Menguak Misteri Ritual Pengganda Uang yang Katanya Bikin Seseorang Nggak Bisa Miskin

Hidup yang makin sulit kadang membuat sebagian orang kehilangan akalnya. Nggak lagi mencari jalan yang logis seperti bekerja, banyak yang memakai cara-cara cepat untuk bisa hidup lebih baik. Nggak hanya melakukan aksi-aksi kriminal yang hasilnya cepat, banyak juga yang memakai cara gaib macam pergi ke dukun pengganda uang. Harapannya, uang yang dimiliki bisa berlipat-lipat tanpa usaha.

Tentang fenomena penggandaan uang, hal ini ternyata sangat lazim di masyarakat. Apalagi ada kasus si Kanjeng Dimas yang seolah makin membuka fakta kalau ritual macam begini ternyata benar dilakukan. Banyak masyarakat yang yakin kalau ilmu-ilmu pengganda uang ini memang ada. Namun, nggak sedikit pula yang menyangsikannya. Kalau menurut para pakar seperti Ki Joko Bodo, ritual macam ini ia pastikan memang ada.

Lalu seperti apa sih ilmu pengganda uang ini sebenarnya dan bagaimana cara kerjanya? Simak ulasan berikut untuk mengetahui jawabannya.

Penggandaan Uang Memanfaatkan Kekuatan Jin

Dalam setiap ritual gaib, jelas nggak bakal lepas dari sesuatu yang tak kasatmata. Perihal penggandaan uang ini pun demikian, dalam praktiknya ternyata sangat melibatkan yang namanya makhluk gaib. Para praktisinya dikatakan bekerja sama dengan jin-jin yang bekerja di bawahnya untuk mendatangkan uang-uang.

Para jin ini bekerja dengan cara yang nggak bisa kita nalar. Entah datang dari mana uang-uang tersebut, tahu-tahu muncul begitu saja. Banyak yang bilang jika jin-jin ini mengambil ke sebuah tempat bernama bank gaib. Hal yang semacam ini memang sangat sulit untuk dipercaya ya, tapi pada kenyataannya banyak orang yang melakukan praktik tersebut.

Bank Gaib Tempat Triliunan Uang Tersimpan

Para pakar mengatakan jika bank gaib ini memang ada. Bank gaib gampangnya adalah sebuah tempat yang di dalamnya tersimpan begitu banyak uang mistis yang jumlahnya nggak terbatas. Dalam ritual penggandaan uang ini, konon salah satu caranya adalah dengan memanfaatkan bank gaib ini. Jin-jin yang disuruh untuk mengambil uang dari sana.

Tentu tidak diketahui ya mekanisme pengambilannya macam apa. Tapi, yang jelas ketika si pesuruh jinnya menginginkan uang, maka seketika itu uangnya muncul. Bank gaib ini juga dikenal sebagai salah satu trik penggandaan uang.

Selalu Ada Ritual yang Berharga Mahal

Menurut cerita-cerita dari orang yang pernah menggandakan uang, setiap kali melakukan ritual mereka selalu dituntut mahar yang mahal. Bisa berupa uang, tebusan minyak yang harganya jutaan dan sebagainya. Cara ini dianggap si dukun sebagai jalan terbaik dan paling cepat untuk mendatangkan uang.

Dalam praktiknya, hal-hal yang berhubungan dengan klenik dan magis memang selalu ada ritualnya. Penggandaan uang ini pun demikian pula. Bahkan selain hal-hal yang disebutkan di atas, kadang ada juga yang harus menebus semacam boneka kecil mirip jenglot dengan harga fantastis. Soal ritual yang mahal ini banyak yang bilang jika itu hanya akal-akalan si dukun saja untuk mendapatkan uang.

Risiko Besar di Balik Praktik Klenik ini

Memang enak sih setor uang sejuta jadi 10 juta, 5 juta jadi 50 juta dan sebagainya. Namun, di balik hal-hal menyenangkan itu, ternyata ada risiko yang harus ditanggung oleh si pelaku pengganda uang. Biasanya, praktik ini mewajibkan yang namanya tumbal. Tumbal tersebut banyak macamnya dan rata-rata nggak gampang.

Nggak hanya tumbal, praktik ini juga seringkali memberikan dampak negatif kepada keluarga si praktisinya. Uang banyak, tapi keluarga kacau balau. Anak jadi nggak karuan kelakuannya, istri selingkuh, dan sebagainya. Yang satu ini bisa dibilang fakta karena banyak buktinya. Hanya saja memang jarang diungkapkan secara terbuka karena merupakan aib.

Antara percaya nggak percaya sih, tapi menurut banyak orang aksi gaib penggandaan uang itu memang ada. Tapi, hal yang harus kita ketahui adalah akan selalu ada konsekuensi untuk setiap hal tak lazim yang kita lakukan. Misalnya melakukan praktik penggandaan ini. Mungkin saja ketika kita melakukannya akan terjadi hal-hal yang nggak diinginkan. Entah, ini memang sudah semacam hukum yang berlaku.