmati sinetron yang penuh pelajaran hidup sembari menunggu waktu berbuka puasa yang masih lama datangnya.

Di era modern seperti sekarang, sinetron religi khas Ramadan yang penuh pelajaran hidup itu semakin jarang. Bahkan, stasiun-stasiun TV banyak menggantinya dengan acara komedi, musik, dsb. yang sebenarnya enggak ada gunanya. Acara itu hanya mempertontonkan hal tidak terpuji sembari bagi-bagi uang hingga membuat orang selalu ingin menyaksikannya. Generasi 90-an pasti merasa miris dengan kenyataan ini.

Anyway, untuk mengobati sedikit rasa miris dan juga nostalgia. Yuk, coba kita ingat-ingat lagi sinetron khas Ramadan era 1990-an dan awal 2000-an yang penuh kenangan.

1. Doaku Harapanku (1998)

Doaku Harapanku adalah sinetron Ramadan pertama yang menggebrak Indonesia di tahun 1998. Sinetron ini adalah pemicu munculnya sinetron Ramadan di stasiun TV swasta lain pada tahun-tahun berikutnya hingga persaingan ketat di dunia sinetron Ramadan tak bisa dihindarkan lagi.

Doaku Harapanku [image source]
Doaku Harapanku diperankan oleh Krisdayanti yang kala itu belum sesukses sekarang. Berkat hadirnya sinetron ini, kariernya melejit jadi ratu sinetron. Oh ya, selain Krisdayanti, sinetron ini juga diperankan oleh Dicky Wahyudi dan juga si ibu jahat Leli Sagita yang perannya sangat berkesan hingga sekarang. Sinetron Doaku Harapanku akan tetap menjadi sinetron terbaik dari sejarah TV di Indonesia.

2. Lorong Waktu (1999)

Pak Haji siap? Zidan siap?” Masih ingat dengan kata-kata itu? Yaph, benar sekali. Itu adalah salah satu dialog yang sangat khas dari sinetron Lorong Waktu yang selalu hadir di bulan Ramadan sejak tahun 1999 dan berakhir di tahun 2006. Sinetron ini mengisahkan perjalanan waktu dari Pak Haji Husin dan juga murid kecilnya bernama Zidan.

lorong waktu [image source]
Berbeda dengan sinetron Ramadan yang tayang di saat itu. Lorong Waktu mengambil tema masalah sehari-hari lalu diselesaikan cara yang islami. Komponen religi yang dibalut dengan sains fiksi membuat semua orang rela menunggunya setiap sore menjelajah berbuka puasa. Kamu pasti salah satu darinya.

3. Doa Membawa Berkah (2000)

Doa membawa berkah adalah sinetron yang menggabungkan dua komponen bertolak-belakang menjadi satu. Sinetron ini memasangkan Tamara dan Anjasmara sebagai dua figur yang berbeda. Tamara orangnya sangat slengekan sedangkan Anjasmara memerankan karakter yang lebih kalem, islami, dan penuh dengan kebaikan.

doa membawa berkah [image source]
Hubungan keduanya tentu ditentang tegas oleh keluarga. Keluarga Anjasmara yang saat itu berperan Rafli tidak suka dengan perilaku Tarissa yang diperankan Tamara. Pun keluarga Tarissa juga tidak bisa menerima sifat-sifat dari keluarga Rafli. Akhirnya konflik berkecamuk dan membuat film ini sukses besar.

4. Doa dan Anugerah (2003)

Doa dan Anugerah adalah sinetron Ramadan yang konon menjadi sinetron paling mahal di zamannya. Bintang-bintang papan atas Indonesia seperti Krisdayanti dan Anjasmara beradu akting untuk meghadirkan kisah penuh intrik dan juga pengorbanan yang siap mengaduk-aduk hati setiap orang yang melihatnya.

doa dan anugerah [image source]
Sinetron ini berkisah tentang percintaan yang ditentang dari Adi yang diperankan oleh Anjasmara dan Aisah yang diperankan oleh Krisdayanti. Keluarga dari Adi tidak mau anaknya menjalin hubungan dengan gadis pincang yang berasal dari panti asuhan. Akhirnya konflik penuh air mata tak bisa dihindarkan. Kamu yang menyaksikan sinetron ini pasti kerap mengalami baper.

5. Titipan Ilahi (2004)

Titipan Ilahi adalah sinetron yang menggebrak kanon bahwa wanita harus menjadi tokoh utamanya lalu sinetron selesai di hari kemenangan. Titipan Ilahi justru mengganti pemeran utamanya menjadi laki-laki di mana saat itu Primus Yustisio harus beradu akting dengan para pesinetron pria lain seperti Anjasmara dan Ramzi.

Sinetron ini mengedepankan penokohan pada 3 orang tersebut. Primus Yustisio digambarkan menjadi seorang yang menyebalkan. Lalu Anjasmara yang biasanya jadi protagonis utama digambarkan lebih kocak. Terakhir, Ramzi digambarkan sebagai karakter yang tegas tapi tetap slengekan. Setelah Ramadan usai, sinetron ini kembali tayang dengan cerita lebih rumit dari setiap tokohnya.

Inilah lima sinetron khas Ramadan yang pasti diingat dan dikangeni anak tahun 90-an. Bagaimana, sudah lumayan nostalgia dengan sinetron jadul tapi berkesan ini belum?

Share
Published by
Adi Nugroho

Recent Posts

Dubai Dihantam Hujan Badai Sebabkan Banjir, Puluhan Nyawa Melayang

Jakarta banjir, sudah menjadi “acara” tahunan yang membuat banyak warga menjadi lebih “santuy” saat menghadapinya.…

23 hours ago

Seorang Ibu Harus Kehilangan Bayinya karena Dipijat Nenek Buyut Sejak Baru Lahir

Siapa sangka sebuah pijatan yang bisa merelaksasi dan menyembuhkan penyakit pada orang dewasa, bisa berujung…

2 days ago

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Usai Pesta Ganja Pakai Modus Baru Rokok Elektrik

Nama selebgram Chandrika Chika terseret pada kasus penyalahgunaan narkoba yang baru-baru ini terungkap. Tidak sendirian,…

4 days ago

Wah Ratusan KK Warga Desa Wunut Klaten Mendapat THR 400 Ribu dari Pendapatan Desa!

Mendapat tunjangan hari raya (THR) dari perusahaan atau tempat kita bekerja, memang sudah biasa. THR…

6 days ago

Idap Anemia Aplastik Sejak Tahun Lalu, Babe Cabita Hembuskan Napas Terakhirnya

Kabar duka datang dari keluarga besar Stand Up Comedy Indonesia. Priya Prayoga Pratama atau lebih…

2 weeks ago

Kecelakaan Maut KM 58 Tol Cikampek Sebabkan 12 Orang Meninggal Dunia Seketika

Kecelakaan maut terjadi di Tol Jakarta-Cikampek, Karawang, Jawa Barat, tepatnya pada Km 58, pada hari…

3 weeks ago