Categories: Trending

5 Peninggalan Walisongo yang Masih Tetap Dilestarikan Hingga Hari ini

Keterikatan antara Nusantara dan Islam tak bisa dijauhkan dari peran Walisongo. Ya, sosok-sosok berjasa inilah yang membuat agama ini berkembang pesat di Indonesia hingga akhirnya jadi mayoritas. Dulu, para Walisongo tidak melakukan metode penyebaran agama Islam seperti kebanyakan Dai saat ini. Melainkan cara-cara yang bisa diterima masyarakat.

Ya, seperti yang kita tahu, Walisongo menyiasati dakwah merakyat ini dengan mencampurkan kebudayaan asli setempat yang disisipi hal-hal berbau Islam. Hasilnya ternyata sangat bagus. Mayoritas menerima dengan baik dan kemudian tak ragu mengucapkan dua kalimat syahadat dan masuk Islam. Bertahun-tahun setelah peninggalan para perintis Islam itu, ternyata beberapa kebiasaan yang dulu pun masih tetap dilestarikan hingga saat ini.

Nah, berikut adalah deretan peninggalan Walisongo yang masih sangat lekat di tengah-tengah masyarakat.

1. Tahlilan

Di masyarakat perkotaan mungkin kebiasaan ini sudah mulai menghilang, namun di desa dan beberapa tempat tertentu tahlilan masih sangat dilestarikan. Tahlilan biasanya dilakukan dengan cara membaca Surat Yasin terlebih dahulu lalu kemudian dilanjutkan dengan bacaan tahlil. Selepas itu biasanya diselingi dengan acara ramah tamah sambil makan atau minum.

Tahlilan adalah warisan Walisongo [Image Source]
Nah, kebiasaan ini adalah yang diajarkan Walisongo dulu. Ya, tahlilan ini sebenarnya adalah kebiasaan para leluhur terdahulu. Sama seperti tahlil sekarang, dulu orang-orang berkumpul di suatu tempat kemudian melakukan puja puji. Ketika para Walisongo datang, kebiasaan ini diubah dengan disisipi bacaan-bacaan Al-Qur’an dan dzikir. Hingga akhirnya jadilah tahlil yang sekarang.

2. Tahlilan 7 Hari, 40 Hari, dan Seterusnya

Ketika ada salah satu anggota keluarga meninggal, biasanya diadakan peringatan 7 hari, 40 hari hingga 100 hari. Tata cara pelaksanaannya biasanya dengan mengumpulkan orang-orang sekitar kemudian bersama-sama membaca tahlil dan juga surat Yasin. Kebiasaan ini ternyata juga diturunkan dari Walisongo.

Kita mengenal selamatan 7 hari, 40 hari dan seterusnya, itu juga warisan Walisongo [Image Source]
Sama seperti tahlil, orang dulu memang melakukan perkumpulan pada hari-hari tertentu setelah kematian seseorang. Setelah Walisongo datang, kebiasaan ini dikemas secara Islami dan akhirnya bertahan hingga sekarang. Ada sebuah riwayat yang mengatakan jika pada hari-hari tertentu orang-orang yang meninggal akan mendatangi keluarganya. Untuk melihat apakah keluarganya tak lupa mendoakannya atau tidak. Hal ini mungkin juga jadi alasan para Walisongo untuk mengemas ritual kuno menjadi tahlilan 7 hari dan sebagainya itu.

3. Memberikan Jajanan Pasar Sebagai Simbol Tertentu

Kita mengenal jajanan tradisional sebagai khasanah kekayaan budaya saja. Padahal banyak dari mereka ternyata dibuat oleh Walisongo, tentunya dengan maksud dan tujuan tertentu. Ya, beberapa jajanan kuno memiliki filosofi yang sangat dalam.

Jajanan pasar tak hanya enak tapi punya makna filosofis dalam [Image Source]
Misalnya Lemper, kue manis satu ini punya makna “Yen dilem atimu ojo memper” yang artinya jika hatimu dipuji maka jangan sombong. Contoh lain adalah kue Apem yang makna sebenarnya adalah Afwun yang artinya maaf. Kue Apem sendiri seringkali diberikan kepada tetangga kanan kiri sebagai simbol meminta maaf. Hal-hal semacam ini semua dipikirkan oleh para Walisongo dan masih sering kita temui hingga saat ini.

4. Wayang Kulit Bernafaskan Islam

Sunan Kalijaga sebagai satu-satunya Wali keturunan Jawa memang sangat dekat dengan kebudayaan Jawa. Beliau punya cara unik tersendiri untuk menyebarkan agama Islam kepada masyarakat. Salah satunya lewat wayang kulit. Ya, acara ini memang tidak ada matinya mulai dulu hingga saat ini.

