Olahraga

‘Kejam’ Peraturan Liga Malaysia Ini Hampir Mengusir Para Pemain Indonesia dari Negeri Jiran

Setelah menggemparkan publik Asia Tenggara lewat pencoretan Kuantam FA. Operator kompetisi sepak bola negeri tetangga tersebut yakni Malaysia Football League (MFL) pernah mengeluarkan peraturan yang bisa mengancam pemain Asia Tenggara. Aturan yang bisa dikatakan juga mampu mengusir pemain tanah air yang berkarier di sana. Namun bagi pihak Malaysia hal ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas sepak bola negeri jiran menjadi lebih baik lagi.

Kabar terbarunya seperti mengutip di laman Bola.com, salah satu regulasi yang dibuat tersebut menyangkut mengenai pemain asing ada di sana. Kendati kita serumpun, namun Evan Dimas dan kawan-kawan tetaplah dianggap seorang punggawa Asing. Peraturan baru yang diterbitkan tersebut mengatur bagaimana klub yang ada disana hanya diperbolehkan menggunakan 5 pemain asing. Dengan catatan 3 ASEAN, 1 pemain Asia dan 1 punggawa asing. Jumlah yang sebenarnya apabila dijumlahkan berbeda jauh dengan Indonesia yang hanya menggunakan sistem 3+1.

Malaysia [Sumber Gambar]
Namun permasalah bukan itu, peraturan yang digunakan musim 2018 ini mengharuskan pemain yang berdarah Asia Tengara sudah pernah menjalani 30 kali caps atau laga bersama Timnasnya masing-masing. Bagi pesepak bola kawasan ASEAN harus dibuktikan pemain bersangkutan lewat surat resmi dari Federasi. Tapi jumlah itu termasuk laga uji coba atau resmi dan tingkatan umur saat membela Tim Merah Putih belum dijelaskan.

Evan Dimas [Sumber Gambar]
Tapi dalam perkembanganya hinga kompetisi negeri jiran berlangsung para pemain tanah air yang ada disana tetap saja bisa berlaga. Padahal secara stastistik nama-nama anak bangsa macam Evan Dimas, Ilham Udin Armaiyn (Selangor FA), Andik Vermansah (Kedah FA), Achmad Jufriyanto (Kuala Lumpur FA), Ferdinand Sinaga (Kelantan FA) dan David Lali (Felcra FC) belum ada yang mencapai angka 30 pertandingan apabila hitungan Timnas Senior.

Ahmad Jufrinyanto [Sumber Gambar]
Kondisi tersebut seolah menjadi sebuah gambaran apabila kompetisi Malaysia atau Indonesia memiliki kesamaan dalam masalah menjalankan peraturan. Kendati dalam urusan menghukum tim liga terkena masalah financial lebih tegas mereka, namun dalam beberapa hal banyak yang sama. Ya, walaupun dalam perjalanannya kompetisi disana sudah sukses membuat Timnas meraih beberapa gelar juara.

Share
Published by
Galih

Recent Posts

Kronologi Demo Pati, Tantangan Bupati Pada Rakyat Berujung Tuntutan Mundur dari Jabatan

Pati bergolak! Kebijakan kenaikan tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) sampai 250%…

1 day ago

Kabar Duka, Mpok Alpa Meninggal Dunia setelah Diam-diam Berjuang Lawan Kanker

Kabar duka mengguncang dunia hiburan Indonesia. Salah satu wajah populer yang selalu mengundang gelak tawa,…

2 days ago

Sepak Terjang Kwik Kian Gie, Ahli Ekonomi dan Politikus yang Telah Tutup Usia

Indonesia kehilangan salah satu putra terbaiknya, Kwik Kian Gie, yang tutup usia di hari Senin…

2 weeks ago

Kontroversi Statemen Resmi Kepolisian tentang Penyebab Kematian Diplomat Muda RI

Misteri kematian seorang diplomat muda yang bekerja di Kementerian Luar Negeri (Kemlu) masih meninggalkan tanda…

2 weeks ago

Tsunami Sapu Jepang Usai Gempa 8,7 yang Guncang Rusia, Sejumlah Negara Terdampak

Jepang kembali diterpa tsunami. Kali ini terjadi gara-gara pusat gempa yang jauhnya ribuan kilometer dari…

2 weeks ago

Skandal Sister Hong, Pura-pura Jadi Wanita Demi Perdayai Kaum Pria dan Harta

Sedang ramai dibicarakan oleh masyarakat Negeri Tirai Bambu, China, seorang pria yang ditangkap gara-gara menyamar…

2 weeks ago