Trending

2 Pesawat Militer Tabrakan Saat Pameran Udara Peringatan PD II, 6 Orang Meninggal Dunia

Menerbangkan pesawat merupakan hal yang biasa dilakukan saat perayaan militer atau latihan. Biasanya ketika perayaan militer tertentu, pesawat yang mengudara mempunyai jenis atau keistimewaan tersendiri. Walau sekadar memamerkan pesawat mengudara saat perayaan, rupanya tidak menutup kemungkinan terjadi kecelakaan.

Seperti yang terjadi di Dallas, Amerika Serikat. Dua pesawat militer bertabrakan saat pameran udara memperingati Perang Dunia II pada Sabtu (12/11/2022). Bagaimana kronologi kecelakaan tersebut? Apa jenis pesawat yang digunakan? Simak ulasan Boombastis.com berikut.

Tabrakan saat peringatan Perang Dunia II

Pameran udara Wings Over Dallas dilaksanakan sebagai peringatan Perang Dunia II di Dallas, Texas, pada Sabtu (12/11) pukul 13.20 waktu setempat. Dua pesawat militer yang bertabrakan adalah Boeing B-17 Flying Fortress dan Bell P-63 Kingcobra. Keduanya merupakan jenis pesawat militer lawas.

Pesawat B-17 setelah mengalami tabrakan dengan P-63 di udara. [Sumber Gambar]
Dua pesawat saling menabrak kemudian pecah di udara. Pesawat pun jatuh ke tanah dalam beberapa detik, lalu terbakar. Lebih dari 40 unit pemadam kebakaran dikerahkan ke lokasi kejadian. Akibat dari kecelakaan ini, sebanyak enam orang meninggal dunia. The Allied Pilots Association, serikat pekerja yang mewakili American Airlines, mengidentifikasi bahwa dua pensiunan pilot dan mantan anggota serikat pekerja, termasuk korban meninggal.

Kedua pesawat tidak dilengkapi black box

Black box merupakan kotak hitam yang berfungsi sebagai perekam data penerbangan dan perekam suara kokpit. Kotak ini sangat membantu mengetahui apa yang terjadi di pesawat, termasuk jika terjadi kecelakaan. Sayangnya, kedua pesawat lawas yang bertabrakan saat Wings Over tidak dilengkapi dengan black box.

Kepulan asap akibat kebakaran pesawat. [Sumber Gambar]
National Transportation Safety Board (NTSB) atau Dewan Keselamatan Transportasi Nasional tetap melakukan penyelidikan penyebab kecelakaan dua pesawat lawas tersebut. Salah satu caranya adalah meneliti tampilan alat penerbangan elektronik dari B-17 dan unit navigasi GPS dari P-63. Alat tersebut telah dibawa ke laboratorium perekam NTSB untuk memulihkan data.

Boeing B-17 Flying Fortress

Baik B-17 dan P-63 adalah pesawat militer lawas, unitnya yang layak terbang hanya sedikit. Pesawat B-17 adalah bagian dari koleksi Commemorative Air Force, organisasi non-profit Amerika yang didedikasikan untuk melestarikan dan menampilkan pesawat bersejarah di pameran udara, terutama di seluruh AS dan Kanada.

Boeing B-17 Flying Fortress saat perang pada 1944-1945. [Sumber Gambar]
Terdapat 45 pesawat contoh model yang masih bisa hidup, tetapi hanya sembilan yang layak terbang. Lebih dari 12.000 unit pesawat B-17 diproduksi antara 1936 dan 1945. Sementara itu, sebanyak 5.000 unit hilang selama perang dan sisa unitnya didaur ulang pada awal 1960-an.

Penampakan pesawat B-17 Flying Fortress. [Sumber Gambar]
Panjang Pesawat B-17 panjang sekitar 23 meter dengan lebar bentang sayap sekitar 32 meter dan berat kotor sekitar 3 ton. Pesawat ini mampu terbang dengan kecepatan mencapai 462 kilometer per jam dengan daya jelajah sekitar 6.000 kilometer. Pesawat yang pertama kali terbang pada 28 Juli 1935 ini, mampu menampung 10 orang kru. Terdiri dari 2 pilot, 1 pembom, 1 navigator, 1 operator radio, dan 5 penembak.

Bell P-63 Kingcobra

Pesawat P-63 malah lebih lawas dan langka karena hanya sekitar 14 unit diketahui selamat. Sebanyak empat pesawat yang layak terbang berada di Amerika Serikat, termasuk salah satunya milik Commemorative Air Force. Sebanyak 3.300 pesawat P-63 diproduksi oleh Bell Aircraft antara 1943 dan 1945. Sebagian besar digunakan angkatan udara Uni Soviet dalam Perang Dunia II.

Penampakan pesawat P-63. [Sumber Gambar]
P-63 merupakan jenis pesawat satu awak yang dapat terbang dengan kecepatan maksimal 656 kilometer per jam dengan daya jelajah kira-kira 725 kilometer. Pesawat ini memiliki panjang kurang lebih 10 meter, bentangan sayapnya sampai 11,6 meter, dan mampu terbang dengan berat maksimal 4.241 kilogram. Menariknya, pesawat ini dilengkapi dengan satu meriam kaliber 37 mm dan empat senapan mesin kaliber 50.

BACA JUGA: Fakta Pesawat Tempur Jatuh di Blora, Sempat Hilang Kontak hingga Pilot Meninggal Dunia

Rupanya, pesawat yang digunakan pada pameran udara tersebut sudah berusia puluhan tahun. Belum diketahui pasti apakah hal tersebut salah satu faktor penyebab kecelakaan. Pasalnya, sampai sekarang belum ada laporan mengenai hasil investigasi NTSB.

Share
Published by
Hayu

Recent Posts

Kontroversi Tambang Nikel Raja Ampat, Presiden Akhirnya Cabut Izin Tambang

Kontroversi tambang nikel di kawasan Raja Ampat kini menemui titik terang. Usai jadi perdebatan di…

2 days ago

Perjalanan Kapal Madleen Bawa Bantuan ke Gaza Hingga Dirampas Israel

Konflik Palestina-Israel menemui babak baru. Aktivis lingkungan kondang, Greta Thunberg, memutuskan turun gunung untuk membantu…

4 days ago

Demi Salat Ied Berlatar Gunung Sumbing dan Sindoro, Jamaah Rusak Kebun Tembakau

Kebiasaan netizen Indonesia, selalu ingin mencoba sesuatu yang viral, termasuk saat menyerbu Dusun Garung untuk…

6 days ago

Tips Cegah Kolesterol Naik Saat Konsumsi Daging di Momen Idul Adha

Hari Raya Kurban atau Idul Adha tahun ini sudah di depan mata. Momen yang sangat…

1 week ago

Pernyataan Two-State Solution oleh Prabowo tentang Palestina, Masuk atau Nggak?

Presiden RI Prabowo Subianto bikin kaget rakyat Indonesia. Hal ini berhubungan dengan pernyataannya, yaitu bahwa…

2 weeks ago

Profil Ray Dalio yang Diisukan Mundur sebagai Penasehat Danantara

Belum apa-apa, Danantara sudah kena gosip miring. Salah satu orang yang diharapkan segera bergabung dengannya…

2 weeks ago