Dulu wayang kulit dipakai untuk menyebarkan Islam [Image Source]
Namun karena yang mendalang adalah Sunan Kalijaga, maka wayang kulit yang dipertunjukkannya tentu lain. Ya, Sunan Kalijaga mengemas cerita-cerita pewayangan dengan menyisipkan hal-hal yang berbau Islami. Misalnya saja dalam lakon Jimat Kalimasodo. Kisah pewayangan ini adalah tentang pencarian sebuah jimat bernama Kalimasodo. Kalimasodo sendiri diartikan sebagai dua kalimat sahadat. Islam bisa makin diterima salah satunya lewat upaya Sunan Kalijaga ini. Bahkan sampai kini beberapa kisah gubahan beliau tetap dipentaskan.

5. Selamatan 4 Bulanan

Ketika seorang wanita hamil, maka sudah barang pasti ia akan melakukan ritual 4 bulanan. Ritual ini konon sudah ada sejak zaman dulu, tujuannya agar si jabang bayi dan ibunya bisa tetap sehat serta selamat saat lahiran nanti. Hal ini kemudian dikemas ulang oleh Walisongo dengan menyematkan hal-hal keislaman.

Selamatan 4 bulanan juga tak lepas dari pengaruh Walisongo yang mengemasnya lebih Islami [Image Source]
Ritual empat bulanan sekarang dilakukan dengan cara membacakan surat-surat tertentu yang dikhususkan kepada si jabang bayi. Biasanya surat yang dibaca adalah Maryam, Yusuf dan Muhammad. Ritual ini sebenarnya punya maksud tertentu selain memberikan keselamatan kepada ibu dan bayinya. Ya, sering diriwayatkan jika dalam masa 4 bulan adalah waktu di mana Allah menuliskan nasib si bayi, mulai dari bagaimana hidupnya nanti, hingga kapan waktu kematiannya. Sehingga, acara 4 bulanan sendiri juga dimaksudkan agar si bayi memiliki nasib yang baik nantinya.

Kebiasaan-kebiasaan ini masih sering kita jumpai di tengah-tengah masyarakat, bahkan mungkin dilakukan oleh keluarga sendiri. Tak masalah untuk melanjutkan hal-hal yang semacam ini. Selain untuk melestarikan budaya, toh inti dari kebiasan-kebiasaan di atas juga baik. Bahkan bisa merekatkan ukhuwah atau persaudaraan antara Muslim. Bahkan mungkin lewat deretan kebiasaan di atas, leluhur kita akhirnya memeluk Islam dan akhirnya turun temurun hingga ke zaman kita. Jadi, kesimpulannya, kita bisa beragama Islam sejak lahir mungkin lantaran deretan hal-hal di atas.

Share
Published by
Rizal

Recent Posts

Dubai Dihantam Hujan Badai Sebabkan Banjir, Puluhan Nyawa Melayang

Jakarta banjir, sudah menjadi “acara” tahunan yang membuat banyak warga menjadi lebih “santuy” saat menghadapinya.…

14 hours ago

Seorang Ibu Harus Kehilangan Bayinya karena Dipijat Nenek Buyut Sejak Baru Lahir

Siapa sangka sebuah pijatan yang bisa merelaksasi dan menyembuhkan penyakit pada orang dewasa, bisa berujung…

2 days ago

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Usai Pesta Ganja Pakai Modus Baru Rokok Elektrik

Nama selebgram Chandrika Chika terseret pada kasus penyalahgunaan narkoba yang baru-baru ini terungkap. Tidak sendirian,…

4 days ago

Wah Ratusan KK Warga Desa Wunut Klaten Mendapat THR 400 Ribu dari Pendapatan Desa!

Mendapat tunjangan hari raya (THR) dari perusahaan atau tempat kita bekerja, memang sudah biasa. THR…

6 days ago

Idap Anemia Aplastik Sejak Tahun Lalu, Babe Cabita Hembuskan Napas Terakhirnya

Kabar duka datang dari keluarga besar Stand Up Comedy Indonesia. Priya Prayoga Pratama atau lebih…

2 weeks ago

Kecelakaan Maut KM 58 Tol Cikampek Sebabkan 12 Orang Meninggal Dunia Seketika

Kecelakaan maut terjadi di Tol Jakarta-Cikampek, Karawang, Jawa Barat, tepatnya pada Km 58, pada hari…

3 weeks ago